Ada beberapa hal yang tidak dimiliki oleh rumah sakit sehingga ibu hamil memilih melahirkan di rumah saja. Apakah ini hanya sekedar trend yang sedang berkembang?
Ketika rumah sakit atau klinik bersalin belum ada, dimanakah ibu yang sedang hamil besar melahirkan ?
Di rumah tentunya, seperti yang dialami oleh eyang atau nenek buyut kita dulu. Tak peduli apakah beliau itu tinggal di tengah kota atau di desa.
Namun zaman pun berputar dan berubah. Belakangan, melahirkan di rumah (home birth) kembali jadi pilihan, dan yang memilihnya adalah para calon ibu yang sebetulnya bisa melahirkan di klinik bersalin atau rumah sakit.
Tak hanya di Indonesia, ibu hamil di Amerika Serikat pun sekarang banyak yang memilih melahirkan di rumah. Data resmi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pemberantasan Penyakit di Amerika menunjukkan, jumlah ibu yang melahirkan di rumah mengalami peningkatan sebesar 30% selama 2004-2009.
Lalu kenapa ibu hamil memilih bersalin di rumah? Apa yang tengah terjadi dengan rumah sakit atau klinik bersalin?
Rumah sakit atau klinik bersalin masih menyenangkan kok bagi sebagian besar ibu hamil di perkotaan. Cuma, kalau mereka mulai memilih bersalin di rumah, tentu karena mereka menemukan keuntungan lainnya yang boleh jadi tidak bisa diberikan rumah sakit.
Banyak ibu hamil yang menganggap bersalin di rumah lebih nyaman dan jauh lebih murah. Selain itu, tenaga kesehatan yang membantu bisa fokus pada satu pasien, sehingga ibu akan lebih mudah merasa relaks, dan risiko infeksi nosokomial bisa dihindari. Kemudian setelah persalinan, ibu dan bayi dapat bersama-sama selalu sehingga mampu meningkatkan boundingnya dengan bayi serta keluarga.
Menurut para ahli persalinan di rumah, ibu hamil akan mendapatkan perhatian yang penuh dari orang yang memiliki hubungan personal dengannya. Privacy pun lebih terjaga. Dan pada akhirnya ibu hamil akan merasa lebih nyaman saat melahirkan.
Dan seperti kita tahu, soal kenyamanan merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dipunyai seorang ibu yang mau melahirkan. Sistem tubuh baru akan bekerja lebih baik saat kondisi nyaman. Itulah mengapa banyak orang yang dapat tidur lelap di rumah sendiri, tapi tidak saat berada di tempat lain. Itu karena pada kondisi tertentu sistem otot dan hormonal di dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal yang kurang lebih sama berlaku buat persalinan. Bila lingkungan nyaman, hormon-hormon yang membantu persalinan (hormon oksitosin) akan keluar dengan maksimal.
Nyaman sudah. Tapi apakah cukup aman melahirkan di rumah ?
Perlu diperhatikan, bahwa persalinan di rumah juga penuh resiko. Misal, saat menghadapi kasus emergency dan harus segera dibawa ke rumah sakit akan butuh waktu yang relatif lebih lama. Padahal saat itu keselamatan ibu dan bayi berpacu dengan waktu.
Itu baru satu kasus. Kasus lainnya, bisa saja mendadak ditemukan penyulit di tengah proses persalinan. Sementara di rumah sangat terbatas personel dan peralatan medis.
Bahkan sampai saat ini pun belum ada regulasi yang menaungi baik dari sisi keamanan pasien maupun keamanan praktik tenaga kesehatan. Karenanya, untuk menyanggupi permintaan pendampingan persalinan di rumah tidak bisa serampangan, butuh seleksi dan feel, mana yang bisa dituruti dan mana yang tidak.
Namun, ada juga ibu hamil yang nekat. Meski harusnya didampingi nakes atau tenaga kesehatan, ia tetap melahirkan di rumah tanpa pendampingan tersebut. Jika memang hal ini yang dipilih, pastikan ibu hamil dan keluarga yang mendampingi, memahami resiko yang mungkin timbul dari keputusan ini.
Tak kalah penting, ibu hamil, suami dan keluarga harus memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai persalinan dan perawatan bayi baru lahir, juga tindakan yang harus dilakukan jika ada faktor penyulit di tengah proses kelahiran. Jadi, lakukanlah perencanaan dengan matang. Misalnya, terus-menerus melakukan pelatihan (simulasi) persalinan, serta memberi pengertian dan melibatkan semua pihak yang mungkin diperlukan saat persalinan.
Karenanya, persalinan di rumah hanya diperkenankan bagi ibu yang risiko kehamilannya rendah. Apabila kehamilannya dinyatakan berisiko tinggi, maka rumah sakit harus menjadi pilihan utama.
Kita patut bersyukur karena nenek atau eyang buyut kita dikaruniai kesehatan yang prima-sehingga amn-aman saja mereka melahirkan anak-anaknya di rumah.
Melahirkan di rumah memang nyaman, karenanya kembali diminati. Namun semoga ini bukan sekedar trend, apalagi demi gaya hidup yang keren, karena faktor keamanan tetap yang utama, jangan sampai terabaikan.