Bagaimana bisa terjadi kehamilan kosong? Padahal hasil testpack menunjukkan positif hamil. Ibu juga merasa mual, nyeri pada payudara, dan tanda-tanda kehamilan lainnya. Tetapi, memasuki minggu ke 8 kehamilan, dokter menyatakannya sebagai kehamilan kosong. Kok, bisa ya?
Kehamilan kosong (blighted ovum / BO) atau kehamilan anembrionik adalah salah satu bentuk keguguran di awal kehamilan. Kondisi ini didiagnosis melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) dimana terdapat gambaran kantung kehamilan (biasanya ukuran lebih dari 20 mm) tanpa gambaran embrio yang berkembang di dalamnya.
Uniknya, saat hasil pemeriksaan menyatakan kehamilan itu kosong, sering kali Ibu masih tetap merasakan berbagai keluhan awal kehamilan, seperti mual, nyeri pada payudara, dan muntah-muntah. Bahkan, Ibu tidak merasakan adanya kelainan pada kehamilannya. Nah, ternyata keluhan-keluhan seperti itu tidak selalu menandakan janin berkembang dengan baik atau tidak, karena kenaikan kadar hormon kehamilanlah yang mempunyai peran.
Namun, pada beberpa kasus, ada pula yang disertai dengan flek-flek di awal kehamilan. Hal ini terjadi karena mekanisme tubuh secara alami berusaha mengeluarkan hasil konsepsi/pembuahan yang tidak normal. Keadaan ini biasanya ditemukan di usia kehamilan antara 8-13 minggu, saat pemeriksaan rutin kehamilan.
BO memang terjadi akibat pertemuan sel telur dan sel sperma hingga terjadi pembuahan. Lalu sel-sel itu membentuk kantung ketuban, plasenta dan hormon Human Chrionic Gonadtrophin (hCG). Hormon inilah yang memberi sinyal bahwa kehamilan sudah terjadi dengan tanda positif.
Kantung ketuban juga akan terus berkembang layaknya kehamilan normal, padahal sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna. Tak heran, BO akan dirasakan sebagai kehamilan yang normal.
Penyebab Kehamilan Kosong (BO)
Sebagian besar penyebab kehamilan kosong (BO) terjadi karena adanya kesalahan di awal pembentukan embrio, misalnya kelainan kromosom. Biasanya sangat jarang disebabkan oleh kelainan atau hal-hal lain yang terjadi pada kedua orangtua.
Tahun 2007, peneliti dari The National Center for Biotechnology Information (NCBI, bagian dari NLM : National Library of Medicine di Amerika Serikat) menganalisis bahan genetic dari hampir 100 BO dan menemukan lebih dari dua pertiga (2/3) dari mereka memiliki kromosom yang tidak normal. Dalam banyak kasus, telur atau embrio memiliki kromosom lebih banyak disbanding jumlah normalnya, yaitu 46, atau sebaliknya kekurangan kromosom.
Karena penyebab tersering kehamilan anembrionik ialah adanya kesalahan pada saat awal pembentukan embrio, yaitu kelainan kromosom yang bersifat acak, maka kejadian ini tidak dapat kita cegah. Kabar baiknya, biasanya kehamilan anembrionik merupakan kejadian acak sehingga sangat jarang terulang kembali.
Prosedur Mengatasi Kehamilan Kosong (BO)
Setelah dokter mendiagnosis terjadinya BO, ada beberapa pilihan untuk prosedur dan cara untuk mengatasi kehamilan kosong tersebut, yaitu manajemen ekspektatif, medikamentosa (istilah kedokteran berkenaan dengan obat-obatan dalam pengobatan atau perawatan penyakit), dan pembedahan (kuretase/kuret). Berikut penjelasannya :
Manajemen Ekspektatif. Dapat dipilih bila tidak ada perdarahan aktif, tanda infeksi, serta Ibu Bapak sudah mendapatkan penjelasan mengenai kemungkinan rasa nyeri atau perdarahan yang dapat muncul di rumah selama proses menunggu dan memutuskan.
Indikator dari manajemen ekspektatif ditentukan oleh keadaan umum Ibu dan pekembangan kondisi kehamilan dalam kurun waktu dua minggu ke depan, jika terdapat hal-hal yang mengganggu atau Ibu berubah pikiran, maka perlu dipertimbangkan terapi pembedahan.
Manajemen Medikamentosa. Manajemen ini juga hanya dapat dilakukan apabila tidak ada perdarahan aktif pada Ibu ataupun tanda infeksi. Ibu dan Bapak juga harus mengetahui kemungkinan rasa nyeri berlebihan dan perdarahan yang dapat terjadi selama pemberian obat. Ibu juga harus mengetahui kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pasca pemberian obat, seperti : mual, muntah, dan diare (biasanya mencapai 40%).
Selama pemberian obat, sebaiknya Ibu dirawat inap di rumah sakit. Kalaupun dirawat jalan, perlu mendapat penjelasan detail mengenai kondisi gawat darurat yang dapat terjadi serta cara mencari pertolongannya. Bila hasil konsepsi tidak juga keluar dalam satu minggu, perlu dilakukan tindakan pembedahan.
Manajemen Pembedahan (Kuretase). Pada manajemen ini terdapat kelebihan dibandingkan dua prosedur sebelumnya, yaitu lebih sedikit darah yang dikeluarkan dan durasinya lebih cepat. Kuret isap memiliki angka keberhasilan 100%. Walaupun demikian, kuretase memiliki risiko adanya perforasi (pelubangan) rahim, infeksi, ataupun risiko dari pembiusan.
Kapan Bisa Hamil Lagi
Untungnya, kehamilan kosong (BO) tidak berpengaruh pada rahim atau kesuburan. Jadi, Ibu dapat kembali hamil normal. Setelah menjalani pembersihan sisa konsepsi/kehamilan, Ibu akan menjalani periode seperti nifas pascapersalinan, tetapi lebih singkat dari kehamilan normal. Setelah proses itu, kesuburan Ibu dapat segera kembali. Ada baiknya sebelum memutuskan untuk hamil yang berikutnya, konsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter.
Waktu hamil yang tapat setelah keguguran sering diperdebatkan di dunia medis, semuanya memiliki pendapat masing-masing. World Health Organization (WHO, Organisasi Kesehatan Dunia) menganjurkan jeda waktu setidaknya selama enam bulan sebelum mencoba hamil kembali. Anjuran ini berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti dari University 0f Aberdeen, Inggris, yang disimpan oleh Chief Scientist Office di Skotlandia dan dipublikasikan oleh British Medical Journal. Penelitian yang dilakukan pada 30.000 perempuan Skotlandia ini menerangkan, perempuan yang mengalami kehamilan dalam jarak waktu enam bulan setelah keguguran dapat mengurangi risiko keguguran untuk kedua kalinya di kehamilan berikutnya.
Akan tetapi, peelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Yang paling penting, penelitian tidak menyebutkan apakah penundaan antara kehamilan dan keguguran berikutnya adalah karena pasangan memilih untuk menunggu sebelum mencoba lagi atau disebabkan oleh kesulitan terjadinya pembuahan. Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan, kehamilan bisa sukses segera setelah keguguran. Meskipun begitu, kesehatan fisik serta emosional Ibu dan Ayah harus disiapkan dengan baik sebelum mencoba hamil lagi. Sekaligus meningkatkan kemungkinan kehamilan sehat di kehamilan berikutnya.
Dampak Kehamilan Kosong (BO)
Mengalami keguguran, baik itu di periode sangat awal kehamilan maupun sudah lebih lanjut, tentu dapat menimbulkan stress, baik Ibu maupun Ayah, terutama ketika Ibu dan Ayah sudah mengharapkan hadirnya si buah hati.
Ya, setiap anak yang tidak sempat lahir, bahkan ketika ia masih berbentuk embrio, memang tak akan tergantikan oleh anak berikutnya. Namun, yakinlah bahwa ini merupakan proses seleksi alam yang terbaik. Yakinlah, pengalaman ini akan semakin membuat Ibu dan Ayah kuat dan bersyukur kala mendapatkan kehamilan normal di waktu berikutnya. Kita memang bisa merencanakan, tapi hanya Tuhan yang Maha menentukan. Yang terpenting, kita harus yakin, Tuhan selalu memberi jalan yang terbaik bagi kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.