Wednesday, April 16, 2014

Kehamilan Kosong

kehamilan kosong | blighted ovum
Kehamilan kosong atau istilah medisnya, Blighted Ovum, dikenal juga sebagai kehamilan tanpa embrio, yaitu sebuah kehamilan yang semenjak awal pembuahannya memang tidak menghasilkan embrio. Namun layaknya kehamilan normal, kantung ketuban pada kehamilan kosong tetap terbentuk, demikian pula dengan plasenta. Bahkan, kantung kehamilannya terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, hanya saja sel telur yang telah dibuahi gagal berkembang secara sempurna.

Dengan kondisi itu, Ibu tetap akan merasa berbagai tanda awal kehamilan seperti yang dialami oleh wanita hamil pada umumnya. Tak heran jika Ibu terkecoh dan menduga dirinya hamil, karena memang merasakan tanda-tanda kehamilan seperti pada umumnya. Bila diamati secara fisik pun, tubuh Ibu memang mengalami perubahan lantaran kantung kehamilan yang berkembang menjadikan perut terlihat sedikit buncit.

Tak hanya itu, produksi hormon HCG di tubuh Ibu juga meningkat. Itulah mengapa, ketika melakukan tes kehamilan, Ibu juga akan memperoleh hasil yang positif. Adanya perubahan hormon pada tubuh juga menyebabkan Ibu mengalami tanda-tanda awal kehamilan, seperti kehamilan normal umumnya, yakni mual muntah, pusing-pusing, sembelit, dan tanda-tanda awal kehamilan lainnya.

 

 

 

Mendeteksi Kehamilan Kosong

 

 

blighted ovum
Mendeteksi kehamilan kosong atau blighted ovum biasanya dilakukan dengan melakukan pemeriksaan USG, yang biasa dilakukan saat usia kehamilan menginjak 6-8 minggu. Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan kosong, kecuali dengan pemeriksaan USG. Akan tetapi, kehamilan kosong ini juga dapat ditandai dengan adanya perdarahan layaknya mengalami gejala keguguran. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.

Jadi, Ibu baru dapat diindikasikan mengalami kehamilan kosong bila telah melakukan pemeriksaan USG Transvaginal di usia kehamilan 6-8 minggu. Karena pada usia tersebut, diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa lebih jelas terlihat adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Bila diamati, bentuknya menyerupai lingkaran hitam yang berisi cairan dan tidak tampak bayangan calon janin sama sekali.

 

 

 

Penyebab Kehamilan Kosong

 

 

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab terjadinya kehamilan kosong atau blighted ovum. Namun, sekitar 60% disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Dengan kata lain, terjadi kelainan genetis dimana kualitas dan kuantitas sperma serta sel telur tidak baik, sehingga saat terjadi pembuahan, hasilnya tidak berkembang prima.

Penyebab lainnya, infeksi TORCH dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG, serta faktor imunologis, seperti adanya antibodi terhadap janin. Risiko ini juga meningkat bila usia suami dan istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

 

 

 

Tindakan Yang Diambil Apabila Terjadi Kehamilan Kosong

 

 

kehamilan kosong
Kehamilan kosong tidak mungkin dilanjutkan. Bila kehamilan kosong dibiarkan alias tidak dikeluarkan malah akan berkembang menjadi keganasan. Untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim dilakukan dengan cara kuretase atau menggunakan obat.

Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim. Namun, pada usia kehamilan yang awal, biasanya tidak diperlukan tindakan kuretase karena janin dapat dikeluarkan secara sempurna hanya dengan pemberian obat. Tidak demikian dengan usia kehamilan yang lebih tua sering diperlukan kuretase agar jaringan yang tertinggal dapat dibersihkan. Batas usia kehamilan yang dapat dilakukan kuretase adalah 16 minggu.

Untuk menangani kehamilan kosong lebih disarankan kuretase karena dianggap memiliki kelebihan. Pertama, kuretase dapat mencegah terjadinya infeksi, selain juga dapat sekaligus melakukan pemeriksaan kromosom. Tindakan ini dilakukan sekaligus untuk mendeteksi bila terjadi kelainan yang bersifat genetis, sehingga Ayah dan Ibu dapat melakukan sejumlah persiapan untuk memperbaiki kualitas sperma dan sel telur sebelum merencanakan kehamilan berikutnya.

Setelah tindakan kuretase, waktu pemulihan juga tidak lama, kira-kira 24 jam. Bahkan, 2-3 jam setelah tindakan kuretase, Ibu sudah diperkenankan pulang dan disarankan istirahat sehari. Bagi Ibu yang bekerja, dua hari setelah kuretase biasanya sudah dapat masuk kerja kembali. Namun, Ibu yang bersangkutan sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang berat dahulu.

 

 

 

Pengaruh Kehamilan Kosong dan Kuretase Terhadap Kesuburan

 

 

Kehamilan kosong atau blighted ovum tidak akan berpengaruh terhadap kesuburan seorang wanita. Seseorang yang pernah mengalami kehamilan kosong dapat kembali hamil normal. Namun, bila Ibu mengalami kehamilan kosong yang berulang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang intensif karena dikhawatirkan adanya kelainan kromosom. Untuk itu perlu dilakukan tes genetika dan bila perlu terapi 1-3 bulan sebelum mencoba hamil kembali, bergantung pada hasil pemeriksaan dokter.

Setelah kuretase, Ibu disarankan menunda kehamilan selama kurang lebih 6 bulan. Hal itu dimaksudkan agar kondisi rahim benar-benar pulih dan siap menerima kehadiran janin. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa wanita bisa segera hamil setelah dikuret, jadi tidak harus menunggu 6 bulan. Alasannya, karena secara fisik, tubuh dan rahim Ibu hanya membutuhkan  waktu sekitar 2-3 bulan untuk memulihkan keadaannya dan siap menerima kehamilan berikutnya.

 

 

 

Pencegahan Terjadinya Kehamilan Kosong

 

 

Agar tidak terjadi kehamilan kosong atau blighted ovum, dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan, seperti pemeriksaan TORCH. Lakukan pemeriksaan TORCH sebelum merencanakan kehamilan. Lakukan imunisasi rubela pada wanita yang hendak hamil. Sedangkan bagi Ibu yang menderita suatu penyakit tertentu, seperti diabetes maupun infeksi yang disebabkan oleh streptokokus, hendaknya disembuhkan terlebih dahulu.

Bagi Ibu yang menderita gangguan pembekuan darah atau faktor anticardiolipin (ACA), alangkah baiknya melakukan terapi dengan mengkonsumsi obat-obatan anti pembekuan darah. Dengan demikian, tidak ada lagi penyumbatan pembuluh darah ke janin yang menyebabkan janin tidak mendapatkan suplai makanan, minuman dan oksigen.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan oleh Ayah dan Ibu yang merencanakan kehamilan ialah mengontrol kadar gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bial sudah diatas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma / ovum baik, serta memeriksakan kehamilan secara rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai masalah seputar ibu hamil, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.