Sunday, December 13, 2015

Bolehkah Ibu Hamil Bersepeda ?

bersepeda saat hamil,ibu hamil bersepeda,ibu hamil naik sepeda
Terdapat pertanyaan yang sangat sering dikemukakan banyak orang, bolehkah Ibu hamil bersepeda? Bagi Ibu yang sebelum hamil memiliki hobi bersepeda, bisa tetap meneruskan olahraga ini saat berbadan dua. Tentu dengan mematuhi rambu-rambunya.

Olahraga sepeda dilakukan dengan posisi duduk sehingga berat badan ditopang oleh sepeda. Efeknya, tidak menimbulkan goncangan yang berlebih pada bagian perut ataupun gangguan pada beberapa struktur penopang tubuh, seperti: tulang belakang, tulang panggul, dan lutut. Itulah mengapa, dibandingkan dengan olahraga lari atau jogging, bersepeda cenderung lebih aman.

Seseungguhnya, pada trimester manapun, olahraga sepeda bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran jantung-paru, menurunkan risiko terjadinya kegemukan atau komplikasi kehamilan berupa preeklamsia (tekanan darah tinggi dalam kehamilan), eklamsia (tekanan darah tinggi disertai kejang), dan penyakit kencing manis.


Apa Kata Penelitian Mengenai Bersepeda Saat Hamil?


Penelitian yang dilakukan pada 2003 di Swedia menunjukkan, Ibu hamil yang secara aktif melakukan olahraga intensitas sedang (misalnya: berenang dan bersepeda) mengalami penurunan risiko preklamsia sebesar 24% dibandingkan dengan Ibu hamil yang tidak aktif/rutin melakukan olahraga. Risiko preeklamsia menurun seiring dengan energy yang terbuang akibat meningkatnya aktivitas fisik.

Bersepeda saat hamil juga baik untuk kesehatan psikis. Tahun 2013, The University of Western Australia mengajak puluhan Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 minggu dan memiliki riwayat diabetes gestasional (diabetes yang dialami selama hamil) di kehamilan sebelumnya, untuk rutin bersepeda dan menjadi bagian dari penelitian mereka. Salah satu peserta penelitian mengaku, rutin bersepeda saat hamil membuat kehamilannya jadi lebih menyenangkan dari kehamilan sebelumnya. Ia juga merasa lebih bahagia dan tidak mengalami stres.

Kalau Ibu senang tentunya janin juga senang dan kesehatan psikisnya akan terjaga dengan baik. Dampaknya, janin akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.


Waktu Paling Aman Untuk Bersepeda Saat Hamil


Meski memberi manfaat kesehatan pada trimester manapun, waktu yang paling aman untuk bersepeda saat hamil adalah pada trimester 2 dan 3.

Di trimester 1 sedang terjadi proses penempelan janin pada dinding rahim sehingga risiko keguguran sangat tinggi. Sedangkan di trimester 2 dan 3, kehamilan sudah lebih stabil dan Ibu pun sudah lebih beradaptasi dengan kehamilannya. Akan tetapi, jika di trimester 3, Ibu hamil mulai merasakan kontraksi sekecil apa pun, sangat dianjurkan untuk berhenti bersepeda.

Bila Ibu sudah terbiasa berolahraga sejak sebelum hamil, maka bersepeda bisa mulai dilakukan secara bertahap sejak trimester 1. Tetapi bila Ibu mengalami kehamilan dengan komplikasi, harus mempertimbangkannya dahulu. Pasalnya, aktivitas olahraga jenis apa pun dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Jadi, sebaiknya Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan agar berkonsultasi dahulu dengan dokter spesialis kedokteran olahraga sebelum dan selama melakukan kegiatan olahraga jenis apa pun.

Selain itu, meski tergolong aman dan memiliki banyak kebaikan untuk Ibu hamil, bersepeda saat hamil mempunyai risiko pula, yang paling berbahaya adalah jatuh. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, perut Ibu juga semakin besar sehingga menyulitkan untuk mengatur keseimbangan, terutama bagi Ibu hamil yang sebelum hamil tidak terbiasa bersepeda. Risiko lainnya, bersepeda saat hamil dapat memicu terjadinya kontraksi, terutama pada usia kehamilan tua.

Jangan merasa cemas yang berlebihan dulu. Semua risiko itu dapat diminimalisasi. Caranya? Dengan mempraktikkan panduan sebelum, selama dan sesudah bersepeda untuk Ibu hamil.


Panduan Ibu Hamil Sebelum Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil sebelum melakukan olahraga bersepeda :
  • Wajib melakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai bersepeda untuk menghindari kram otot.
  • Bila ingin bersepeda di luar ruangan sangat disarankan menggunakan helm, sepatu olahraga, dan celana khusus bersepeda untuk keamanan serta kenyamanan Ibu hamil saat bersepeda.
  • Pakaian yang digunakan dapat menyesuaikan dengan tempat bersepeda, misalnya menggunakan jaket bila cuaca sejuk atau berangin dan pakaian  longgar bila ingin berolahraga di dalam ruangan atau saat cuaca lebih hangat.
  • Siapkan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga.
  • Sesuaikan tinggi handle (setang) sepeda untuk mengikuti perubahan bentuk perut Ibu hamil sehingga dapat bersepeda dengan nyaman.


Panduan Ibu Hamil Selama Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil selama melakukan olahraga bersepeda :
  • Jika bersepeda di luar ruangan lebih baik bersepeda di lingkungan yang telah Ibu kenal sehingga bisa menghindari jalanan yang berbatu dan bisa bersiap-siap sebelum menghadapi jalan menanjak atau banyak turunan untuk menghindari goncangan.
  • Gunakan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga. Berhentilah bersepeda bila detak jantung Ibu tinggi. Kalau detak jantung Ibu tinggi, detak jantung janin akan lebih tinggi lagi. Ini harus dihindari karena detak jantung yang cepat dalam waktu lama dan berulang-ulang akan membuat janin tidak tenang bahkan bisa mengancam keselamatan janin.
  • Pertahankan posisi tegak saat bersepeda dan tidak terlalu condong ke depan untuk menghindari tekanan pada bagian perut. Untuk Ibu hamil, bersepeda baiknya dengan posisi lebih tegak atau dapat menggunakan sepeda dengan jok yang memiliki sandaran agar Ibu bisa duduk lebih tegak dengan nyaman. Posisi jok sepeda juga dapat diturunkan sehingga setang sepeda menjadi lebih tinggi dari sadel untuk menghindari posisi membungkuk.
  • Tetap terhidrasi dengan cara cukup minum selama berolahraga. Sangat disarankan membawa sendiri air mineral selama berolahraga agar tidak dehidrasi.
  • Hindari bersepeda di tempat panas untuk menghindari dehidrasi, kelelahan, atau heat stroke (kondisi mengancam dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius). Pilih waktu bersepeda di cuaca yang tidak terlalu panas atau saat sinar matahari sedang tidak terik.
  • Lakukan bersepeda selama 30 menit. Namun, bagi Ibu yang belum biasa bersepeda saat hamil, durasinya dapat ditingkatkan secara bertahap setiap minggu dari 10 menit sehari sampai akhirnya mencapai target 30 menit sehari.
  • Bila Ibu merasa lelah atau pusing saat bersepeda, ambil waktu untuk beristirahat hingga keadaan normal kembali. Dengarkan sinyal dari tubuh Ibu. Bila tubuh tidak sanggup bersepeda lagi, sebaiknya langsung hentikan.
  • Untuk menjaga tubuh tetap bugar, baiknya Ibu hamil bersepeda setiap hari. Namun, jika mengalami kesulitan untuk berolahraga setiap hari, setidaknya dapat tetap aktif berolahraga, misalnya dengan bersepeda minimal 3 kali seminggu.


Panduan Ibu Hamil Setelah Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil setelah melakukan olahraga bersepeda :
  • Cooling Down dan Stretching wajib dilakukan lagi setelah Ibu berolahraga.
  • Rehidrasi dengan cukup minum. Jumlah dan jenis minuman (air mineral atau sports drink) bergantung pada intensitas dan durasi bersepeda yang dilakukan. Semakin tinggi intensitas dan durasi, semakin banyak pula jumlah cairan yang dibutuhkan tubuh.
  • Ganti kalori yang terbuang dengan mengkonsumsi makanan bergizi setelah berolahraga.



Monday, December 7, 2015

Hamil Anggur Itu Apa

hamil anggur,hamil anggur adalah,hamil anggur dan hamil diluar kandungan,hamil anggur itu apa,tanda2 hamil anggur
Usia kehamilan Ibu baru 1 bulan, tetapi perut sudah tampak membuncit? Bisa jadi, itu pertanda hamil anggur. Ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Trimester pertama kehamilan adalah masa paling penting bagi pertumbuhan janin. Di fase inilah embrio terbentuk hingga berubah menjadi janin. Namun, pada sebagian Ibu hamil, sel telur yang sudah dibuahi tidak berkembang secara normal. Kondisi ini memicu terjadinya kehamilan abnormal yang disebut hamil anggur atau istilah medisnya mola hydatidosa.

Setelah masa pembuahan, sel telur yang sudah dibuahi seharusnya membelah diri menjadi ratusan sel dengan fungsi berbeda-beda. Sel telur yang berada di dalam rahim akan berkembang menjadi janin, sedangkan sel telur yang berada di luar akan berubah menjadi plasenta. Nah, pada kasus hamil anggur, sel telur di dalam rahim berhenti berkembang dan menjadi massa jaringan atau tumor jinak.

Berdasarkan penyebabnya, hamil anggur dibagi menjadi dua kelompok, yakni hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial.

Pada hamil anggur lengkap, sel telur tidak berkembang sama sekali. Sementara sel yang sedianya akan menjadi plasenta terus berkembang menjadi trofoblas (sel-sel muda) yang kemudian membentuk gelembung-gelembung mirip anggur berisi cairan. Sel-sel ini terus tumbuh meski disertai kelainan tidak memiliki pembuluh darah.

Sedangkan hamil anggur parsial terjadi saat satu sel telur normal dibuahi oleh dua sperma. Sel yang telah dibuahi itu akan menjadi embrio namun disertai dengan kecacatan. Jaringan plasenta abnormal akan terus tumbuh, juga dengan kelainan, namun pada akhirnya akan berhenti berkembang dengan sendirinya.


Gejala Hamil Anggur


Ibu yang mengalami hamil anggur akan merasakan gejala-gejala kehamilan yang sama dengan yang dirasakan Ibu hamil di trimester pertama, seperti morning sickness. Namun, kondisi ini biasanya akan diikuti dengan gejala lain yang lebih spesifik :
  • Flek atau perdarahan dari vagina, bisa terjadi saat kehamilan berusia 6 hingga 12 minggu.
  • Keluar jaringan atau cairan berbentuk gelembung mirip buah anggur atau mata ikan dari vagina.
  • Ukuran rahim tidak normal. Di saat usia kandungan Ibu hamil masih 1 bulan, namun perut sudah tampak membuncit selayaknya sedang hamil 3 bulan.
  • Nyeri pada tulang panggul.
  • Kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) Ibu hamil melebihi normal. Yang dimaksud hCG adalah hormon yang berfungsi menjaga atau mempertahankan kesehatan kandungan di trimester pertama. Mual dan muntah hebat, antara lain disebabkan oleh tingginya kadar hCG.
  • Anemia, akibat Ibu hamil mengalami perdarahan cukup banyak.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Jika Ibu hamil merasakan beberapa gejala di atas, patut mencurigai ada kondisi hamil anggur. Namun, satu-satunya cara untuk memastikan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter, lalu melakukan USG dan tes darah untuk mengukur kadar hCG di tubuh Ibu hamil. Dari pemeriksaan USG akan terlihat rahim kosong (tidak berisi janin) dan terdapat gambaran menyerupai sarang tawon atau gelembung. Selain itu, dokter juga tidak dapat mendengar adanya denyut jantung janin. Hamil anggur biasanya terdeteksi melalui USG saat kehamilan berusia 10-14 minggu.


Menghindari Komplikasi


Jika memang positif hamil anggur, dokter akan segera melakukan tindakan kuretase untuk mengangkat jaringan abnormal dan membersihkan rahim. Kuretase dapat dilakukan sekali atau berkali-kali, bergantung pada kondisi hamil anggur yang dialami. Pada Ibu yang telah memiliki cukup anak dan tidak berencana untuk memiliki momongan lagi, tindakan pengangkatan rahim atau histerektomi bisa menjadi alternatif.

Penanganan dengan cara membersihkan rahim perlu dilakukan secepatnya untuk mencegah timbulnya komplikasi. Hanya saja, sel-sel abnormal tidak selalu hilang seluruhnya meski dokter sudah melakukan kuretase. Dampak jangka panjangnya, sel-sel tersebut menyimpan resiko untuk berkembang menjadi tumor ganas atau disebut koriokarsinoma. Ibu yang pernah mengalami hamil anggur mempunyai risiko sebesar 15-20% untuk menderita koriokarsinoma. Jangan khawatir, jika terdeteksi sejak dini, penyakit ini dapat disembuhkan total.

Pasca-kuretase, kondisi kesehatan Ibu akan terus dipantau oleh dokter, antara lain untuk mengamati kondisi sel-sel trofoblas agar tidak berkembang menjadi tumor ganas. Caranya dengan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hCG di tubuh Ibu. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala setiap beberapa minggu sekali selama sekitar enam bulan ke depan. Jika pasca-kuretase, kadar hCG Ibu masih tinggi, kemungkinan dokter akan memberikan obat khusus untuk membantu menurunkannya.


Pentingnya Konsumsi Vitamin A


Berdasarkan beberapa penelitian diketahui, perempuan ras asia berisiko lebih tinggi untuk mengalami hamil anggur, bila dibandingkan dengan perempuan non asia. Khusus di Indonesia, saat ini kasus hamil anggur lebih banyak ditemukan di daerah atau kota-kota kecil dimana masyarakatnya masih kekurangan gizi. Para ahli belum dapat menyimpulkan pemicu utama terjadinya hamil anggur, namun kurangnya asupan gizi pada Ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor penyebab.

Banyak penelitian menyebutkan, kurangnya asupan vitamin A, termasuk sejak sebelum hamil, turut memperbesar risiko seorang Ibu hamil mengalami hamil anggur. Penelitian yang dilakukan dalam waktu 1990-2006 memperlihatkan risiko seorang Ibu hamil untuk mengalami hamil anggur sebanyak 6,8 kali lebih besar jika kadar vitamin A di dalam darahnya ternyata di bawah normal.

Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak dan disimpan di lever (hati). Vitamin ini penting untuk mendorong proses perkembangan embrio dan untuk melawan infeksi. Kebutuhan vitamin A setiap Ibu hamil sebesar 770 mikrogram (2.565 IU) per hari dan akan meningkat saat fase menyusui. Walaupun sangat dibutuhkan oleh tubuh dan penting bagi pertumbuhan janin, konsumsi vitamin A juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan cacat pada bayi.

Ibu hamil dapat mencukupi kebutuhan vitamin A dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung beta-karoten, seperti: produk susu, daging sapi, telur, sayur, dan buah-buahan. Di dalam tubuh, beta karoten nantinya akan dirubah menjadi vitamin A. Bila Ibu merasa asupan makanan yang mengandung beta karoten atau vitamin A sehari-hari kurang, bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan mengkonsumsi suplementasi vitamin A dengan dosis yang tepat.


Bisakah Hamil Lagi?


Usai menjalani prosedur kuretase, biasanya dokter akan menyarankan Ibu untuk menggunakan kontrasepsi guna menunda kehamilan. Bagi Ibu yang belum pernah melahirkan, dianjurkan untuk mulai hamil lagi minimal setahun ke depan dan dua tahun ke depan bagi Ibu yang sudah pernah melahirkan.

Alasannya bukan semata memastikan kadar hCG di tubuh Ibu sudah normal atau kondisi rahim sudah bersih dari sisa-sisa sel trofoblas. Yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan kondisi mental Ibu dalam menghadapi kehamilan. Pada sebagian Ibu, mengalami peristiwa seperti hamil anggur bisa jadi sama seperti kehilangan calon bayi. Rasanya sulit diterima dan meninggalkan kesedihan yang sangat mendalam. Bukan tidak mungkin, Ibu merasa trauma untuk hamil lagi.

Kondisi mental seperti itulah yang harus dipulihkan terlebih dahulu, sebelum Ibu memutuskan untuk hamil lagi. Pasalnya, berpikir positif adalah salah satu syarat penting bagi Ibu hamil untuk menjalani kehamilan yang sehat dan membahagiakan, sehingga pertumbuhan janin pun nantinya berlangsung optimal. Ibu hamil yang diliputi emosi negatif, seperti kesedihan, trauma, bahkan depresi akan menyalurkan energi negatif pula kepada janinnya.

Jadi, jangan khawatir. Riwayat hamil anggur tidak mempengaruhi atau mengurangi kesuburan Ibu. Hanya saja, Ibu yang pernah hamil anggur memiliki risiko sebesar 2% untuk mengalami kondisi serupa. Risiko mengalami hamil anggur semakin besar pada Ibu yang hamil di usia lebih dari 40 tahun atau di usia kurang dari 20 tahun; pernah mengalami hamil anggur; dan pernah keguguran. Akan tetapi, risiko itu bisa dicegah dengan melakukan perencanaan kehamilan yang baik serta pemeriksaan kandungan yang teratur di awal kehamilan. Yang penting Ibu dan Ayah sudah sama-sama siap untuk kembali berusaha mendapatkan momongan.



Monday, November 30, 2015

Perasaan Gelisah dan Takut Menjelang Persalinan

takut melahirkan,perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran,takut bersalin
Tidak sedikit Ibu hamil yang dibayang-bayangi oleh perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran buah hatinya. Tahukah Ibu, ketakutan ini akan menular pada janin sehingga membuatnya menjadi stres?

Proses melahirkan sering digambarkan sebagai perjuangan antara hidup dan mati. Tak heran bila banyak perempuan menganggap proses persalinan sebagai peristiwa menakutkan. Belum lagi dalam banyak tayangan TV atau film sering diperlihatkan adegan Ibu melahirkan yang tampak luar biasa menyakitkan, antara lain ditandai dengan sosok Ibu yang berteriak dan menangis kala melahirkan buah hatinya.

Bukan cuma itu. Ketika bertanya kepada mereka yang pernah melahirkan, rata-rata akan memberikan jawaban serupa: “melahirkan itu sakit, tidak enak, tidak nyaman, dan menyeramkan!” Bahkan, sebagian Ibu justru sengaja memilih melahirkan dengan cara operasi sesar demi menghindari segala “penderitaan” itu dan supaya tidak trauma dengan proses persalinan.


Ibu Hamil Mudah Terpengaruh


Ibu yang sedang hamil berada dalam kondisi emosi berbeda dari perempuan pada umumnya. Secara psikologis, emosi Ibu hamil lebih intens; bukan hanya disebabkan oleh fluktuasi hormon, tetapi juga karena adanya harapan, doa, dan ketakutan akan kondisi kehamilan serta proses persalinan. Maka itu, umumnya Ibu hamil lebih peka dalam menerima informasi, terutama berkaitan dengan kehamilannya.
Apalagi bila informasi itu disampaikan oleh figur yang dipercaya Ibu hamil, seperti pasangan, orangtua, sahabat, bidan, dan dokter. Informasi tersebut akan menjadi sugesti yang kemudian dipercaya oleh Ibu hamil, terutama bila disampaikan secara berulang-ulang.

Misal, seorang sahabat bercerita, ketika hendak melahirkan, dirinya harus menunggu dokter kandungan yang datang terlambat padahal pembukaannya sudah sempurna. Ia ingat betul betapa sakitnya harus menahan diri untuk mengejan selama hampir satu jam karena proses persalinan tidak boleh dilangsungkan sebelum dokter kandungan datang. Contoh lain, pengalaman seorang kerabat yang harus melahirkan anak kembar dalam kondisi prematur. Karena jantung salah satu bayi belum sempurna, akhirnya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan.

Kisah-kisah seperti itu tak pelak mempengaruhi kondisi psikologis Ibu hamil dan menyebabkan perasaan takut menjelang persalinan. Di benak Ibu hamil pun terbentuk persepsi bahwa melahirkan itu pasti akan terasa menyakitkan, menyeramkan, dan penuh risiko. Padahal, pengalaman melahirkan setiap Ibu pasti berbeda dan tak mungkin sama. Namun, umumnya para Ibu hamil merasa takut akan terjadi apa-apa terhadap bayi maupun dirinya di tengah proses persalinan.

Selain itu, jika Ibu hamil takut, janin juga ikut takut. Bisa dibilang, rahim adalah “sekolahnya” janin. Apa pun yang dirasakan Ibu hamil turut dirasakan oleh janin. Bayangkan bila Ibu hamil merasa ketakutan dan stres setiap hari. Detak jantung semakin cepat, napas menjadi tidak teratur, suplai oksigen kurang, dan yang lebih parah adalah produksi hormon persalinan (oksitosin dan endorfin) akan berkurang, diganti oleh hormon stres (adrenalin dan katekolamin).

Tahukah Ibu, hormon-hormon tersebut juga mengalir ke plasenta dan disalurkan ke janin? Akibatnya bisa timbul berbagai resiko, seperti: janin stres, suplai oksigen dan nutrisi ke janin kurang, serta memicu persalinan prematur.

Nah, apakah Ibu juga mengalami perasaan takut bersalin normal?

Mari cari tahu apa yang dapat Ibu lakukan untuk mewujudkan persalinan yang nyaman dan berkesan positif.


Dukungan Ayah Untuk Menghadapi Perasaan Takut Menjelang Persalinan


Dalam menjalani proses persalinan, Ibu dan Ayah adalah satu tim. Bila Ibu diliputi kegelisahan, ketakutan, dan kepanikan, otomatis akan “menular” ke Ayah. Begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, baik Ibu maupun Ayah agar sama-sama mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan. Peran Ayah dalam mendukung Ibu mengalami persalinan yang tenang dan nyaman, yaitu :
  • Mampu bersikap tenang dan tidak panik.
  • Mampu menguatkan Ibu, antara lain dengan mengulang-ulang berbagai kalimat positif mengenai persalinan.
  • Memahami apa yang dapat dilakukan untuk menenangkan Ibu, terutama di saat persalinan. Misalnya, dengan ikut kelas hypnobirthing.
  • Ikut serta dalam kelas birth partner sehingga Ayah memahami proses persalinan yang akan dilalui oleh Ibu.
  • Mendampingi Ibu setiap kali melakukan pemeriksaan kandungan.



Monday, November 23, 2015

Jari Tangan Kesemutan Pada Saat Hamil

tangan kesemutan saat hamil,jari tangan kesemutan saat hamil,jari tangan kesemutan pada ibu hamil
Jadi Ibu sering mengalami jari tangan kesemutan saat hamil? Bisa jadi itu gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Pada tahun 2000 -  2001, sebuah kelompok studi di Italia mempelajari terjadinya CTS pada Ibu hamil. Hasilnya ialah, 62% dari responden secara klinis didiagnosis mengalami CTS.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada terowongan karpal (carpal tunnel) yang terletak di pergelangan tangan. Terowongan kecil ini di dalamnya terdapat saraf median dan tendon-tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan, memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada jari, serta memberikan tenaga pada otot tangan untuk menjepit dan memegang benda oleh ujung jari.

Tangan kesemutan saat hamil atau CTS dapat terjadi karena beberapa faktor. Misalnya, gerakan tangan yang berulang (seperti : pekerjaan mekanik dimanufakturing), semua hal yang menyebabkan pembengkakan di terowongan karpal (semisal: mengetik di keyboard komputer terlalu lama), kondisi medis lain (seperti: penyakit diabetes melitus dan obesitas), faktor herediter (keturunan), adanya trauma ( dislokasi, patah, hematom (terkumpulnya bekuan darah) di daerah lengan bawah serta pergelangan tangan) perubahan hormon selama kehamilan, dan sebagainya.

Gejala CTS seringkali dirasakan di jari tangan, terutama ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis. Gejala yang muncul biasanya berkembang secara perlahan dan di malam hari akan terasa bertambah parah. Sebagian besar, keluhan ini dapat dialami pada kedua tangan  dan bisa timbul kapan saja, dimana saja.

Keluhan jari tangan kesemutan saat hamil atau CTS juga sering dialami oleh penderita diabetes melitus (DM). Secara normatif, aliran darah penderita DM terganggu atau tidak lancar sehingga lebih mudah terjadi kerusakan sel atau neuropati (kerusakan saraf). Itulah mengapa, bahasa lain dari CTS adalah entrapment neuropati (neuropati jebakan), karena dia terjebak dalam satu kanal.


Jari Tangan Kesemutan (CTS) Pada Ibu Hamil


Jari tangan kesemutan pada Ibu hamil (CTS) sering dialami Ibu hamil di trimester 2, karena tubuh Ibu hamil mulai membesar dan mengalami retensi (penahanan) cairan. Ketika terjadi retensi, tubuh membengkak, lalu menekan saraf medianus.

Adanya perubahan hormonal pada kehamilan yang mempengaruhi sistem otot dan tulang, pengaruh stres seperti ketakutan akan adanya kelainan pada bayi, dan komplikasi pada saat hamil atau melahirkan juga dapat mempengaruhi timbulnya keluhan CTS.

Jari tangan kesemutan saat hamil yang hilang-timbul, merupakan gejala paling ringan dari CTS. Ketika terjadi pembengkakan pada saraf dan tendon-tendon di terowongan karpal, saraf median akan tertekan dan mengakibatkan terjadinya CTS. Saraf median yang tertekan ini akan menimbulkan rasa kesemutan, rasa panas atau nyeri, kaku pada jari yang terasa seperti mengalami pembengkakan, mati rasa, dan yang terparah otot jadi mengecil.

Otot yang mengecil akan membuat otot jari menjadi lemah, terutama ibu jari. Saat Ibu memegang benda-benda ringan, semisal koran atau benda-benda kecil, seperti sendok, garpu, pensil, dan pulpen, tiba-tiba terlepas begitu saja dari tangan. Contoh lainnya, bila Ibu hobby menjahit, maka kemampuan menjahit jadi berkurang karena jari tak mampu menjepit jarum dengan baik.

Bagi Ibu hamil yang bekerja di depan komputer dalam waktu lama, tentu lebih berisiko mengalami CTS. Karena saat mengetik di komputer, posisi pergelangan tangan sampai jari Ibu seringkali tidak rata sehingga mengakibatkan terjadinya penekanan di saraf median. Itu pula yang membuat keluhan terasa bertambah saat malam hari. Sama saat seperti mengetik, ketika Ibu tidur malam terkadang posisi jari tangan juga tertekuk ata tidak netral (rata).


Terapi Tangan Kesemutan Saat Hamil (CTS)


Bila diabaikan, CTS dapat berlangsung terus secara progresif, bahkan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan akan penyakit tangan kesemutan saat hamil (CTS) dan sering dikacaukan dengan penyakit lain seperti rematik.

Namun, pada Ibu hamil, CTS biasanya tidak terlalu parah. Kebanyakan hanya mengeluh kesemutan dan akan hilang setelah melahirkan. Teorinya memang begitu. Bila kehamilan sudah berakhir, otomatis retensi cairan di tubuh Ibu akan berkurang, jadi CTS bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi dapat juga berulang pada kehamilan berikutnya.

Kendati demikian, bila CTS dirasakan sudah sangat mengganggu kenyamanan Ibu, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Batasannya adalah ketika Ibu merasakan otot jari yang lemah, mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari, atau terus berlanjut hingga sebulan setelah melahirkan. Kalau itu semua dialami oleh Ibu, baiknya Ibu segera minta dokter kandungan untuk merujuk ke dokter spesialis saraf dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah berkonsultasi dengan dokter saraf dan keluhan Ibu terbukti cocok dengan gejala CTS, dokter akan melakukan pemerikasaan otot dan sensorik Ibu. Ibu akan diminta melakukan tes pallen, yaitu menempelkan punggung tangan kiri dengan punggung tangan kanan menghadap ke atas, atau melalui pressure test. Bila Ibu merasakan nyeri di area pergelangan tangan atau jari-jari, berarti positif CTS secara klinis.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan klinis Ibu akan dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan EMG (Elektromiografi: teknik untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot). Dicek lagi, benarkah ada CTS atau tidak. Kalau Ibu positif CTS berdasarkan klinis dan pemeriksaan EMG, dokter akan meminta Ibu untuk melanjutkan terapi. Setelah terapi, dokter akan mengevaluasi lagi secara klinis.

Terapi dilakukan dengan pemberian obat yang disesuaikan tingkatan gejalanya. Untuk gejala tangan kesemutan saat hamil (CTS) ringan dan sedang, bisa diatasi dengan obat anti inflamasi, membalut pergelangan tangan dengan bebat atau papan, serta suntikan hormon kortikosteroid (salah satu hormon yang mengatur metabolisme tubuh). Dapat pula dilakukan dengan fisioterapi. Ada juga occupational therapy untuk memperbaiki fungsi tangan setelah keluhan menghilang atau sembuh. Di terapi ini, Ibu akan dilatih dan diajarkan gerakan-gerakan tertentu agar tidak menderita CTS lagi.

Bila beragam proses pengobatan ringan dan sedang tidak juga berhasil, prosedur operasi mungkin dilakukan setelah melalui berbagai pemeriksaan. Namun, jangan khawatir. Seperti sudah disinggung diatas, CTS pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan akan hilang sendiri setelah Ibu melahirkan.



Monday, November 16, 2015

Buah-Buahan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil, Mitos atau Fakta?

buah yang dilarang untuk ibu hamil, pantangan buah ibu hamil, buah buahan yang dilarang untuk ibu hamil, buah yg dilarang untuk ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah anggur, buah yang tidak boleh di makan ibu hamil, pantangan buah untuk ibu hamil, buah yang dilarang untuk ibu hamil muda, bolehkah ibu hamil makan buah pepaya, buah yg dilarang ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah durian, buah yang dilarang buat ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah nanas, buah yang dilarang dikonsumsi ibu hamil, buah yang tidak boleh di makan ibu hamil muda, buah pantangan ibu hamil muda, buah buahan yang tidak boleh di makan ibu hamil, buah yg dilarang untuk ibu hamil muda, pantangan buah bagi ibu hamil, buah apa saja yang dilarang untuk ibu hamil, pantangan buah untuk ibu hamil muda, pantangan buah-buahan untuk ibu hamil
Banyak buah buahan yang dilarang untuk Ibu hamil. Apakah hal ini adalah mitos atau fakta? Sebelum telanjur berhenti menyantap buah favorit, mari kita simak penjelasan ilmiah dibalik larangan tersebut.


Durian


Buah ini mengandung asam arachidonat dan alkohol yang dapat memicu keguguran ataupun mengakibatkan berat badan bayi menjadi rendah.

FAKTA : Durian aman dikonsumsi saat hamil, asal jangan berlebihan. Sebuah penelitian justru mengungkap durian mengandung organo-sulphur dan tryptophan yang berfungsi sebagai antioksidan. Meski begitu, durian juga mengandung kadar gula dan karbohidrat yang tinggi. Dua biji durian ukuran sedang setara dengan 60 kalori. Karena itu, Ibu hamil yang memiliki diabetes kehamilan harus menghindari buah yang disebut juga sebagai si “raja buah” ini.


Anggur


Mengkonsumsi buah anggur pada masa dua minggu pertama kehamilan rawan membuat kondisi kandungan panas sehingga bisa menyebabkan keguguran.

FAKTA : Buah-buahan berwarna cerah, khususnya yang dagingnya juga berwarna cerah seperti kulitnya, kaya akan flavonoid dan phytochemical. Dua zat ini berfungsi sebagai anti peradangan. Anggur juga termasuk dalam buah-buahan berwarna cerah. Belum ada penelitian yang membuktikan hubungan antara konsumsi buah anggur dan keguguran. Mengkonsumsi buah anggur dalam jumlah tak berlebihan justru dapat membantu dalam masalah konstipasi/sulit BAB yang sering terjadi saat hamil.


Nanas


Buah nanas dapat melunakkan leher rahim sehingga bisa mengakibatkan keguguran (atau persalinan dini bila dikonsumsi pada trimester tiga).

FAKTA : Nanas kerap jadi momok bagi Ibu hamil, karena kandungan bromelain dalam buah ini dipercaya dapat memperbesar risiko keguguran serta mempercepat persalinan. Sesungguhnya, satu buah nanas hanya mengandung bromelain dalam jumlah sangat kecil. Bila Ibu hamil mengkonsumsi sedikitnya 7 (tujuh) buah nanas sekaligus, barulah akan terasa dampaknya. Itupun umumnya hanya akan mengakibatkan perut terasa kembung, mual yang diikuti muntah hingga diare. Jika Ibu hamil bermaksud untuk memakan nanas dengan kandungan bromelain yang paling minim, buang bagian inti nanas yang keras karena di situlah bromelain paling banyak berkumpul.


Pepaya


Buah pepaya yang setengah matang atau mentah dapat memicu kontraksi rahim terutama pada masa awal kehamilan.

FAKTA : Buah pepaya yang setengah matang atau mentah mengandung getah serupa lateks. Getah ini bekerja sebagai hormon prostaglandin dan oksitosin yang dapat memicu kontraksi rahim. Oleh karena itu, Ibu hamil tidak disarankan mengkonsumsi buah pepaya mentah terutama saat hamil muda. Jadi, pantangan Ibu hamil makan buah pepaya setengah matang atau mentah adalah benar, dan bukan hanya mitos. Akan tetapi, buah pepaya yang ranum aman dikonsumsi Ibu hamil. Enzim papain yang ada di dalam buah pepaya ranum bisa membantu masalah pencernaan yang umumnya terjadi saat hamil.


Air Kelapa


Minum air kelapa segar pada trimester pertama kehamilan akan melemahkan kandungan.

FAKTA : Air kelapa kaya potasium, klorida, magnesium, dan elektrolit. Air kelapa juga merupakan sumber serat, riboflavin, vitamin C, sodium dan protein. Minum air kelapa pada trimester pertama justru dapat membantu Ibu hamil mengatasi masalah konstipasi, rasa mual di pagi hari, serta nyeri ulu hati yang kerap terjadi saat hamil. Air kelapa pun banyak mengandung mikromineral. Minum air kelapa dapat membantu menormalkan tekanan darah yang rendah atau tinggi kala hamil.


Kuncinya Adalah Tidak Berlebihan


Sesungguhnya, tidak ada pantangan makanan bagi Ibu hamil. Untuk memastikan janin memperoleh nutrisi terbaik dalam jumlah cukup, Ibu harus menerapkan pola makan bergizi seimbang yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ibu pun sebaiknya mengkonsumsi makanan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Selain itu, pembelajaran makan pertama dimulai sejak janin berada di dalam rahim, sehingga dengan Ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang bervariasi, akan mendukung proses pembelajaran ini.

Kebutuhan energi Ibu hamil lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada trimester pertama, energi Ibu hamil harus ditambah 180 kkal per hari dan pada trimester kedua-ketiga ditambah 300 kkal per hari. Untuk konsumsi air, Ibu hamil harus menambah minum setiap hari sebanyak 300 ml. Kebutuhan vitamin dan mineralnya pun meningkat. Walau demikian, bukan berarti Ibu hamil harus menambah porsi makan berlebihan agar “cukup untuk berdua”. Contoh : energi 300 kkal sudah bisa diperoleh dari satu iris roti gandum ditambah satu sendok selai kacang.

Kelebihan berat badan Ibu hamil di luar batas normal akan meningkatkan risiko berbagai masalah pada kehamilan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes kehamilan. Sebaliknya, kebutuhan gizi Ibu hamil yang tidak terpenuhi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak, fisik, metabolisme, hingga hormon janin. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak pada kecerdasan dan munculnya penyakit, semisal diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kanker, dan sebagainya.

Pada prinsipnya, apa yang dikonsumsi berlebihan pasti akan mengganggu kesehatan. Jika terlalu banyak makan yang pedas-pedas atau asam misalnya, bisa timbul gangguan pencernaan, seperti mual, sakit perut, muntah, dan diare. Ibu hamil yang mengalami diare akut berisiko menderita dehidrasi yang dengan sendirinya sangat mengganggu kehamilan.

Hal lain yang juga perlu untuk diperhatikan adalah kebersihan makanan yang akan dikonsumsi. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum makan, serta memastikan kebersihan makanan, akan menurunkan risiko terkena penyakit yang disebabkan bakteri, seperti tifus.

Monday, November 9, 2015

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3
Memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi sang buah hati tampaknya sudah menjadi naluri seorang Ibu sebagai salah satu bentuk persiapan persalinan. Seperti seekor burung betina yang menyiapkan sangkar untuk anak-anaknya, manusia pun melakukan hal yang sama. Ternyata persiapan rumah atau tempat tinggal untuk sang buah hati dapat membuat Ibu menjadi lebih sehat karena banyak bergerak.

Menjelang kelahiran sang buah hati, keinginan untuk mempersiapkan keperluan bayi menjadi semakin tinggi. Dari membeli kebutuhan dasar, seperti menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya, hingga melakukan bersih-bersih rumah demi memberikan ruang tidur yang nyaman.

Menariknya, aktivitas yang sering dilakukan mulai trimester ketiga ini tidak hanya membuat bayi tercukupi kebutuhan dasarnya. Rumah yang bersih sudah tentu akan menunjang kesehatan bayi. Perabotan yang tertata rapi pun akan memudahkan mobilitas Ibu dalam merawat bayi.

Tidak terbatas sampai disitu, masih ada manfaat lainnya.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Dapat Membuat Ayah dan Ibu Menjadi Lebih Dekat


Menyiapkan kebutuhan bayi juga memberi kesempatan bagi Ibu, Ayah dan keluarga untuk lebih dekat secara emosional.

Mempersiapkan kebutuhan bayi, seperti belanja kebutuhan hingga kegiatan bersih-bersih di rumah merupakan salah satu bentuk tradisi persiapan persalinan yang telah lama ada. Biasanya tidak hanya Ibu yang sibuk mempersiapkan semuanya, peran Ayah dan keluarga juga besar, sehingga tradisi tersebut akhirnya membuat kedekatan satu sama lain lebih terasa.

Ya, dalam proses mempersiapkan kebutuhan bayi, Ibu dan Ayah memang memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua. Dari berdiskusi tentang barang apa saja yang sebaiknya dibeli, menentukan dimana bayi akan tidur nantinya, atau melakukan bersih-bersih rumah bersama di akhir pekan.

Jadi, walau Ibu bisa melakukannya sendiri atau menyerahkannya pada orang lain, sebisa mungkin libatkan Ayah dalam persiapannya. Ingat, kebersamaan itulah yang akhirnya membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih dekat, lebih mengerti tentang apa saja kebutuhan bayi, sehingga nantinya bisa saling mendukung dalam merawat sang buah hati.

Tentu saja, Ibu jangan sampai lupa diri. Memang menyiapkan kebutuhan bayi terasa menyenangkan, sehingga kadang membuat Ibu tidak terasa lelah walau sudah belanja dan bersih-bersih rumah seharian. Namun ada beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan saat melakukan bersih-bersih perabotan maupun kamar bayi, agar kenyamanan dan keamanan Ibu bisa terus terjaga. Silahkan perhatikan apa saja yang bisa dilakukan dan apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan berikut ini ...


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Boleh Dilakukan


Berikut ini adalah persiapan rumah menjelang persalinan yang boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Gunakan Sarung Tangan Pelindung. Zat kimia pada cairan pembersih bisa saja menyerap ke dalam kulit dan akhirnya masuk ke aliran darah. Walau belum diketahui pasti dampaknya pada janin, baiknya Ibu memastikan tidak terpapar langsung. Bila ingin pembersih yang lebih aman, coba buat sendiri; gunakan baking soda untuk membersihkan lantai atau semprotkan campuran cuka dan air untuk hasil yang lebih maksimal.
  • Ventilasi Harus Baik. Hal ini agar uap racun dari cairan pembersih tidak akan mengendap, kualitas udara pun bisa tetap terjaga.
  • Kenakan Sandal Antislip. Semakin besar kehamilan, keseimbangan Ibu menjadi berkurang. Baiknya Ibu tidak sering-sering berada di tempat yang basah karena berpotensi terpeleset. Bila memang harus, gunakan alas kaki tepat saat berada di kamar mandi atau ruang cuci.
  • Selingi Dengan Beristirahat. Bersantailah sejenak setelah beres-beres rumah selama 20 menit walau belum merasa lelah. Ini akan menghindari Ibu dari kelelahan yang akhirnya membuat kondisi tubuh menjadi tidak prima.
  • Gunakan Sapu atau Alat Pel Dengan Gagang. Hal ini akan membuat posisi punggung bisa tetap tegak. Posisi membungkuk bisa membuat perut tertekan, selain menyebabkan rasa tidak nyaman. Tekanan yang kuat juga bisa memicu kontraksi pada rahim. Lalu, bagaimana dengan mengepel jongkok yang katanya bagus untuk dilakukan saat hamil besar? Bila posisi bayi masih sungsang, mengepel jongkok bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki posisi janin. Namun, bila posisi janin sudah bagus, mengepel jongkok bukanlah suatu keharusan.
  • Hentikan Bila : Ibu merasa pusing, timbul flek, perut nyeri, atau mengalami kondisi apa pun yang membuat Ibu menjadi tidak nyaman.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Tidak Boleh Dilakukan


Berikut ini adalah persiapan rumah menjelang persalinan yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Mengangkat Beban Berat. Misalnya seperti : ember berisi pakaian basah atau air untuk mengepel. Aktivitas ini berpotensi membuat Ibu mengalami keluhan berupa sakit pinggang atau nyeri tulang punggung. Bila mengangkat beban berat membuat otot perut tertarik, maka kontraksi mungkin saja terjadi.
  • Menggapai Benda-Benda Tinggi. Misalnya saja, Ibu berusaha meletakkan sesuatu di rak yang cukup tinggi, sehingga perlu berjinjit atau menaiki tangga. Sebisa mungkin jangan melakukan sendiri, tunggulah sampai ada orang yang bisa membantu. Walau Ibu melakukannya dengan hati-hati, tetap saja ada resiko untuk terjatuh.
  • Melakukannya Sendiri. Ingat, kegiatan bersih-bersih juga bisa menjadi cara untuk membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih dekat. Coba atur waktu kapan bisa melakukannya bersama, sehingga Ayah juga memiliki kesempatan untuk menata kamar sang buah hati.
  • Membuat Target Terlalu Tinggi. Misalnya, Ibu berniat untuk mencuci semua pakaian di hari ini sekaligus membereskan perabotan bayi, jika sebelum hamil Ibu bisa dan sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan rumah sekaligus, kala hamil kondisinya bisa berbeda. Pasalnya, kehamilan membuat kondisi fisik Ibu jadi mudah lelah. Untuk itu, cicillah kegiatan ini atau minta anggota keluarga lain untuk membantu sehingga terasa lebih ringan.



Monday, November 2, 2015

Tantangan Melamar Kerja Pada Saat Hamil


Bagi seorang calon karyawan wanita, melamar kerja pada saat hamil memang tidaklah mudah. Maklum, sudah bukan rahasia lagi jika banyak perusahaan yang enggan menerima calon karyawan perempuan yang sedang mengandung. Lalu, apakah hal ini berarti tidak ada harapan bagi perempuan yang sedang hamil yang ingin mencari pekerjaan?

Joyce E. Russel, Wakil Dekan di University of Maryland’s Robert H. Smith School of Business dan Direktur di Executive Coaching and Leadership Development Program, menyarankan agar calon karyawan perempuan yang sedang mencari pekerjaan dalam keadaan sedang hamil untuk tidak cepat berputus asa.

Hal ini terutama bagi perempuan yang memiliki bakat dan kemampuan terbilang unik serta spesifik. Jika memiliki bakat dan kemampuan demikian, pasti akan banyak perusahaan yang membutuhkan kehadiran Anda untuk dapat bekerja di perusahaan mereka.

Russel mengutarakan, ada sejumlah hal yang memberatkan bagi perusahaan untuk dapat menerima seorang wanita yang melamar kerja pada saat hamil. Salah satunya ialah jumlah cuti dan hari kerja tak efektif yang akan dilalui oleh karyawan perempuan yang sedang hamil tersebut. Selain itu, ada beberapa kebiasaan dari orang Indonesia, bahwa wanita setelah hamil dan kemudian melahirkan anaknya, maka wanita tersebut akan memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi sepenuhnya seorang Ibu rumah tangga.

Namun, menurut Russel, sekarang ini sudah banyak perusahaan yang paham dan membutuhkan kemampuan karyawan perempuan yang tidak dimiliki oleh karyawan pria. Kini semakin banyak perusahaan yang telah mencoba untuk ‘melenturkan’ aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, mereka mencoba untuk membuat perusahaan mereka menjadi lebih ramah terhadap para karyawan perempuan yang sedang menanti buah hati (sedang hamil).

Rekomendasi Russel untuk para calon karyawan perempuan yang melamar kerja pada saat hamil ialah untuk tetap memprioritaskan rencana terhadap keluarga terlebih dahulu. Selanjutnya, cobalah untuk menyebarkan banyak lamaran ke perusahaan yang memang telah terbukti ‘ramah’ kepada karyawan perempuan yang sedang hamil. Jangan lupa juga untuk menyiapkan mental serta kekuatan fisik untuk menjalani berbagai panggilan wawancara kerja. Sementara itu, Russel menyarankan Anda untuk memperkaya diri dengan pengetahuan dan kemampuan lebih. Hal ini bertujuan agar orang lain bisa melihat kelebihan Anda, dan bukan hanya kehamilan Anda.

Selain itu, seorang wanita yang melamar kerja pada saat hamil, juga perlu untuk menunjukkan komitmennya pada perusahaan selama proses wawancara, dengan mengatakan bahwa Ia akan cuti selama 3 bulan untuk melahirkan, akan tetapi setelah itu Ia akan melanjutkan pekerjaannya. Hal ini akan membuat perusahaan lebih mempertimbangkan untuk dapat menerima Anda sebagai pegawai mereka.



Tips Melamar Kerja Pada Saat Hamil


Walaupun sangat disarankan untuk banyak beristirahat, tetapi banyak Ibu hamil yang tetap pada pendiriannya untuk melamar pekerjaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti masalah finansial, masalah keinginan untuk tidak putus berkarier dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa tips bagi seorang wanita yang memutuskan untuk melamar kerja pada saat hamil :
  • Cobalah untuk berkomunikasi terlebih dahulu dengan suami mengenai keinginan Anda untuk bekerja selama hamil. Peran Suami akan sangat penting untuk ikut menjaga kehamilan Ibu, seperti misalnya mengantar ke tempat kerja dan membantu meringankan pekerjaan di rumah setelah selama seharian penuh Ibu bekerja di kantor. Tanyakan pada Suami, sampai sejauh mana Ia bersedia membantu Anda.
  • Komunikasikan dengan dokter kandungan Ibu, mengenai keinginan Ibu untuk bekerja. Apakah Ibu cukup sehat secara medis untuk bekerja selama hamil? Tanyakan juga mengenai jenis pekerjaan yang sebaiknya Ibu hindari (kondisi kehamilan setiap Ibu hamil tentu akan berbeda-beda).
  • Coba carilah informasi mengenai perusahaan tempat Ibu akan melamar kerja. Bayangkan jika Anda diterima bekerja disana. Apakah tempatnya cukup strategis dicapai dengan kondisi Ibu yang sedang hamil? Dengan apakah Anda akan pergi ke kantor? Jika Anda harus pergi ke kantor dengan angkutan umum, cobalah cari informasi apakah tersedia angkutan umum yang ‘ramah’ terhadap kehamilan Anda.
  • Sebelum melamar pekerjaan di suatu perusahaan, alangkah baiknya Anda untuk terlebih dahulu meneliti kebijakan perusahaan tersebut terhadap karyawan yang sedang hamil, khususnya untuk pegawai yang masih baru. Carilah informasi yang terkait dengan, apakah mereka pernah menerima pegawai yang sedang hamil.
  • Carilah informasi seputar posisi pekerjaan yang akan Anda lamar. Apakah posisi tersebut cukup ‘bersahabat’ terhadap kehamilan Anda? Terutama untuk masalah kesehatan kehamilan Anda.
  • Carilah informasi seputar masalah cuti hamil di perusahaan itu. Hal ini sangat penting karena dalam beberapa bulan ke depan Anda akan sangat membutuhkannya.
  • Carilah juga informasi mengenai kebijakan perusahaan tersebut terhadap seorang Ibu yang sedang dalam masa menyusui bayi-nya. Biasanya seorang Ibu yang telah melahirkan anaknya, tentu sangat ingin untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi-nya tersebut.




Monday, October 26, 2015

8 Kegiatan Yang Harus Dihindari Saat Hamil

kegiatan yang harus dihindari saat hamil | kegiatan yang dilarang untuk ibu hamil
Tidak hanya soal asupan nutrisi, Ibu hamil juga perlu untuk dapat memilah mana saja kegiatan yang harus dihindari saat hamil dan dapat membahayakan kondisi Ibu maupun janin. Inilah 8 kegiatan yang harus dihindari saat hamil.


Berdiri Terlalu Lama


Adakalanya Ibu tidak bisa menghindari untuk berdiri terlalu lama, entah karena tuntutan pekerjaan atau kondisi kendaraan umum yang penuh. Bila dilakukan dalam waktu yang wajar, aktivitas ini biasanya tidak akan terlalu mempengaruhi kondisi Ibu. Namun, bila dilakukan lama, lebih dari 30 menit, atau sampai membuat Ibu merasa pusing, sebaiknya carilah alternatif lain.

Terlalu lama dalam posisi berdiri bisa membuat aliran darah balik menuju jantung terganggu. Akibatnya, darah yang nantinya dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh juga akan berkurang, termasuk aliran darah menuju ke janin. Artinya, dengan berkurangnya aliran darah ke janin, maka berkurang juga asupan oksigen dan nutrisi untuk janin. Untuk si Ibu sendiri, sering terganggunya aliran darah balik berpotensi membuatnya mengalami varises.


Mengangkat Beban Berat


Merasa kehamilan di trimester 2 belum terlalu besar, Ibu hamil sering merasa masih kuat untuk mengangkat beban berat. Entah itu kotak besar yang berisi dokumen-dokumen kantor atau ember berisi air. Walau tenaga Ibu masih kuat, namun aktivitas termasuk ke dalam kegiatan yang harus dihindari saat hamil karena bisa memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan sendi dan panggul. Tanpa mengangkat beban berat pun, tubuh Ibu hamil sebenarnya sudah mengangkat beban janin. Nah, adanya penambahan berat dari luar, ditakutkan membuat Ibu hamil, mengalami nyeri panggul atau pun cedera sendi, terlebih bila mengangkat beban dalam posisi salah.

Posisi yang benar saat Ibu hamil mengangkat sesuatu ialah punggung tetap  dalam kondisi lurus. Kalau Ibu hamil salah posisi, seperti : mengambil barang berat dengan cara membungkuk, ditakutkan akan menimbulkan tekanan berlebih pada perut yang akhirnya berpotensi membuat air ketuban pecah. Selain itu, bila cara berjalan Ibu hamil juga salah, ditakutkan bisa menyebabkan cedera sendi atau keseleo, ini sudah pasti akan membuat Ibu tidak nyaman. Terlebih bila keseleo membuat Ibu hamil jatuh, tentu bisa membahayakan janin.


Bekerja Lembur


Sebenarnya tidak ada larangan bagi Ibu hamil untuk bekerja lembur bila memang dibutuhkan. Selama pekerjaan Ibu bukanlah pekerjaan fisik yang menguras banyak tenaga, lembur 1-2 kali dalam seminggu masih dianggap wajar selama Ibu  mendapatkan nutrisi yang cukup, cairan juga cukup, serta menyediakan waktu istirahat bagi diri sendiri, maka kesehatan Ibu bisa tetap terjaga. Bila Ibu sehat, janin pun akan kuat.

Yang perlu diwaspadai saat bekerja lembur adalah Ibu hamil menjadi kurang tidur. Bila kurang tidur, kaitannya lebih ke hormon. Hormon-hormon stress akan lebih mudah muncul, lalu menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akhirnya, aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen menuju janin pun menjadi berkurang. Karena itu batasilah kerja lembur hanya maksimal 2 kali dalam seminggu, sebab jika lebih dari 2 kali dalam seminggu maka kerja lembur dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang harus dihindari saat hamil.


Diet Karena Takut Gemuk


Siapa bilang Ibu hamil tidak boleh diet? Boleh-boleh saja kok. Namun, diet yang diterapkan memang harus sesuai dengan target penambahan berat badan selama kehamilan. Normalnya, pertambahan berat badan selama hamil ialah 12,5 kg bergantung pada berat badan Ibu selama hamil. Bila dokter menyatakan Ibu sudah cukup gemuk, artinya penambahan berat badan selama hamil biasanya dibatasi hingga 6-10 kg, sehingga Ibu perlu melakukan diet agar tidak kegemukan.

Selama dalam batasan wajar, diet sebenarnya tidak berpengaruh banyak pada janin. Janin itu ibarat parasit, akan mengambil makanan dari tubuh sang Ibu. Bila sang Ibu kurang makan, maka janin akan mengambil cadangan lemak Ibu-nya untuk bisa mencukupi kebutuhan nutrisinya. Kecuali bila Ibu hamil sudah masuk kategori kurang gizi, maka janin akan terkena dampaknya. Bila tidak ingin tubuh Ibu ataupun janin bertambah gemuk, kurangi gula dan perbanyak asupan protein.


Menyemprotkan Obat Antiserangga


Bila rumah bebas nyamuk dan serangga, Ibu dan keluarga tentu akan lebih nyaman, tidur pun jadi lebih nyenyak. Namun, kehadiran hama kecil tersebut kerap tidak bisa dihindari, sehingga menyediakan obat serangga bisa menjadi solusi. Namun, amankah penggunaan obat serangga di sekitar Ibu hamil?

Ibu hamil agar menghindari untuk mengolesi atau terpapar langsung obat serangga. Obat serangga bisa menyerap ke kulit dan masuk ke dalam aliran darah. Walau efek buruk pada janin belum diketahui, namun tak ada jaminan obat serangga aman untuk janin. Sebaiknya minta orang lain untuk menyemprotkan obat serangga, tunggu sampai ruangan tak berbau, barulah Ibu hamil masuk ke ruangan itu. Pilihan lain, pakailah masker dan sarung tangan bila harus menyemprot sendiri.


Naik Motor Di Jalan Buruk


Mengendarai sepeda motor di saat hamil bukanlah aktivitas yang dilarang. Selama Ibu menjaga batas kecepatan demi keselamatan, motor tentu akan menjadi salah satu alat transportasi yang memudahkan mobilitas. Bagaimana jika jalannya buruk? Dalam batas tertentu, mengendarai motor di jalan yang buruk masih terbilang aman bagi Ibu hamil. Hanya saja, ini yang ditakutkan, mengendarai motor di jalan buruk berpotensi jatuh.

Bila Ibu hamil jatuh dan perutnya mengalami benturan, ada risiko pecah ketuban atau lepasnya plasenta. Kondisi inilah yang akan mengancam keselamatan janin. Kalau hanya guncangan, tak akan berpengaruh banyak terhadap janin karena janin berada di tempat paling aman di muka bumi. Dilindungi oleh tulang punggung, otot rahim, juga berada di dalam air ketuban yang menjadi suspensinya terhadap guncangan.


Menyetir Lama


Ada beberapa hal yang sebaiknya Ibu hamil ketahui sebelum memutuskan menyetir  sendiri. Pasalnya, menyetir tidak hanya membutuhkan kosentrasi, tetapi juga mengharuskan kita untuk melakukan gerakan tertentu pada kaki yang sedikit banyak akan mempengaruhi otot-otot pada perut.

Nah, menyetir terlalu lama bisa memicu rangsangan kontraksi, sementara kontraksi bisa memicu terbukanya mulut rahim ataupun pecahnya ketuban, sehingga bayi bisa saja lahir sebelum waktunya. Menyetir juga membutuhkan kosentrasi penuh. Padahal, sejak awal kehamilan, kewaspadaan Ibu hamil mulai berkurang sebagai bagian dari proses kehamilan sehingga harus lebih hati-hati bila mengemudikan kendaraan.


Bermain Dengan Hewan Peliharaan


Bermain dengan hewan peliharaan memang memberi kesenangan sendiri. Namun, banyak yang menyarankan untuk menghindari hewan peliharaan demi kesehatan janin. Jadi, haruskah Ibu tak bersentuhan dengan hewan peliharaan kesayangan?

Ternyata tidak juga. Hanya saja, Ibu perlu memastikan kalau hewan tersebut tidak mencederai Ibu. Selama tidak ada potensi cedera, seperti menggigit, sebenarnya tidak apa-apa. Namun, semua hewan sebenarnya berpotensi menggigit dan ditakutkan akan menimbulkan infeksi. Itu saja yang perlu diwaspadai.

Selain itu, pastikan juga kebersihan terjaga, terutama hewan berbulu halus, seperti kucing dan anjing. Usai bermain dengan hewan, cuci tangan Ibu menggunakan sabun di bawah air yang mengalir.


Monday, October 19, 2015

Pengalaman Hamil Kesundulan

pengalaman hamil kesundulan | hamil kesundulan | kesundulan hamil | pola makan ibu hamil | pola makan ibu hamil muda
Pengalaman hamil kesundulan adalah suatu pengalaman yang cukup unik. Sebetulnya, hamil lagi sebelum jarak 2 tahun dari kehamilan sebelumnya, tidak memberikan cukup waktu bagi tubuh Ibu untuk pulih dari segala tekanan saat hamil dan melahirkan.

Meski jarak kehamilan yang terlalu dekat berisiko untuk Ibu dan janin, Ibu tidak perlu terlalu khawatir selama mengkonsumsi asupan bergizi dan menjalani kehamilan dengan senang hati.

Keputusan berapa lama jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya memang ada di tangan Ayah dan Ibu. Ibu bisa hamil lagi dengan segera karena dalam waktu 3-6 bulan, semua organ sudah kembali normal. Begitu pula rahim yang kembali lagi seperti sediakala dalam waktu 40 hari. Soal kesuburan setelah melahirkan , masing-masing Ibu memiliki masa kesuburan berbeda yang bisa diketahui dari cara menyusui.

Bagi Ibu yang memberi ASI dengan langsung menyusui pada bayi dan tidak menstruasi, bisa tidak hamil selama masa pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Tapi, kalau Ibu tidak selalu menyusui langsung pada bayi dan memerah ASI, kesuburan Ibu bisa langsung kembali normal, walaupun belum menstruasi. Ini disebabkan tingkat hormon prolaktin menurun sehingga mendukung terjadinya produksi hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) dan FSH ( Follicle Stimulating Hormone) yang berperan penting dalam pertumbuhan sel telur dalam ovarium.

Nah, masalahnya “Sudah Bisa Hamil” dengan “Sudah Layak Hamil” adalah dua hal yang berbeda. Ibu memang dapat hamil tanpa mengikuti anjuran WHO alias organisasi kesehatan dunia (memberi jarak kehamilan antara 2-5 tahun), tetapi apakah Ibu layak hamil? Berikut ini adalah penjelasannya, dilihat dari aspek fisik dan psikologis.


Aspek Fisik Dalam Hal Hamil Kesundulan


Hamil kembali sebelum jarak 2 tahun tidak memberikan cukup waktu bagi tubuh Ibu untuk pulih kembali dari segala tekanan yang diderita saat hamil dan melahirkan. Sel-sel dalam tubuh Ibu juga belum selesai menjalani proses pemulihan. Ini berarti, meski bisa dibuahi, kondisi tubuh Ibu tidak layak hamil. Apalagi kalau kurang nutrisi, bisa saja kesehatan Ibu akan drop hingga berpengaruh pada kesehatan jangka panjang Ibu. Inilah beberapa risikonya bila Ibu hamil kembali di bawah 2 tahun :


Hb Belum Kembali Normal

Salah satu elemen dalam tubuh yang harus normal kembali saat hamil kembali adalah kadar hemoglobin (Hb). Hb merupakan sel darah merah yang berfungsi mengangkut makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk asupan untuk janin. Perdarahan yang dialami ketika persalinan membuat kadar Hb Ibu turun. Bila jarak kehamilan satu dengan berikutnya terlalu cepat, dikhawatirkan kadar Hb belum kembali normal.


Mengalami Anemia

Ibu bisa mengalami anemia karena tubuhnya belum cukup untuk mengumpulkan cadangan zat besi dari kehamilan sebelumnya.


Mengalami Osteoporosis

Menurut penelitian di Amerika Serikat, perempuan yang sudah kesundulan hamil lagi sebelum anaknya berusia lebih dari 1 tahun, berisiko 4 kali lipat mengalami osteoporosis di masa mendatang. Pasalnya, cadangan kalsium di tubuh Ibu akan ditransfer untuk pertumbuhan janin, sementara kecukupan kalsium baru didapatkan Ibu setelah usai menyusui. Jarak kehamilan yang kurang dari 1 atau 2 tahun tentunya belum cukup bagi Ibu untuk mendapatkan kembali kepadatan tulang.


Menderita Hipertensi Kronis

Bila di kehamilan pertama ada riwayat penyakit tertentu, semisal hipertensi/darah tinggi , maka untuk penderita preeklamsia ( kondisi medis dengan gejala hipertensi saat kehamilan) butuh waktu pemulihan lebih lama. Jika tidak diberi waktu untuk pulih kembali, Ibu dapat berisiko menderita hipertensi kronis atau seumur hidup menjadi penderita hipertensi.


Meningkatkan Risiko Autisme

Hasil penelitian yang diterbitkan pada 2014 oleh Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (jurnal medis hasil evaluasi kerja para psikiatri anak di Amerika Serikat sejak 1987) membuktikan, Ibu yang kesundulan hamil lagi dalam waktu kurang dari 1 tahun setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko bayinya mengalami autisme.


Aspek Psikologis Dalam Hal Hamil Kesundulan


Setelah melahirkan anak pertama, dalam kondisi pemulihan fisik, Ibu juga harus menghadapi berbagai persoalan dalam pengasuhan anak sulung. Misalnya, kendala yang dialami saat menyusui. Apalagi harus menghadapi kondisi hamil kesundulan anak kedua. Terbayang sudah, stress-nya seperti apa. Stress saat hamil tentu tidak baik untuk kesehatan mental Ibu dan akan mempengaruhi kondisi janin.

Apalagi, ketika Ibu menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan, seringkali ada perasaan menyesal, kecewa dan terbebani. Kondisi emosional Ibu hamil kesundulan ini sangat berpengaruh pada janin, karena janin dapat merekam segala sesuatu yang dirasakan Ibu. Maka, jika Ibu merasa berat dalam menerima kehamilan yang tidak direncanakan, ini, janin juga bisa merasakannya. Dampaknya, saat anak tumbuh besar, biasanya akan sulit untuk membangun hubungan yang erat dengan Ibu. Selain itu, akan berpengaruh pula pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang, yaitu berisiko membuat anak lebih mudah tantrum (mudah marah dan bertindak kasar) dibanding anak dari kehamilan yang direncanakan.

Selain itu, pada kehamilan yang direncanakan, Ibu pasti berusaha menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi asupan bergizi tinggi, sehingga janin pun tumbuh sehat dan berkualitas. Hati yang senang juga membuat Ibu lebih semangat menghadapi kehamilan yang payah di trimester pertama. Sebaliknya, saat Ibu tidak senang dengan kehamilannya, otomatis usaha dalam menjaga kesehatan tidak sebesar saat menjalani kehamilan yang direncanakan.


Minimalisasi Risiko Hamil Kesundulan


Tentu sangat wajar jika Ibu merasa terbebani dengan kehamilan yang tidak direncanakan ini, namun baiknya tidak terlalu lama menyesalinya ya. Silahkan menumpahkan perasaan Ibu hingga puas pada orang terdekat, tapi selanjutnya Ibu harus move on. Disinilah perlunya Ibu bersikap bijaksana. Bayangkan perasaan anak (janin) bila ia tahu kalau tidak diinginkan orangtua-nya.

Segera setelah Ibu menerima kehamilan ini, mulailah untuk berusaha menjaganya dengan baik. Sadari bahwa trimester pertama adalah periode emas janin, dimana semua elemen dalam tubuh janin sedang dibangun. Ibu pasti menginginkan generasi penerus yang berkualitas bukan? Nah, untuk mewujudkannya, Ibu bisa menerapkan beberapa tips berikut ini :
  • Diskusikan dengan Ayah, apa saja yang Ibu butuhkan. Ceritakan perasaan Ibu agar Ayah mengerti kondisi Ibu dan dapat memikirkan langkah selanjutnya bersama-sama.
  • Minta Ayah untuk meringankan beban/tugas Ibu agar Ibu memiliki waktu istirahat dan dapat mengurus diri. Misalnya, dengan membantu mengasuh anak sulung. Bagaimanapun, Ayah perlu berperan dalam mengasuh anak sulung karena si kakak akan menghadapi masalah-masalah baru, seperti : merasa tidak diperhatikan lagi karena ada kehadiran adik, merasa dinomorduakan, dan lainnya.
  • Bila Ayah tidak bisa diajak bicara, carilah bantuan. Mungkin Ibu bisa mengunjungi konselor, psikolog atau seseorang yang bisa menjadi tempat mencurahkan emosi Ibu. Intinya, Ibu tidak boleh memendam emosi sendirian.
  • Jika Ibu dan Ayah butuh bantuan dalam mengasuh anak atau mengurus rumah, carilah pihak ketiga yang dapat membantu. Contoh : anggota keluarga terdekat, pengasuh anak, atau asisten rumah tangga. Agar si sulung tetap diasuh dengan baik, minta pengasuh untuk menerapkan model dan aturan pengasuhan yang biasa Ayah dan Ibu terapkan pada anak.
  • Karena Ibu sudah mengetahui berbagai risikonya, Ibu kesundulan hamil harus benar-benar menjaga kehamilan dengan maksimal. Lawan rasa mual dan konsumsi makanan bergizi tinggi dengan teratur demi bisa menyusui si sulung serta mengandung dalam kondisi sehat.


Tetap Menyusui Si Sulung


Meskipun kesundulan hamil, Ibu tetap bisa menyusui. Syaratnya Ibu harus dalam keadaan sehat. Logikanya sama seperti Ibu hamil dalam keadaan berpuasa. Bila kuat  dan sehat, tidak dilarang. Tapi, tidak boleh dipaksakan karena akan berisiko untuk kesehatan Ibu dan janin.

Bila menyusui membuat Ibu sakit, lemas dan keluhan lainnya, sebaiknya cari pengganti ASI, seperti ibu susu atau susu formula. Pikirkan konsekuensi-nya masing-masing ya. Konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi bila perlu.

Memang betul, janin bisa kekurangan nutrisi bila Ibu hamil masih menyusui anak sulung. Tapi, bila Ibu berusaha keras dengan memilih asupan kaya nutrisi, maka baik Ibu, si sulung, maupun janin bisa tetap mendapat nutrisi yang cukup. Untuk mendapatkan pola makan terbaik, coba berkonsultasi dengan ahli gizi.

Agar janin terhindar dari anemia dan kadar Hb Ibu tetap terjaga, konsumsi asupan yang kaya zat besi, seperti daging merah, bit, semangka, sayur bayam, dan kacang merah. Zat besi juga memegang peranan penting dalam membangun kecerdasan anak. Kadar Hb Ibu juga harus normal agar asupan untuk janin berjalan lancar. Untuk Ibu hamil, nilai Hb yang normal adalah di atas 11.

Hindari pola makan yang sekedar kenyang saja. Mulailah menjalankan pola makan ideal untuk Ibu hamil kesundulan agar Ibu, janin dan si sulung yang masih disusui tidak kekurangan nutrisi. Selain itu, bila Ibu merasa stress, segeralah berusaha untuk menyingkirkannya. Ambil waktu jeda sejenak untuk menghibur diri dengan melakukan kegiatan yang Ibu sukai, beristirahatlah dari rutinitas, atau melakukan kegiatan yang membuat jadi lebih relaks.

Bila stress tidak hilang juga, carilah teman bicara. Bila perlu, cari orang yang bukan hanya menjadi tempat curhat, tapi juga bisa menganalisis kondisi kesehatan mental Ibu, seperti psikolog. Ingat ya, Ibu harus selalu senang dan berpikir positif demi kebaikan seluruh keluarga.



Monday, October 12, 2015

Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini dan Penanganannya

Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini dan Penanganannya
Sangat penting bagi seorang Ibu hamil untuk tahu mengenai tanda dan gejala ketuban pecah dini dan penanganannya. Jika tiba-tiba ada cairan merembes keluar dari vagina, bisa jadi itu adalah tanda dan gejala ketuban pecah dini. Janganlah panik, yang penting Ibu harus segera ke rumah sakit.

Umumnya, ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2 saat pembukaan lengkap pada proses persalinan. Namun bila air ketuban yang berwarna putih agak keruh itu tiba-tiba menyembur keluar dari liang vagina terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, atau sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm, atau sebelum adanya tanda-tanda persalinan, kondisi itu disebut Premature Rapture of Membranes (PROM) alias Ketuban Pecah Dini (KPD).

KPD sering terjadi secara tidak terduga dan tidak disertai dengan tanda-tanda awal, sehingga banyak Ibu hamil yang kaget saat mengalaminya. Meski tidak ada data pasti, namun sekitar 10% kehamilan mengalami KPD.

Kantung ketuban berdinding tipis dan berisi cairan dan janin. Air ketuban akan melindungi janin dan tali plasenta (yang berfungsi untuk memberi makanan ke janin) dari kekeringan. Suhu yang tetap dan hangat di dalam air ketuban memberikan tempat yang nyaman bagi janin untuk bertumbuh. Air ketuban juga akan melindungi janin dari benturan yang mungkin terjadi.

Adapun penyebab KPD, sebagian besar berkaitan dengan infeksi, seperti : infeksi kuman atau bakteri. Infeksi ini ada hubungannya dengan dunia luar dan dalam, antara vagina dengan rahim. Ketika daerah vagina tidak bersih, misalnya karena keputihan atau karena sering menahan pipis, kuman naik ke rahim dan terjadilah infeksi yang menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis dan mudah pecah.

Selain itu, faktor risiko terjadinya KPD adalah kelelahan, stres, hubungan seksual yang tidak terjaga kebersihannya, kehamilan kembar, trauma (misal, pernah jatuh), perdarahan selama trimester 2 dan 3 yang terjadi pada jalan lahir, serta kelainan mulut rahim.


Prinsip Lebih Cepat Lebih Baik Dalam Penanganan Masalah Ketuban Pecah Dini


Bukan bermaksud menakut-nakuti, bagaimanapun Ibu perlu tahu akibat dari ketuban pecah dini (KPD), yaitu keguguran, janin terlilit tali pusat, dan kelahiran prematur. Apalagi, tidak seperti keguguran, biasanya ketika terjadi KPD, Ibu tidak merasakan sakit, semisal mulas atau pegal-pegal. Tiba-tiba saja Ibu merasakan ada cairan yang merembes melalui vagina. Itulah mengapa, ketika Ibu mengalami KPD, tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali segera ke rumah sakit atau menemui dokter kandungan. Semakin cepat kondisi Ibu ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti : infeksi kuman dari luar, persalinan prematur atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa berakibat fatal pada janin.

Selain itu, bila air ketuban terus menerus keluar, tentu volumenya akan berkurang dari jumlah yang dibutuhkan atau bahkan habis. Jumlah air ketuban yang sedikit atau habis sangat berbahaya bagi janin. Jika ketuban sedikit akan terjadi penekanan pada bayi. Akibatnya, organ bayi akan mengalami masalah, bisa tangan bayi menjadi bengkok, atau kakinya yang bengkok.


Ketuban Pecah Dini Apakah Harus Selalu Dilahirkan?


Penanganan ketuban pecah dini (KPD) sangat bergantung pada kondisi Ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban. Bila ketuban pecah dini terjadi di usia kehamilan yang cukup bulan, maka dokter akan menunggu 8 jam untuk memantau kondisinya. Bila tidak ada kemajuan dan air ketuban tetap keluar, dokter akan mengambil tindakan induksi.

Begitu pun jika terjadi infeksi dan cairan ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi dengan jalan operasi. Masalahnya, jika janin masih terlalu kecil, kelahiran sudah pasti akan berisiko tinggi, antara lain karena paru-parunya belum matang sehingga Dia belum mampu untuk bernapas secara normal di luar rahim. Pada kasus ini, Ibu sebaiknya mencari rumah sakit dengan fasilitas perawatan bayi kecil (NICU) yang baik karena butuh tiga hari bagi bayi untuk pematangan paru-parunya.

Tentu penanganan ketuban pecah dini (KPD) tidak selalu harus dengan jalan mengeluarkan bayi. Bila usia kehamilan Ibu kurang bulan, misalnya baru enam bulan, jumlah cairan ketuban masih cukup banyak, dan tidak terindikasi infeksi, dokter akan melakukan tindakan konservatif, yaitu menahan janin agar tetap berada di dalam rahim. Ibu tidak perlu khawatir karena tindakan ini tidak akan berdampak buruk pada janin.

Selain proses penantian kelahiran ini, dokter akan memberikan obat-obatan dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Selama perawatan ini, Ibu juga harus beristirahat total, tidak boleh melakukan aktivitas berat dan bebaskan pikiran dari hal-hal yang dapat membuat Ibu menjadi stres.

Dokter juga akan menyarankan Ibu untuk menjaga pola makan sehat. Konsumsilah banyak buah dan minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Bila saran ini Ibu jalani, maka selaput ketuban yang terbuka atau robek akan menutup kembali dan air ketuban dapat berproduksi lagi.

Bila dalam penantian usia kehamilan hingga cukup bulan ini air ketuban tetap mengalir keluar, tidak ada jalan lain, dokter akan melakukan pengakhiran kehamilan dengan tindakan operasi untuk mengeluarkan janin, sekalipun berisiko prematur. Tapi, biasanya ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan sehingga harus dilahirkan segera.



Monday, October 5, 2015

Perawatan Spa Yang Aman Untuk Ibu Hamil

Perawatan Spa Yang Aman Untuk Ibu Hamil
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai perawatan spa yang aman untuk Ibu hamil. Dipijat sambil mendengarkan musik lembut dan menghirup aromaterapi sungguh membuat Ibu hamil merasa nyaman dan relaks.

Ya, perawatan spa untuk ibu hamil, mengapa tidak? Perasaan relaks, segar dan berenergi setelah melakukan perawatan spa membuat Ibu hamil ketagihan untuk mengulanginya lagi. Jika kondisi Ibu sehat dan tidak ada keluhan selama hamil, perawatan spa untuk Ibu hamil boleh dilakukan selama trimester pertama. Namun, bila kehamilan Ibu berada dalam kondisi khusus, seperti : melalui bayi tabung atau sejenisnya, maka lebih disarankan melakukan perawatan spa setelah kehamilan memasuki trimester kedua.

Untuk amannya, memang lebih baik bila perawatan spa untuk Ibu hamil dilakukan di trimester kedua karena umumnya Ibu hamil sudah bisa beradaptasi dengan beraneka perubahan yang terjadi pada fisik dan emosinya akibat kehamilan. Namun, yang terbaik tentulah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, kapan Ibu boleh menjalani perawatan spa. 


Perawatan Spa Khusus Untuk Ibu Hamil


Sebaiknya pilih spa yang memang dikhususkan untuk Ibu hamil. Terapis di spa khusus Ibu hamil biasanya telah memperoleh sertifikat pelatihan dari institusi atau asosiasi terapis spa khusus Ibu hamil.

Selain itu, perawatan spa untuk Ibu hamil memiliki prosedur dan standar perawatan yang diaplikasikan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan Ibu hamil. Pertama-tama terapis akan mengukur tekanan darah Ibu. Sebelumnya Ibu diminta bersitirahat dahulu selama 5-10 menit baru ditimbang dan diukur tekanan darahnya. Bila tekanan darahnya tinggi, Ibu diminta beristirahat kembali selama 15 menit sambil menikmati minuman segar. Setelah itu, tekanan darah akan diukur kembali. Jika masih tinggi juga, Ibu tidak disarankan menjalani perawatan spa karena dapat berdampak pada janin dalam kandungan.

Spa khusus Ibu hamil juga memperhatikan produk perawatan yang digunakan. Kendati demikian, sebaiknya Ibu juga tetap memperhatikan faktor keamanan produk perawatan tersebut demi kebaikan Ibu dan si buah hati dalam kandungan. Pastikan spa yang Ibu pilih menggunakan produk perawatan organik yang aman bagi Ibu hamil. Konsultasikan dahulu dengan dokter bila Ibu ingin menggunakan minyak esensial atau aromaterapi di luar yang umum dipakai bagi Ibu hamil.


Jenis Perawatan Spa Untuk Ibu Hamil


cara spa ibu hamil
Berikut ini sedikit gambaran perawatan spa yang dapat dilakukan Ibu hamil :

Pijat

Penelitain menunjukkan, pemijatan saat hamil dapat mengurangi stres, rasa pegal dan nyeri pada otot serta persendian, hingga menurunkan risiko depresi. Dengan pemijatan, hormon pencetus stres seperti kortisol dan norepinefrin menurun, sementara hormon dopamin dan serotonin meningkat. Rendahnya jumlah hormon dopamin dan serotonin berhubungan dengan depresi. Selain itu, pijat pun berfungsi melancarkan peredaran darah. Bila dilakukan sejak awal kehamilan, perawatan ini dapat mencegah stretchmark dan pembengkakan kaki pada Ibu hamil.

Sebelum melakukan pemijatan, komunikasikan dengan terapis yang bersangkutan mengenai umur dan kondisi kehamilan Ibu. Terapis yang bersertifikat dan dilatih khusus memijat Ibu hamil akan tahu bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dipijat atau mendapat tekanan. Bagian tubuh yang tidak boleh dipijat saat hamil, antara lain : payudara, perut dan telapak kaki. Telapak kaki dihindari karena merupakan tempat berkumpulnya saraf. Terapis akan lebih berkonsentrasi pada bahu, pundak, bokong dan betis yang biasanya menjadi sumber rasa pegal Ibu hamil.

Dalam menjalani pemijatan, Ibu juga harus memperhatikan minyak esensial yang digunakan. Mintalah terapis menggunakan jenis minyak esensial yang aman bagi kandungan, seperti : grapeseed oil dan jojoba oil.

Di atas kehamilan lima bulan, Ibu tidak disarankan berbaring telentang. Pada trimester kedua ini, bobot janin telah bertambah sehingga posisi telentang akan menekan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Akibatnya, tekanan darah Ibu dapat menurun dan aliran darah ke janin juga dapat berkurang. Karena itu, umumnya spa khusus Ibu hamil akan meminta Ibu berbaring menyamping saat menjalani pemijatan. Terapis akan meletakkan sejumlah bantal dan guling kecil di sekitar perut, punggung dan kaki Ibu untuk menyangga tubuh senyaman mungkin.


Pijat Wajah

Jenis perawatan spa untuk ibu hamil ini termasuk yang banyak diminati Ibu hamil. Titik-titk saraf pada wajah akan dipijat dengan lembut sehingga memberikan efek menenangkan. Saking relaksnya, banyak Ibu hamil tertidur saat melakukan perawatan ini. Teknik pemijatan berfungsi mengendurkan saraf yang tegang karena stres atau cemas. Apalagi jika selama pemijatan ditambah menggunakan aromaterapi lavender. Menghirup aroma lavender dapat berfungsi mengurangi rasa sakit kepala.


Scrub

Saat hamil, kulit akan cenderung lebih kering. Nah, dengan melakukan scrub, sel-sel kulit mata dapat dibuang sehingga kulit menjadi lebih halus dan cerah. Bercak-bercak hitam pada kulit yang kerap muncul saat hamil pun dapat lebih disamarkan dengan melakukan perawatan ini.

Selain cenderung lebih kering, kulit pada saat hamil juga menjadi lebih sensitif. Terapis yang terlatih di spa khusus Ibu hamil akan melakukan teknik scrubbing dengan lembut. Madu, susu, oatmeal dan strawberry merupakan bahan scrub yang biasa digunakan dalam perawatan scrub bagi Ibu hamil karena relatif aman bagi kulit sensitif. Bila Ibu memiliki bakat alergi, mintalah terapis mengoleskan dahulu sedikit bahan scrub pada kulit untuk melihat reaksinya. Jika setelah 10 menit tidak ada reaksi pada kulit, artinya produk tersebut aman digunakan oleh Ibu.


Masker Tubuh

Prinsipnya sama dengan scrub, bedanya terletak pada penggunaan masker yang didiamkan selama beberapa saat pada kulit tubuh. Selain melembabkan dan mencerahkan kulit, jenis perawatan spa untuk Ibu hamil ini bermanfaat mengencangkan kulit tubuh karena dapat mengecilkan pori-pori kulit. Meski demikian, karena ketidakseimbangan hormon pada saat hamil, pengecilan pori-pori kulit mungkin tidak akan semaksimal yang biasa dirasakan sebelum hamil.

Nah, itu beberapa perawatan spa yang boleh untuk Ibu hamil. Namun ingat ya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Ibu. Selamat menikmati perawatan spa!