Monday, August 25, 2014

Masalah Bedrest Untuk Ibu Hamil

manfaat bedrest untuk ibu hamil
Bedrest untuk ibu hamil adalah saran yang seringkali diberikan oleh para dokter. Jangan khawatir. Saran ini sebaiknya dituruti agar janin dan ibunya sehat. Carilah kegiatan yang mengasyikkan agar tak bosan selama istirahat di rumah.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan penting tentang bedrest untuk ibu hamil :
  1. Mengapa Harus Bedrest? Bedrest umumnya disarankan bila ada risiko persalinan prematur, perdarahan, kontraksi sebelum usia kehamilan cukup bulan, pecah ketuban, mulut rahim lemah, hamil kembar risiko tinggi, penyakit infeksi seperti tifus, demam berdarah, dan lainnya. Saran agar ibu hamil untuk bedrest oleh dokter bisa terjadi di usia kehamilan beapa pun; 3 bulan, 5 bulan, 7 bulan, bahkan menjelang persalinan.
  2. Apa Tujuan Bedrest? Sesuai namanya, bedrest bertujuan agar ibu beristirahat sehingga kondisi fisik dan psikis tetap terjaga. Dengan bedrest, energi ibu secara fisik tidak banyak terpakai. Pada ibu yang sakit, misalnya tengah menderita demam berdarah, bedrest akan membuat proses penyembuhan lebih optimal. Saat bedrest, dokter akan menyarankan agar ibu tidak hanya mengurangi kegiatan fisik saja, tetapi juga menyingkirkan masalah yang dihadapi agar tidak stres. Dengan kata lain, pikiran ibu saat bedrest harus tenang. Semua ini demi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
  3. Seperti Apa Bedrest Untuk Ibu Hamil Itu? Meskipun bed terjemahannya adalah tempat tidur, istilah bedrest tak selalu harus tiduran. Memang ada ibu yang harus benar-benar berbaring di tempat tidur saat bedrest bahkan mandi hingga buang air pun perlu menggunakan pispot. Ini dinamakan bedrest total, biasanya dialami oleh ibu hamil yang memiliki risiko perdarahan yang tinggi karena letak plasenta ada di bawah. Pada kondisi itu bergerak sedikit saja ketuban ibu dikhawatirkan bisa pecah sehingga memicu persalinan dini. Ada juga bedrest yang masih memperbolehkan ibu duduk di tempat tidur, berjalan di sekeliling rumah. Ibu juga diperkenankan melakukan aktivitas ringan. Ini dinamakan setengah bedrest. Istirahat model ini umumnya dianjurkan kepada ibu hamil yang sedang sakit atau sering mengalami kontraksi karena kelelahan.
  4. Berapa Lama Harus Bedrest? Baik bedrest total maupun setengah bedrest lamanya tidak bisa ditentukan, terpulang kepada kondisi, penyebab, serta usia kehamilan ibu. Contoh, pada perdarahan karena plasenta di bawah, bedrest berlangsung sampai tidak terjadi lagi perdarahan. Pada kondisi bedrest total, biasanya waktunya lebih lama. Ada yang sampai beberapa minggu hingga bulan.
  5. Bedrest Di Rumah Sakit Atau Di Rumah? Tentunya bergantung pada indikasi perawatan. Jika kondisi kehamilan cukup aman dan tidak ada ancaman yang membahayakan, bisa saja ibu tidak perlu bedrest di rumah sakit. Hanya di beri obat dan beristirahat di rumah. Hanya saja jika kondisi memburuk atau dirasakan ada ketidaknyamanan harus segera kembali ke rumah sakit. Umumnya bedrest di rumah sakit disarankan pada ibu hamil yang berisiko keguguran di usia kehamilan muda, perdarahan, atau ancaman kelahiran prematur. Kondisi-kondisi ini perlu dipantau dokter sehingga lebih mudah bila ibu beristirahat di rumah sakit. Jika perdarahan muncul di usia kehamilan yang dekat dengan waktu persalinan, maka ibu diminta untuk bedrest beberapa hari misalnya 2-3 hari atau mungkin seminggu. Ibu diberi kesempatan istirahat total, menjaga janin agar tidak lahir prematur.
  6. Apa Yang Perlu Dilakukan Saat Dokter Menyarankan Bedrest? Yang pasti, saran bedrest dari dokter perlu ditaati. Jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter hal-hal atau batasan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak saat bedrest. Pengabaian saran dokter tentu bisa membahayakan kehamilan, misal bayi lahir prematur atau terjadi perdarahan.
  7. Bagaimana Mengusir Bosan Saat Bedrest? Bedrest yang berlangsung lama tentu dapat membuat ibu bosan. Namun ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di saat bedrest. Tentunya jenis kegiatan perlu disesuaikan dengan kondisi ibu. Kalau diminta bedrest total, ibu tentu tidak boleh jalan-jalan meskipun rasa bosan mendera. Ingat, ibu tetap harus mematuhi perintah dokter demi kesehatan ibu sendiri dan keselamatan janin.

bedrest untuk ibu hamil
Berikut kegiatan yang bisa ibu lakukan di saat bedrest. Akan lebih menyenangkan bila ayah dapat menemani di saat ibu beraktivitas.
  1. Menonton Televisi. Posisi ibu di tempat tidur saat bedrest umumnya disarankan berbaring miring agar aliran darah ke arah plasenta lancar. Dengan posisi tersebut ibu bisa menonton teve. Pilih acara favorit ibu. Yang pasti tontonan yang dipilih harus bersifat santai dan menghibur. Jangan memilih tayangan yang menyeramkan atau berat sehingga menambah pikiran.
  2. Membaca Buku, Majalah, Atau Tabloid. Bagi ibu yang hobi membaca, bisa menyelesaikan novel yang sedang dibaca.
  3. Hubungi Teman Atau Kerabat Dekat. Adanya perangkat gadget lebih mempermudah ibu untuk berkomunikasi. Mengobrol dapat menyenangkan hati. Berceritalah tentang apa pun bisa dengan menelpon secara langsung, lewat chatting via line, email, whatsapp, atau BBM.
  4. Main Games. Tentunya dalam posisi berbaring. Manfaatkan fitur-fitur yang ada dalam perangkat gadget. Namun tetap perlu diperhatikan untuk tidak bermain terlalu lama sehingga membuat mata menjadi lelah dan tangan pun capek.
  5. Menulis. Ibu bisa mengungkapkan perasaan, pengalaman, maupun berbagai ide dalam bentuk tulisan. Meski mungkin sekedar tulisan status di media sosial atau di buku harian, di blog, dan sebagainya. Siapa tahu pengalaman yang ibu tuliskan jika dikumpulkan bisa menjadi sebuah buku. Lakukan jika ibu memang sedang ingin menulis, jangan menjadi beban. Ketika menulis dengan menggunakan laptop, perhatikan posisi duduk. Bila perlu konsultasikan pada dokter, berapa lama ibu boleh berada dalam posisi duduk.
  6. Browsing Internet. Ada banyak sekali pilihan situs, termasuk situs parenting. Atau mungkin ibu yang hobi berbelanja bisa memenuhi keinginannya dengan browsing ke situs-situs belanja online.
  7. Memanjakan Diri Dengan Perawatan. Zaman sekarang beberapa rumah sakit menyediakan fasilitas perawatan kecantikan, temasuk salon untuk ibu yang sedang bedrest. Manfaatkan fasilitas tersebut tentu dengan sebelumnya menanyakan apa yang boleh dan tidak pada dokter terlebih dahulu. Ibu juga bisa merias wajah agar tetap kelihatan cantik di saat bedrest. Terkadang penampilan fisik segar bisa mempengaruhi mood dan perasaan ibu menjadi lebih baik dan menyenangkan.
  8. Membuat Kerajinan Tangan. Ibu hobi merajut? Lakukan saat bedrest ini. Buatlah bentuk yang sederhana seperti sepatu atau syal buat si kecil.
  9. Membuat Makanan Kesukaan. Bagi ibu yang setengah bedrest masih diperbolehkan jalan-jalan di dalam rumah. Jadi, ibu bisa bersantai di ruang makan. Ibu dapat membuat sendiri makanan kesukaan yang sederhana, misalnya mengoles roti dengan mentega dan selai, membuat salad buah. Begitu juga membuat minuman. Hindari masak memasak yang membutuhkan banyak effort seperti harus ke dapur meracik bumbu, memotong bahan, memasak dan sebagainya karena waktunya lebih lama.
  10. Memperhatikan Kondisi Rumah. Jika bedrest memperbolehkan ibu berjalan-jalan di rumah, ibu bisa melakukan pekerjaan ringan, misalnya mengatur kamar bayi. Tapi selalu hindari menggeser-nggeser perabot. Cukup menata barang-barang pajangan yang kecil atau menata pakaian di lemari bayi. Duduk-duduk di teras halaman / belakang rumah memperhatikan taman, dan sebagainya juga dapat dilakukan ibu.

Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

Friday, August 22, 2014

Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Harus Bersalin Di Rumah Sakit ?

alasan medis sebaiknya ibu hamil harus bersalin Di rumah sakit
Ada beberapa kondisi tertentu yang mengharuskan ibu hamil bersalin di rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Bukan di klinik bidan atau dokter umum. Kondisi apa sajakah yang dapat menyebabkan hal itu terjadi ?

Pada prinsipnya, setiap ibu punya hak untuk memilih tempat bersalin. Apakah ke bidan, dokter umum, atau dokter spesialis. Tapi ada baiknya pilihan tempat bersalin ini direncanakan sejak awal. Semakin dini rencana dicanangkan, semakin mantap ibu mengambil keputusan. Kemantapan ini penting karena akan memberikan aura positif bagi kelancaran persalinan, masa pasca lahir serta kesuksesan inisiasi menyusu dini (IMD).

Meski pilihan ada pada ibu, namun sungguh bijak bila ibu tetap mendengarkan saran tenaga medis. Terutama bila ibu memeriksakan kehamilan di lini pertama seperti bidan atau dokter umum. Bidan atau dokter umum diharapkan dapat menyeleksi, apakah ibu memang bisa melahirkan di bidan / puskesmas, atau harus di rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.

Mengapa? Sebab dapat saja ketika di trimester awal kehamilan, ibu dalam kondisi baik, namun dalam perjalanan kehamilan di trimester kedua, tensi darah ibu meningkat. Saat mendeteksi hal ini, bidan/dokter umum idealnya akan merujuk ibu  segera ke dokter spesialis untuk mendapatkan pengobatan lebih intens karena kenaikan tensi darah bisa mengindikasikan adanya gangguan pada ibu atau janin.

Saran tersebut sebaiknya ibu ikuti karena salah satu tugas bidan atau dokter umum sebagai lini pertama adalah mengedukasi pasien, termasuk melahirkan di tempat yang tepat. Ibu tak harus langsung pindah ke dokter subspesialis. Boleh saja sampai usia kehamilan tertentu ibu melanjutkan kontrol rutin di bidan/dokter umum. Namun begitu, kontrol kehamilan trimester akhir hingga persalinan harus dilakukan di rumah sakit.

Bila saran ini tidak diabaikan, kemudian saat bersalin ada proses penyulit atau bayi dilahirkan prematur dikhawatirkan ibu atau bayi tidak bisa memperoleh penanganan yang tepat dan cepat karena fasilitas di klinik praktik bidan/dokter umum biasanya tidak lengkap. Di saat genting itu pun akan sangat repot untuk mencari-cari rumah sakit. Kondisi ini bisa membuat stres padahal stres justru dapat menghambat persalinan karena mulut rahim menjadi kaku dan tidak relaks.

Umumnya saat ini, bidan atau dokter umum sudah memilki dokter spesialis kebidanan dan kandungan rujukan. Bila pada trimester dua atau trimester tiga, bahkan menjelang persalinan diketahui ibu ada penyulit, petugas medis/dokter di puskesmas akan segera mengontak rumah sakit daerah/rumah sakit umum terdekat untuk merujuk ibu kesana. Bidan yang terlatih dan berdedikasi, malah akan mengantar ibu ke dokter spesialis yang menjadi mitranya.

 

 

Beragam Alasan Medis


alasan melahirkan di rumah sakit
Seperti disebutkan, ibu hamil memilih tempat bersalin adalah hak ibu. Namun, dengan melihat beberapa kondisi di bawah ini, sebaiknya tanpa ragu, pilihlah rumah sakit besar yang fasilitasnya komplet. Kondisi-kondisi tersebut adalah :
  1. Adanya Gangguan Kesehatan Yang Menetap. Ibu dengan gangguan kesehatan seperti anemia, asma, jantung, dan diabetes, meskipun diprediksi dapat melahirkan normal, sejatinya pada saat persalinan nanti perlu didampingi oleh tenaga-tenaga spesialis yang menyangkut gangguan kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, disarankan utuk melahirkan di rumah sakit besar yang dokter spesialisnya lengkap.
  2. Usia Ibu Hamil. Ini merupakan faktor risiko lain yang patut dipertimbangkan dalam pemilihan tempat bersalin. Ibu yang berusia di bawah 35 tahun berisiko lebih sedikit dibandingkan dengan ibu berusia di atas 35 tahun. Ibu di atas usia 35 tahun apalagi jika melahirkan anak pertama sebaiknya dibantu dokter spesialis di rumah sakit, karena pertimbangan risiko atau penyulit persalinan.
  3. Riwayat Kehamilan. Biasanya saat kelahiran anak pertama ibu belum mempunyai pengalaman mengenai lancar tidaknya melahirkan sehingga diperlukan persiapan mengenai keamanan dalam bersalin. Begitu pun pada persalinan setelah anak ketiga karena ada risiko perdarahan.
  4. Kondisi Janin. Jika ada permasalahan pada janin, maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit/rumah sakit rujukan. Bagitu bayi lahir, sudah dapat dilakukan penanganan secara khusus yang hanya dapat dilakukan di rumah sakit besar/rumah sakit rujukan yang memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan fasilitas High Care lainnya.
    Bila sudah memiliki rumah sakit untuk tempat melahirkan, maka yakinkan bahwa rumah sakitnya termasuk rumah sakit “Sayang Mama”. Rumah sakit ini mempromosikan persalinan senormal mungkin, tanpa intervensi atau tindakan tergesa, menyediakan fasilitas rawat gabung klinik laktasi untuk mendukung ibu dan bayi sukses full ASI, serta memiliki sarana lengkap kamar bersalin dan operasi 24 jam.

 

 

Buku Kontrol Kehamilan


bersalin di rumah sakit
Saat pertama kali kontrol kandungan, ibu tentu di beri buku catatan/buku kontrol, bukan? Nah, buku ini sebaiknya dibawa jika ibu bepergian. Dalam keadaan darurat, buku kontrol bisa membantu petugas medis/dokter melihat data terakhir akan kondisi kehamilan ibu. Misal, usia kehamilan, kondisi ibu (apakah mengalami infeksi saat kehamilan atau tidak), kondisi janin, dan sebagainya.

Buku kontrol ini juga berguna saat ibu memutuskan untuk melahirkan di lokasi yang berbeda dari lokasi yang selama ini ibu datangi untuk kontrol. Contoh, ibu selalu memeriksakan kehamilan di Jakarta dan kemudian mau melahirkan di tempat kelahirannya di Bali supaya dekat dengan keluarga besar.

Jadi, ingat selalu untuk membawa buku catatan kehamilan ini.

 

 

Waspadai Tanda Menjelang Persalinan


Di usia cukup bulan untuk melahirkan, ibu perlu memperhatikan tanda-tanda persalinan berikut ini :
  1. Muncul kontraksi (perut terasa mulas) yang berlangsung dengan jarak teratur dan semakin sering.
  2. Sejak mulas pertama, paling cepat proses persalinan akan terjadi dalam waktu 6 jam. Normalnya, di kala awal, untuk pembukaan 1 cm jalan lahir dibutuhkan waktu sekitar 1 jam.
  3. Jika kontraksi (mulas) sudah membuat ibu tidak tahan, biasanya sudah terjadi pembukaan ketiga atau keempat (3-4 cm). Ibu sudah harus mendatangi bidan atau dokter di klinik/rumah sakit. Disana akan dilakukan pemeriksaan CTG (denyut jantung) untuk memantau kondisi ibu dan janin.
Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

Tuesday, August 19, 2014

Asupan Gizi Untuk Ibu Hamil

asupan gizi untuk ibu hamil
Dengan asupan gizi yang tepat, ibu dapat menikmati kehamilan dengan menyenangkan.

Sesungguhnya, kebutuhan nutrisi bagi ibu pada masa kehamilan tak jauh berbeda dengan kebutuhan perempuan dewasa pada umumnya. Hanya saja memang membutuhkan tambahan karena adanya perubahan pada tubuh ibu. Tambahan nutrisi tersebut akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Mengapa? Pada awal kehamilan, janin masih berupa segumpal daging, jadi kebutuhan kalorinya belum banyak. Bila ibu mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak malah bisa menyebabkan obesitas. Berbeda pada trimester 2 dan 3, ketika janin sudah bertambah besar dan organ-organ tubuhnya pun semakin lengkap, tentu kebutuhan kalorinya juga meningkat.

Tambahan kalori pada trimester 1 sekitar 50-100 Kal per hari. Selanjutnya, masuk trimester 2 dan 3, masing-masing tambahannya mencapai 150 Kal per hari. Tambahan kalori tersebut bila dikonversikan dalam takaran rumah tangga tidaklah banyak. Sederhananya tambahan 50 Kal dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi 75-100 gram buah-buahan. Contoh, 1 buah apel seberat 85 gram mengandung 50 Kal. Masuk trimester 2 dan 3, tambahan kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi 1 gelas susu yang mengandung 150 Kal atau 1 buah roti isi daging mengandung 350 Kal. Untuk susu, ibu hamil dapat mengkonsumsi susu khusus kehamilan yang kandungan gizinya telah disesuaikan dengan kebutuhan.

 

 

Gizi Seimbang

 

asupan gizi ibu hamil trimester pertama
Kebutuhan nutrisi yang mengalami peningkatan selama hamil dapat dipenuhi melalui 3 kali makan utama (pagi, siang dan malam) serta 3 kali makan selingan. Ibu juga hendaknya mencermati keragaman sumber bahan makanan yang dikonsumsi agar mendapatkan gizi yang tepat dan seimbang. Berikut kebutuhan gizi dan nutrisi sepanjang kehamilan :
  1. Karbohidrat. Merupakan sumber energi yang utama. Fungsinya sebagai sumber tenaga dan energi. Kebutuhan energi bagi ibu hamil adalah 50-150 kalori lebih banyak dari masa sebelum hamil. Energi ini dibutuhkan untuk memenuhi metabolisme tubuh yang meningkat. Bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat antara lain : kentang, roti, mi, talas, ubi, serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran.
  2. Protein. Protein berguna untuk pengembangan sel-sel baru dalam pertumbuhan janin serta membentuk antibodi yang dapat melawan infeksi. Kebutuhan protein ibu hamil sekitar 75 gram per hari. Protein dapat diperoleh dari bahan makanan nabati maupun hewani seperti : ikan, daging, telur dan susu.
  3. Lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi bagi tubuh ibu, selain juga pelarut vitamin A, D, E, K. Asam lemak omega 3  dan 6 juga diperlukan untuk pengembangan sistem saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak janin, serta sebagai bantalan bagi organ-organ tertentu, seperti biji mata dan ginjal. Konsumsi lemak yang disarankan pada masa kehamilan tidak lebih dari 25% dalam porsi makanan sehari-hari. Bahan makanan sumber lemak, antara lain : minyak zaitun, minyak jagung, minyak bunga matahari, mentega, susu, telur, santan, dan avokad.
  4. Vitamin dan Mineral. Vitamin dan mineral dibutuhkan untuk perkembangan saraf dan otak janin, selain juga untuk meningkatkan daya tahan ibu. Kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat diperoleh melalui aneka buah-buahan dan sayuran. Disarankan mengkonsumsi buah dan sayuran kaya warna. Semakin banyak warna, semakin tercukupi kebutuhan akan vitamin dan mineral.
    Tak hanya itu, buah dan sayur juga mengandung serat. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya serat memberikan efek kenyang lebih lama dan menghindari sembelit.

 

 

Ketika Kecukupan Gizi Tidak Terpenuhi

 

asupan gizi ibu hamil trimester kedua
Penting diingat, setiap suap yang masuk ke dalam mulut ibu hamil sangat menentukan sehat tidaknya bayi yang dilahirkan kelak. Penelitian yang dilakukan di sekolah kesehatan masyarakat Harvard menunjukkan bagaimana status kesehatan bayi pada saat lahir berhubungan erat dengan pola makan ibu selama kehamilan.

Pada ibu hamil yang dietnya tergolong baik, 95% bayi mereka dilahirkan dengan kesehatan yang tergolong baik pula. Di lain pihak, hanya 8% dari ibu yang dietnya tergolong buruk (sebagian mengkonsumsi jajanan tidak bergizi) mempunyai bayi dengan kesehatan tergolong baik, dan 65% dari mereka memiliki bayi yang meninggal sebelum lahir, prematur, fungsi tubuh belum sempurna atau memiliki cacat lahir. Juga ibu yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya selama hamil sangat berisiko menghadapi komplikasi pada saat melahirkan, semisal perdarahan.

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Clinical Endocrinology & Metabolism menyatakan, asupan yodium yang cukup selama kehamilan berpengaruh pada perkembangan otak janin. Penelitian tersebut membuktikan, kekurangan yodium berdampak besar pada perkembangan jalur auditori dan cara kerja memori pendengaran janin. Kelak, ini dapat berpengaruh pada kemampuan anak dalam membaca dan mengeja huruf. Penelitian ini dilakukan pada 228 anak yang orang tuanya memeriksakan diri ke klinik antenatal The Royal Hobart Hospital’s selama 1999-2001.

Bukan Cuma itu. Pada simposium bertema “Early Life Nutrition” September 2012, telah disampaikan bahwa, nutrisi pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan janin kelak, dari kemandulan, kerusakan struktur janin, sampai penyakit tidak menular berbahaya jangka panjang, seperti penyakit jantung dan diabetes melitus.

Itulah mengapa, penting bagi ibu mencermati makanan yang dikonsumsi sepanjang kehamilannya, apalagi ibulah satu-satunya sumber nutrisi bagi janin. Dengan mengkonsumsi makanan bergizi lengkap, beragam dan seimbang, kelak ibu akan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.


Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.