Thursday, June 18, 2020

Perempuan Berbisnis di Era Pandemi COVID-19

Perempuan Berbisnis di Era Pandemi COVID-19 | Website vs Marketplace: Pilihan atau Sinergi? | sinergi dari website, marketplace dan sosial media
Di tengah-tengah badai pandemi Covid-19, membuat banyak perempuan yang mulai ikut berbisnis untuk menyokong perekonomian keluarganya. Semakin banyak ibu-ibu rumah tangga yang berusaha memanfaatkan keahliannya untuk menghasilkan barang, dan berjualan. Mulai dari menjual kue-kue kecil hasil dari dapur sendiri, sampai menjual kerajinan tangan terus dicoba. 

Biasanya yang menjadi hambatan pertama ialah bagaimana memasarkan produk-produk tersebut. Apalagi pada umumnya, pebisnis pemula tidak dibekali dengan kemampuan marketing yang baik. Sehingga tidak heran jika mereka memulai memasarkan produk, dengan cara-cara yang sudah akrab dengan keseharian mereka. Berikut ini beberapa diantaranya : 

Marketplace

Jika dulu semasa sebelum krisis, mereka banyak memanfaatkan aplikasi-aplikasi marketplace di smartphone sebagai ajang untuk “cuci mata”. Saat ini para perempuan tersebut berusaha memanfaatkan marketplace sebagai tempat untuk berjualan. 

Hal ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kemudahan yang diberikan oleh “pasar-pasar digital” untuk bisa memiliki toko di tempat mereka. Seakan-akan setiap marketplace saling berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas-fasilitas, dan kelebihan-kelebihan yang menguntungkan bagi penjual yang mau membuka toko-nya di tempat mereka.

Setiap marketplace mempunyai beberapa keunikannya sendiri. Seperti misalnya marketplace Shopee. Marketplace yang berasal dari Singapura ini berdiri pada tahun 2015, dan sangat dikenal di kalangan perempuan. Dari mulai remaja sampai dengan ibu-ibu rumah tangga. Marketplace ini termasuk yang pertama memperkenalkan fitur Live Chat bagi penggunanya.

Salah suatu marketplace terbesar di tanah air ialah Tokopedia. Marketplace ini merupakan marketplace dengan jumlah trafik per bulan mencapai 140 juta lebih pengunjung (sumber : situs iprice.co.id). Hal ini tentu akan sangat menguntungkan bagi para penjual di marketplace ini. 

Berbicara marketplace, rasanya kurang sah jika kita tidak menyebut nama Bukalapak. Marketplace asli Indonesia ini berdiri pada tahun 2010. Salah satu fitur unggulannya ialah fitur negosiasi harga. Fitur ini memungkinkan seorang pembeli untuk menawar harga barang yang akan dibelinya.

Sebetulnya masih ada beberapa marketplace lainnya seperti OLX, Lazada, dan Zilinggo. Selain memiliki beberapa keunikan, rata-rata marketplace diatas juga menawarkan fitur-fitur standar marketplace. Seperti misalnya, fitur pembayaran yang melibatkan berbagai macam cara, fitur ekspedisi barang yang cukup variatif dan yang pastinya adalah fitur keamanan dalam bertransaksi yang sangat baik.

Sosial Media

Pada masa kini, rasanya tidak ada orang yang tidak familiar dengan smartphone. Sudah sangat umum dimana-mana kita melihat masyarakat sangat asyik dengan smartphone-nya masing-masing, dan tidak mempedulikan sekitarnya. 

Hal ini juga berlaku pada kaum perempuan di masyarakat kita. Aplikasi-aplikasi seperti Whatsapp, Facebook maupun Instagram, sangatlah akrab dengan mereka. Jika dulu mereka mungkin hanya bertemu sebulan sekali dengan teman-temannya, saat ini mereka bisa asyik mengobrol dalam group-group di sosial media kapan saja.

Kehadiran aplikasi-aplikasi sosial media ini, tentu saja kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbisnis. Tidak ketinggalan juga kaum wanita. Mereka banyak memanfaatkan pertemanan melalui sosial media untuk kemudian menawarkan barang-barang dagangannya.

Sudah sangat umum, jika kita melihat diantara banyak status mereka, terselip beberapa status “berjualan”. Bahkan sudah banyak yang terang-terangan mengubah akun sosmed mereka, menjadi akun bisnis yang murni untuk berjualan.

Biasanya pada awalnya akun-akun sosmed ini dipakai untuk memperkenalkan barang-barang dagangan mereka. Entah itu hasil produksi mereka sendiri, menjadi retailer dari produk-produk terkenal, maupun menjadi dropshipper dari toko-toko lain. 

Dengan semakin banyaknya pertemanan di sosial media, tentu saja menjadi  semakin mudah untuk mendapatkan calon pembeli yang potensial. Hal ini ditambah lagi dengan berbagai macam fitur yang disediakan oleh platform sosial media, seperti misalnya iklan berbayar. 

Selain menambah calon pembeli potensial, fitur iklan ini juga bisa  dimanfaatkan untuk meningkatkan branding barang dagangan mereka. Sudah banyak bisnis yang tadinya hanya usaha kecil di rumah, telah berubah menjadi usaha dengan cakupan hingga penjualan ke luar negeri. Sebab dengan fitur iklan berbayar ini, maka “status dagangan” mereka, memperoleh audience yang hanya akan dibatasi oleh kekuatan finansial beriklan mereka.

Website

Memiliki website, biasanya merupakan suatu hal yang diluar pemikiran orang yang baru memulai usahanya. Faktanya ialah memiliki website membutuhkan dana, keahlian webmaster, dan Hosting Indonesia yang handal. Semuanya itu membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit.

Padahal sebetulnya dengan memiliki website, perusahaan akan dapat mem-branding usahanya dengan lebih mudah. Terdapat beberapa keuntungan dari memiliki website, seperti misalnya cakupan pasar yang tidak terbatas, akses informasi terhadap produk dengan sangat mudah, dan bisa diakses dimana dan kapan saja. 

Website vs Marketplace vs Sosial Media : Pilihan atau Sinergi?

Bagi seorang perempuan yang baru memulai usahanya, keterbatasan modal dan sumber daya, dapat menjadi suatu hambatan yang besar. Apalagi di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Daya beli masyarakat menurun drastis, sehingga sangat sulit untuk menjual suatu produk.

Karena keterbatasan-keterbatasan diatas, maka perputaran uang menjadi sangat penting. Dibutuhkan suatu usaha yang bisa membuat produk kita cepat laku. Sehingga cash flow keuangan perusahaan menjadi sehat.

Oleh sebab itu, pilihan untuk memasarkan produk di marketplace menjadi lebih relevan. Sebab marketplace menyediakan “kolam pembeli” yang sudah jadi. Kita tidak perlu follower yang cukup banyak atau menunggu website kita terindeks oleh search engine, untuk bisa menjual produk kita.

Tentu saja, bukan berarti kita bisa melupakan media sosial ataupun website. Media sosial sangat dibutuhkan untuk berinteraksi dan melakukan soft-selling kepada calon pembeli kita. Sedangkan website sangat dibutuhkan untuk mem-branding produk atau perusahaan yang kita miliki.

Pada akhirnya, semua perusahaan pasti akan memanfaatkan sinergi dari website, marketplace dan sosial media. Memiliki sinergi ketiganya, merupakan hal yang tidak bisa dihindari, demi kemajuan perusahaan kita.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.