Monday, January 27, 2014

Apakah Ibu Hamil Naik Pesawat Dapat Menyebabkan Keguguran ?

ibu hamil naik pesawat | tips untuk ibu hamil naik pesawat | apakah ibu hamil naik pesawat dapat menyebabkan keguguran
Apakah Ibu Hamil Naik Pesawat dapat Menyebabkan Keguguran ? Ini adalah pertanyaan yang sering kita jumpai di masyarakat luas. Banyak hal yang memang perlu diperhatikan bagi seorang ibu hamil yang akan naik pesawat. Menurut American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), suatu organisasi dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Amerika Serikat, perjalanan sesekali dengan pesawat terbang telah dinyatakan aman bagi seorang wanita dengan usia kehamilan di bawah 36 minggu, dengan syarat tidak memiliki komplikasi di saat hamil atau penyakit penyerta lainnya.

Sumber terpercaya lain adalah dari International Air Transports Association (IATA), sebuah organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapai-maskapai penerbangan ternama di dunia. Peraturan dari IATA mengenai kriteria ibu hamil yang diperbolehkan terbang dipertimbangkan dari riwayat kesehatan dan kehamilan sebelumnya, jumlah janin yang dikandung, dan umur kehamilan. Wanita dengan hamil tunggal (hanya 1 janin yang dikandung) tanpa komplikasi diperbolehkan untuk terbang hingga usia kehamilan 36-38 minggu, asal waktu penerbangan tidak lebih dari 4 jam.

Walaupun oleh IATA diperbolehkan hingga 38 minggu, ACOG menyarankan para ibu hamil untuk tidak melakukan perjalanan udara setelah usia kehamilan 36 minggu. Hal ini untuk menghindari jika ada kesalahan dalam perhitungan hari perkiraan kelahiran atau persalinan yang dimulai sebelum harinya.

Komplikasi yang dimaksud adalah komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan itu sendiri maupun keadaan kesehatan calon ibu yang berisiko tinggi sehingga disarankan tidak melakukan perjalanan udara. Yang dimaksud antara lain :
  1. Risiko kelahiran prematur.
  2. Kelainan plasenta.
  3. Tekanan darah atau kadar gula darah yang tidak terkendali.
  4. Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Masalah yang dihadapi oleh ibu hamil dalam perjalanan udara dapat berbeda-beda sesuai dengan umur kehamilannya.

Bila umur kehamilannya masih muda atau dalam trimester awal (sampai 12 minggu), masalah yang dihadapi adalah gejala kehamilan seperti morning sickness yang dapat bertambah parah. Akan lebih baik bila membawa kantong plastik ekstra di kabin untuk berjaga-jaga. Demikian pula dengan keluhan hidung tersumbat atau sinusitis ringan, di ketinggian jelajah pesawat terbang, keluhan tersebut dapat bertambah parah.

Dalam umur kehamilan trimester ke-2, bepergian dengan pesawat terbang dirasa paling nyaman. Gejala morning sickness dan risiko keguguran sudah berkurang, dan risiko untuk kelahiran prematur sangat rendah dalam rentang usia kehamilan ini.

Terbang pada umur kehamilan trimester ke-3 masih dikatakan aman selama tidak terlalu dekat dengan hari perkiraan lahir. Namun kemungkinan terjadi kelahiran prematur perlu dipertimbangkan, apalagi bila didapatkan faktor risiko terjadi kelahiran prematur. Sebaiknya ibu hamil yang hendak terbang dalam umur kehamilan trimester ke-3 membawa serta riwayat kesehatan kehamilannya dan diharapkan memiliki kontak medis di tempat tujuan.

Bila selama dalam penerbangan dirasakan kontraksi yang semakin lama semakin sering dan sakit, segera beritahu pramugari. Mereka sudah dilatih untuk menangani keadaan gawat darurat, termasuk menangani penumpang hamil yang hendak melahirkan. Walaupun ada kemungkinan terdapat dokter (atau lebih bagus lagi spesialis kebidanan dan kandungan) yang ikut serta dalam penerbangan dan dapat membantu proses kelahiran, ada kemungkinan pula pesawat melakukan pendaratan darurat di bandara terdekat untuk memastikan ibu yang hendak melahirkan mendapat pertolongan medis yang dibutuhkan.

Hal penting yang juga perlu diperhatikan tanpa memandang umur kehamilan adalah masalah yang berkaitan dengan sirkulasi peredaran darah. Kehamilan sendiri dapat menyebabkan masalah sirkulasi pada setiap wanita, sehingga posisi duduk lama dalam penerbangan dapat meningkatkan risiko pembentukan darah menggumpal (blood clot), yang dapat menjadi fatal.

Selain itu, keamanan yang berhubungan dengan tekanan dalam kabin juga perlu diperhatikan. Saat ini, semua penerbangan komersial telah mengatur tekanan dalam kabin yang setara dengan ketinggian jelajah 5.000 – 8.000 kaki. Untuk ibu hamil yang berasal dari dataran rendah, perubahan ini dapat mempengaruhi kerja tubuh, yaitu peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Untuk sebagian besar ibu hamil dengan kesehatan cukup, hal ini tidak menyebabkan masalah. Tapi, bila ada riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, perubahan ini dapat mengakibatkan masalah serius, sehingga tidak dianjurkan bagi mereka untuk melakukan perjalanan udara.

Berapa pun umur kehamilan yang sedang berjalan saat ini, akan lebih bijaksana bila rencana berpergian dengan pesawat telah didiskusikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mengeluarkan pernyataan sang calon ibu aman untuk naik pesawat. Akan lebih bagus pernyataan tersebut disertai dengan surat keterangan tertulis dari dokter yang telah memeriksa, terutama bila umur kehamilan sudah berada dalam trimester ke-3 (lebih dari 28 minggu).


ibu hamil naik pesawat | tips untuk ibu hamil naik pesawat | apakah ibu hamil naik pesawat dapat menyebabkan keguguran

Tips Bagi Ibu Hamil Untuk Menjalani Penerbangan

 

Berikut adalah tips yang dapat membuat penerbangan menjadi lebih nyaman dan aman bagi ibu hamil :
  1. Minumlah air dalam jumlah yang cukup. Tingkat kelembaban dalam kabin pesawat dapat membuat dehidrasi, sehingga mengentalkan darah. Bawalah selalu air minum kemanapun Anda pergi dan minumlah sesering mungkin saat berada di pesawat.
  2. Gunakan stoking. Beberapa dokter atau bidan merekomendasikan ibu hamil menggunakan stocking atau legging untuk meningkatkan peredaran darah. Legging dan stoking juga berguna untuk mencegah pembekuan darah yang dimulai dari kaki.
  3. Gunakan pakaian yang longgar, jangan yang ketat.
  4. Jangan menyilangkan kaki selama perjalanan agar aliran darah lebih lancar dan tidak merasa pegal.
  5. Minta tempat duduk yang longgar (sebaiknya di sisi yang dekat dengan lorong kabin / aisle seat). Hindari tempat duduk di tengah, karena paling sempit dan membuat pergerakan terbatas. Selain itu juga sebagai antisipasi jika ibu hamil sewaktu-waktu perlu ke toilet karena merasa mual.
  6. Tiap jam, usahakan berjalan sebentar di lorong kabin (bila lampu mengenakan seatbelt dipadamkan), dan tiap setengah jam lemaskan kaki, putar pergelangan kaki, dan gerakkan jari-jari kaki. Gerakan ini penting untuk memastikan aliran darah lancar dan mengurangi risiko terbentuk gumpalan darah.
  7. Saat duduk, gunakan sabuk pengaman selama penerbangan karena turbulensi sulit diprediksi. Guncangan akan membuat tubuh dan rahim berguncang. Untuk wanita hamil, risiko cedera karena menggunakan sabuk pengaman dinilai lebih ringan daripada risiko cedera yang dapat terjadi bila tidak mengenakannya. Tempatkan sabuk pengaman pada posisi yang paling nyaman, dapat diletakkan serendah-rendahnya di bawah daerah panggul atau di sekitar tungkai bawah bagian atas.
  8. Jangan mengonsumsi makanan mengandung gas. Tidak disarankan menyantap makanan atau minuman yang mengandung gas (kol, brokoli, atau minuman bersoda) selama melakukan perrjalanan udara. Gas yang terperangkap dalam tubuh akan mendapat tekanan udara sehingga menyebabkan sakit perut dan mual.
  9. Cegah mabuk udara. Jika Anda masih sering merasakan morning sick selama kehamilan, perjalanan udara tidak direkomendasikan. Tanyakan kepada dokter atau bidan dan mintalah obat anti mual.
  10. Secara umum, usia 4-7 bulan merupakan usia kehamilan yang ideal untuk melakukan penerbangan, tentunya dengan kondisi kehamilan yang sehat dan tidak bermasalah. Usia kehamilan terbaik untuk melakukan perjalanan udara adalah selama kehamilan trimester kedua sebelum usia kehamilan 35 minggu (untuk penerbangan internasional) atau sebelum usia kehamilan 36 minggu (untuk penerbangan domestik). Hal ini dilakukan mengingat terdapat peningkatan risiko terjadinya keguguran pada ibu hamil trimester pertama dan risiko kelahiran dalam pesawat pada ibu hamil trimester ketiga.
  11. Sebaiknya mendiskusikan penerbangan Anda dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Anda untuk memastikan kondisi Anda dan mendiskusikan kapan sebaiknya Anda melakukan penerbangan.
  12. Hindari perjalanan udara yang lama dan terlalu sering terkait peningkatan risiko keguguran pada ibu hamil dengan jam penerbangan rata-rata 74 jam selama satu bulannya.
  13. Hindari bepergian ke daerah-daerah endemis yang memerlukan tindakan imunisasi.
  14. Ketahui letak rumah sakit atau puskesmas ditempat tujuan Anda untuk berjaga-jaga. 
  15. Pastikan anda punya asuransi perjalanan karena tidak semua maskapai mengasuransikan penumpangnya.
Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai masalah seputar ibu hamil, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.