Thursday, July 3, 2014

Risiko Operasi Sesar Lebih Dari Tiga Kali

risiko operasi sesar lebih dari tiga kali
Hak reproduksi melekat di setiap perempuan. Oleh sebab itu, meski sudah tiga kali melakukan sesar, tak ada yang melarang ibu untuk hamil kembali. Namun, ibu harus menyadari bahwa semakin sering sesar, maka risiko operasi sesar pada ibu dan janin semakin tinggi.

Mungkin ibu pernah mendengar saran ini : persalinan yang dilakukan lewat operasi sesar sebaiknya dibatasi, maksimal 3 kali. Kalau lebih dari 3 kali, dikhawatirkan dinding rahim bisa robek dan terjadi perdarahan hebat yang dapat mengancam keselamatan ibu.

Risiko yang dikemukakan dokter tadi ada benarnya. Namun di sisi lain, setiap ibu memiliki hak untuk bereproduksi, tidak boleh ada yang dapat membatasi, termasuk alasan operasi sesar sudah dilakukan 3  kali. Namun, demi kesehatan dan keselamatan ibu dan janin, haruskah saran tadi diabaikan ?

 

 

Ketahui Risiko


resiko operasi sesar
Saat ini, dengan teknologi yang semakin canggih disertai kemampuan dokter yang lebih baik, termasuk melakukan tindakan operasi yang teliti dan hati-hati, segala risiko pada persalinan, baik persalina normal ataupun sesar, bisa diminimalisasi. Namun demikian, sebagai bagian dari praktik informed consent (pasien berhak tahu tindakan / prosedur dalam pengobatan / tindakan medis yang akan diterimanya), dokter wajib menjelaskan segala risiko yang bisa muncul pada persalinan sesar berulang. Nantinya, pejelasan dokter dapat menjadi pertimbangan sebelum memutuskan hamil kembali.

Risiko-risiko yang bisa terjadi pada riwayat operasi sesar berulang misalnya risiko robek rahim, risiko perdarahan, risiko plasenta lengket (plasenta akreta), risiko pelekatan rahim dengan organ sekitar seperti usus dan kandung kemih, dan risiko cedera pada organ-organ tersebut, sampai risiko keselamatan nyawa ibu.

Bila sudah dijelaskan secara detail mengenai risiko persalinan dengan riwayat operasi berulang, kemudian ibu tetap pada keputusannya ingin hamil kembali, maka dokter tidak bisa melarang. Sebab keputusan ada pada ibu. Sekali lagi, dokter hanya berkewajiban menjelaskan segala macam informasi yang dibutuhkan, untung ruginya dari suatu tindakan medis. Selanjutnya dokter harus mendukung kehamilan ibu agar dapat berjalan lancar dan meminimalisasi terjadinya gangguan pada kehamilan.

 

 

Ekstra Hati-Hati


risiko operasi caesar
Kehamilan ketiga, keempat, kelima dan seterusnya yang dipastikan berujung pada sesar, harus dijalani dengan ekstra hati-hati. Ibaratnya, ibu harus lebih cermat dan peka mendengar sinyal tubuhnya. Misal, ibu sebaiknya lebih peka terhadap gangguan yang muncul seperti terjadinya robekan pada rahim. Tanda-tandanya seperti nyeri perut hebat, perdarahan, dan urine merah. Jika terjadi tanda-tanda seperti itu segera pergi ke rumah sakit. Tak perlu menunggu jadwal konsultasi berikut.

Di rumah sakit, kalau dari penilaian dokter memang benar-benar terjadi robekan rahim, satu-satunya cara adalah operasi untuk menghentikan perdarahan. Jika janin sudah bisa dilahirkan meski prematur maka akan dilahirkan. Jika belum bisa dilahirkan sementara keselamatan ibu terancam maka yang dipilih adalah keselamatan ibu. Dalam kondisi terpaksa, tak hanya penghentian kehamilan, mungkin saja dilakukan pengangkatan rahim untuk menyelamatkan jiwa ibu. Karena itulah kontrol rutin adalah suatu keharusan bagi semua ibu hamil, terutama bagi ibu yang memiliki riwayat kehamilan yang rentan terhadap gangguan seperti kehamilan ketiga atau lebih yang seluruh persalinannya berakhir pada sesar.

Jadwal pemeriksaan terhadap ibu yang dikhawatirkan mengalami perobekan pada rahim sebenarnya tak berbeda dengan kontrol pada umumnya. Namun, biasanya dokter yang mengetahui riwayat kehamilan ibu akan lebih memperhatikan kondisi ini. Jika dokter merasa ada ancaman robekan rahim sebelum masa persalinan, biasanya ia akan terus memantau kondisi tubuh ibu hamil jangan sampai robekan itu terjadi. Caranya mengontrol bisa dengan USG atau tanda-tanda fisik pada ibu. Lewat USG biasanya akan terlihat apakah terjadi robekan atau tidak. Namun tanda-tanda umum yang paling sering ibu alami adalah sakit perut yang tidak biasa dan terjadi perdarahan yang keluar lewat vagina. Bila ini terjadi ibu harus segera pergi ke rumah sakit untuk penanganan cepat.

 

 

Hindari Aktivitas Berat


resiko operasi caesar
Menyangkut aktivitas, tidak ada pembatasan khusus, olahraga ringan, senam, berenang bisa jadi pilihan olahraga bagi ibu. Hanya, perhatikan lebih cermat aktivitas-aktivitas berat yang dapat mengganggu kehamilan seperti mencuci pakaian dengan menggunakan tangan dengan posisi duduk cukup lama, menggeser atau memindahkan benda yang berat, berjalan terlalu jauh yang cukup melelahkan, atau lainnya. Ingat, pada ibu hamil dengan persalinan normal saja perlu memperhatikan aktivitas-aktivitas ini, apalagi jika sudah melakukan beberapa kali persalinan sesar.

Demikian halnya dengan usia kehamilan, sebenarnya tidak ada batasan usia seorang ibu boleh dilakukan operasi sesar atau tidak. Hanya, semakin tua usia si ibu, maka semakin besar kemungkinan risiko komplikasi bisa terjadi. Yang paling sering terjadi adalah risiko perdarahan dan risiko adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes. Jadi, sangat dianjurkan agar kehamilan maupun operasi sesar dilakukan ketika usia ibu di bawah 35 tahun dimana kondisi fisik ibu masih relatif lebih sehat. Operasi sesar pun boleh dilakukan di rumah sakit mana saja. Dengan syarat, memiliki perlengkapan medis yang memadai untuk melakukan operasi sesar.

Persalinan operasi sesar biasanya dijadwalkan pada usia kehamilan 38 minggu. Di usia itu, kondisi janin dinilai sudah matang, dilihat dari kematangan paru-parunya. Selain itu, ibu belum mengalami kondisi sering kontraksi, sehingga rasa nyeri belum sempat dirasakan.

 

 

Sesar Harus Dengan Indikasi Medis


indikasi medis bedah caesar
Hingga kini, dokter kebidanan dan kandungan percaya, persalinan normal dinilai yang paling aman untuk ibu. Oleh sebab itu, operasi sesar sebaiknya dilakukan atas indikasi medis. Artinya, harus ada alasan medis tertentu yang menyebabkan ibu tidak bisa melahirkan normal, atau adanya kondisi yang mengancam keselamatan ibu dan janin, sehingga perlu dilakukan operasi sesar untuk melahirkan bayi segera.

Beberapa indikasi medis tersering adalah posisi janin yang tidak normal seperti melintang dan sungsang, letak plasenta menghalangi jalan lahir, bayi terlalu besar, pintu panggul terlalu sempit, eklamsia seperti kejang dan darah tinggi saat kehamilan, dan kondisi gawat janin. Jika tidak ada alasan-alasan ini, dokter sangat menganjurkan persalinan normal.

Perlu diingat selalu, setiap operasi mengandung risiko, begitu juga operasi sesar. Maka dari itu perlu pertimbangan seksama dan teliti mengenai kondisi ibu sebelum memutuskan untuk operasi sesar. Beberapa risikonya adalah risiko dari pembiusan, risiko perdarahan, risiko cedera organ sekitar lokasi operasi, penyembuhan luka operasi lebih lama, dan sebagainya. Jadi persalinan secara operasi sesar bukanlah karena keinginan pasien. Jikalau pasien menginginkannya, itu adalah hal seorang pasien. Namun, dokter berkewajiban memberi tahu segala macam risiko dan keuntungan dari operasi sesar tersebut.

Bagaimana jika alasannya tidak berdasarkan medis, seperti ingin tanggal lahir anak bagus? Pemilihan tanggal kelahiran anak adalah murni hak pasien. Pasien berhak untuk menentukan sendiri kondisi dan bagaimana dia akan melakukan persalinan. Namun, yang terpenting adalah edukasi dari dokter ke pasien mengenai untung ruginya persalinan sesar, sehingga pasien mengetahui bahwa persalinan terbaik adalah persalinan normal, dan bahwa persalinan sesar memiliki risiko lebih tinggi dari persalinan normal. Setelah pasien mendapatkan informasi sejelas-jelasnya lewat informed consent mengenai kondisi dan risikonya, maka selanjutnya adalah hak pasien untuk menentukan apakah akan melahirkan secara normal atau melalui operasi sesar.

Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.