Wednesday, June 25, 2014

Menghindari Penularan Infeksi Ibu Hamil Ke Janin

Ini yang perlu dilakukan ibu hamil saat terjangkit hepatitis, cacar air, TB atau penyakit infeksi lainnya. Kekhawatiran bahwa penyakit infeksi yang diderita ibu hamil dapat menular adalah hal yang wajar. Bagaimanapun kehidupan janin masih sangat bergantung pada ibu. Mulai makanan dan sirkulasi darah, semua berasal dari ibu lewat ketuban ataupun aliran darah. Karena itulah penularan penyakit yang dialami ibu hamil pada janin biasanya terjadi secara intrauterin (dalam kandungan).

Idealnya, tentu ibu hamil jangan sampai terkena penyakit infeksi, namun tak ada salahnya mengetahui penyakit apa saja yang berisiko menular ke janin. Tujuannya bukan untuk membuat khawatir, tapi justru untuk meningkatkan kepedulian ibu agar mau menjalani hidup sehat, terutama saat hamil.

Berikut ini adalah beberapa infeksi yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan beserta penjelasannya :

 

 

Varisela (cacar air / chickenpox)


cacar air pada ibu hamil
Infeksi akut ini disebabkan virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa (selaput lendir kulit). Bila saat terkena usia kandungan ibu di atas 20 minggu, umumnya cacar air tidak akan menimbulkan gangguan serius pada calon bayi.

Namun untuk kandungan di bawah 20 minggu, cacar air bisa  menyebabkan infeksi kongenital varisela (kelainan bawaan) yang diturunkan pada bayi. Seperti, kelainan pada otot dan tulang, kelainan pada tungkai kaki dan tangan, dan ketidaknormalan penglihatan. Cacar air juga meningkatkan risiko keguguran atau bayi lahir terinfeksi sehingga tampak bintik-bintik cacar pada tubuh atau tampak lesi-lesi di wajahnya.

Saran : Segera konsultasikan pada dokter. Pengobatan antivirus yang aman bagi janin umumnya diberikan untuk memperingan penyakit serta mencegah penyebaran virus. Vitamin seperti B kompleks dan E bisa diresepkan demi meningkatkan daya tahan tubuh ibu. Dapat juga diberikan bedak tertentu untuk mengurangi rasa gatal di kulit.

 

 

Tuberkulosis (TB)


tuberkulosis pada ibu hamil
Tuberkulosis jarang ditularkan melalui intrauterin (dalam kandungan). Jadi, amat sedikit kasus TB kongenital pada janin. Penularan TB umumnya lewat udara / droplet (percikan ludah pengidap), maka kemungkinan besar justru ibu menularkannya pada bayi setelah dilahirkan. Misal, karena menyusui tidak menggunakan masker.

Saran : Obat-obatan tuberkulosis hendaknya dikonsultasikan pada dokter agar aman dan tidak menimbulkan efek pada janin hingga ia dilahirkan. Pengobatan TB tetap dilakukan setelah ibu melahirkan. Pencegahan selanjutnya pada bayi adalah dengan pemberian imunisasi BCG setelah lahir.

 

 

Hepatitis


hepatitis pada ibu hamil
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Penularan dapat terjadi pada janin bila ibu hamil mengidap hepatitis A, B, C atau E. Penularan bisa juga lewat darah dan selaput lendir ketika bayi telah dilahirkan.

Saran : Ibu yang diketahui terkena infeksi Hepatitis B, harus segera mengkonsultasikan pada dokter. Umumnya dalam waktu 24 jam setelah bayi dilahirkan dari ibu dengan HbSAg positif, bayi akan diberikan imunisasi hepatitis B dan imunisasi pasif dengan pemberian immunoglobulin Hepa B. Pemberian imunisasi ini untuk meminimalkan kejadian hepatitis B pada bayi. Selain imunisasi, ditingkatkan pula imunitas tubuh bayi lewat pemberian ASI. Untuk hepatitis jenis lain belum tersedia vaksinasinya.

 

 

Malaria


malaria pada ibu hamil
Sebenarnya penyakit ini semakin jarang ditemui, kecuali di beberapa daerah di indonesia timur.

Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit. Saat terkena malaria, ibu mengalami daya tahan yang menurun, tubuhnya demam, mengalami anemia, hipoglikemia, dan lainnya. Dampaknya bisa berat bagi kondisi ibu dan juga janin. Risikonya bisa terjadi keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah.

Saran : Konsultasikan pada dokter. Umumnya akan diberikan obat-obatan antimalaria yang aman buat ibu hamil dan janin.

 

 

Cytomegalovirus / CMV


cytomegalovirus pada kehamilan
Ibu hamil biasanya diketahui terkena CMV saat pemeriksaan kehamilan seperti ada riwayat keguguran atau pernah mempunyai anak dengan kelainan. Sulit membedakan infeksi CMV dengan influenza karena gejalanya hampir sama, seperti demam ringan, nyeri otot, dan pusing. Virus CMV bisa ditemui pada urine janin di usia kehamilan 20 minggu melalui pemeriksaan amniosentesis. Hasil lebih maksimal bila jumlah cairannya lebih dari 20.000 ml.

CMV dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi, seperti gangguan mata, pendengaran, susunan saraf pusat atau serebral, otaknya kecil (mikrosefali), dan sebagainya.

Saran : Pengobatan CMV sama dengan pengobatan pada infeksi virus lainnya, yaitu dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penularan penyakit. Untuk itu imunitas ibu hamil perlu ditingkatkan dengan makanan yang bergizi, istirahat cukup, memperhatikan kebersihan dan sanitasi lingkungan. Obat-obatan juga diberikan yang aman bagi kehamilan.

 

 

Infeksi Chlamydia


infeksi chlamydia pada ibu hamil
Penyakit yang disebabkan bakteri Chlamydia Trachomatis ini ditularkan melalui hubungan seksual. Gejalanya, ibu mengalami infeksi saluran kemih atau sering keputihan.

Skrining awal bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah serologi Chlamydia (IgG dan IgM Chlamydia). Infeksi ini dapat menimbulkan masalah pada janin terutama saat dilahirkan karena penularannya melalui selaput lendir / mukosa di vagina. Efeknya pada janin bisa terjadi gangguan pada mata, nasofaring, dan paru-paru yang bisa menyebabkan pneumonia.

Saran : Pemberian obat-obatan yang aman bagi kehamilan sehingga meminimalkan tertularnya pada bayi ketika dilahirkan.

 

 

Toksoplasma


toksoplasma pada kehamilan
Penyebabnya parasit Toksoplasma Gondii. Umumnya infeksi ini terdeteksi lewat skrining TORCH.

Toksoplasma yang menyerang di trimester awal kehamilan bisa mengakibatkan keguguran. Bila di trimester 2-3, ada risiko janin mengalami kecacatan, seperti kelainan bawaan pada susunan saraf pusat, hidrosefalus, makrosefalus, dan gangguan pendengaran.

Saran : 
  • Hindari makanan yang tidak dimasak atau daging yang tidak matang karena parasit Toksoplasma Gondii dapat ditularkan lewat makanan tersebut.

  • Cuci bersih semua alat makan dan minum dan simpan di tempat tertutup rapat agar tidak terkena kotoran.

  • Tindakan medis untuk Toksoplasmosis adalah dengan pemberian obat-obatan yang aman bagi janin. Seperti antitoksoplasma sebelum hamil dan di saat hamil.

  • Tanpa adanya penanganan medis, toksoplasma bisa menyebabkan kelainan pada janin. Ibu harus diinformasikan segala kemungkinan risikonya namun sesedikit mungkin hindari aborsi / penghentian kehamilan.

Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai masalah seputar ibu hamil, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.