Sunday, December 13, 2015

Bolehkah Ibu Hamil Bersepeda ?

bersepeda saat hamil,ibu hamil bersepeda,ibu hamil naik sepeda
Terdapat pertanyaan yang sangat sering dikemukakan banyak orang, bolehkah Ibu hamil bersepeda? Bagi Ibu yang sebelum hamil memiliki hobi bersepeda, bisa tetap meneruskan olahraga ini saat berbadan dua. Tentu dengan mematuhi rambu-rambunya.

Olahraga sepeda dilakukan dengan posisi duduk sehingga berat badan ditopang oleh sepeda. Efeknya, tidak menimbulkan goncangan yang berlebih pada bagian perut ataupun gangguan pada beberapa struktur penopang tubuh, seperti: tulang belakang, tulang panggul, dan lutut. Itulah mengapa, dibandingkan dengan olahraga lari atau jogging, bersepeda cenderung lebih aman.

Seseungguhnya, pada trimester manapun, olahraga sepeda bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran jantung-paru, menurunkan risiko terjadinya kegemukan atau komplikasi kehamilan berupa preeklamsia (tekanan darah tinggi dalam kehamilan), eklamsia (tekanan darah tinggi disertai kejang), dan penyakit kencing manis.


Apa Kata Penelitian Mengenai Bersepeda Saat Hamil?


Penelitian yang dilakukan pada 2003 di Swedia menunjukkan, Ibu hamil yang secara aktif melakukan olahraga intensitas sedang (misalnya: berenang dan bersepeda) mengalami penurunan risiko preklamsia sebesar 24% dibandingkan dengan Ibu hamil yang tidak aktif/rutin melakukan olahraga. Risiko preeklamsia menurun seiring dengan energy yang terbuang akibat meningkatnya aktivitas fisik.

Bersepeda saat hamil juga baik untuk kesehatan psikis. Tahun 2013, The University of Western Australia mengajak puluhan Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 minggu dan memiliki riwayat diabetes gestasional (diabetes yang dialami selama hamil) di kehamilan sebelumnya, untuk rutin bersepeda dan menjadi bagian dari penelitian mereka. Salah satu peserta penelitian mengaku, rutin bersepeda saat hamil membuat kehamilannya jadi lebih menyenangkan dari kehamilan sebelumnya. Ia juga merasa lebih bahagia dan tidak mengalami stres.

Kalau Ibu senang tentunya janin juga senang dan kesehatan psikisnya akan terjaga dengan baik. Dampaknya, janin akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.


Waktu Paling Aman Untuk Bersepeda Saat Hamil


Meski memberi manfaat kesehatan pada trimester manapun, waktu yang paling aman untuk bersepeda saat hamil adalah pada trimester 2 dan 3.

Di trimester 1 sedang terjadi proses penempelan janin pada dinding rahim sehingga risiko keguguran sangat tinggi. Sedangkan di trimester 2 dan 3, kehamilan sudah lebih stabil dan Ibu pun sudah lebih beradaptasi dengan kehamilannya. Akan tetapi, jika di trimester 3, Ibu hamil mulai merasakan kontraksi sekecil apa pun, sangat dianjurkan untuk berhenti bersepeda.

Bila Ibu sudah terbiasa berolahraga sejak sebelum hamil, maka bersepeda bisa mulai dilakukan secara bertahap sejak trimester 1. Tetapi bila Ibu mengalami kehamilan dengan komplikasi, harus mempertimbangkannya dahulu. Pasalnya, aktivitas olahraga jenis apa pun dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Jadi, sebaiknya Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan agar berkonsultasi dahulu dengan dokter spesialis kedokteran olahraga sebelum dan selama melakukan kegiatan olahraga jenis apa pun.

Selain itu, meski tergolong aman dan memiliki banyak kebaikan untuk Ibu hamil, bersepeda saat hamil mempunyai risiko pula, yang paling berbahaya adalah jatuh. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, perut Ibu juga semakin besar sehingga menyulitkan untuk mengatur keseimbangan, terutama bagi Ibu hamil yang sebelum hamil tidak terbiasa bersepeda. Risiko lainnya, bersepeda saat hamil dapat memicu terjadinya kontraksi, terutama pada usia kehamilan tua.

Jangan merasa cemas yang berlebihan dulu. Semua risiko itu dapat diminimalisasi. Caranya? Dengan mempraktikkan panduan sebelum, selama dan sesudah bersepeda untuk Ibu hamil.


Panduan Ibu Hamil Sebelum Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil sebelum melakukan olahraga bersepeda :
  • Wajib melakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai bersepeda untuk menghindari kram otot.
  • Bila ingin bersepeda di luar ruangan sangat disarankan menggunakan helm, sepatu olahraga, dan celana khusus bersepeda untuk keamanan serta kenyamanan Ibu hamil saat bersepeda.
  • Pakaian yang digunakan dapat menyesuaikan dengan tempat bersepeda, misalnya menggunakan jaket bila cuaca sejuk atau berangin dan pakaian  longgar bila ingin berolahraga di dalam ruangan atau saat cuaca lebih hangat.
  • Siapkan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga.
  • Sesuaikan tinggi handle (setang) sepeda untuk mengikuti perubahan bentuk perut Ibu hamil sehingga dapat bersepeda dengan nyaman.


Panduan Ibu Hamil Selama Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil selama melakukan olahraga bersepeda :
  • Jika bersepeda di luar ruangan lebih baik bersepeda di lingkungan yang telah Ibu kenal sehingga bisa menghindari jalanan yang berbatu dan bisa bersiap-siap sebelum menghadapi jalan menanjak atau banyak turunan untuk menghindari goncangan.
  • Gunakan heart rate monitor untuk memantau denyut jantung Ibu selama berolahraga. Berhentilah bersepeda bila detak jantung Ibu tinggi. Kalau detak jantung Ibu tinggi, detak jantung janin akan lebih tinggi lagi. Ini harus dihindari karena detak jantung yang cepat dalam waktu lama dan berulang-ulang akan membuat janin tidak tenang bahkan bisa mengancam keselamatan janin.
  • Pertahankan posisi tegak saat bersepeda dan tidak terlalu condong ke depan untuk menghindari tekanan pada bagian perut. Untuk Ibu hamil, bersepeda baiknya dengan posisi lebih tegak atau dapat menggunakan sepeda dengan jok yang memiliki sandaran agar Ibu bisa duduk lebih tegak dengan nyaman. Posisi jok sepeda juga dapat diturunkan sehingga setang sepeda menjadi lebih tinggi dari sadel untuk menghindari posisi membungkuk.
  • Tetap terhidrasi dengan cara cukup minum selama berolahraga. Sangat disarankan membawa sendiri air mineral selama berolahraga agar tidak dehidrasi.
  • Hindari bersepeda di tempat panas untuk menghindari dehidrasi, kelelahan, atau heat stroke (kondisi mengancam dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius). Pilih waktu bersepeda di cuaca yang tidak terlalu panas atau saat sinar matahari sedang tidak terik.
  • Lakukan bersepeda selama 30 menit. Namun, bagi Ibu yang belum biasa bersepeda saat hamil, durasinya dapat ditingkatkan secara bertahap setiap minggu dari 10 menit sehari sampai akhirnya mencapai target 30 menit sehari.
  • Bila Ibu merasa lelah atau pusing saat bersepeda, ambil waktu untuk beristirahat hingga keadaan normal kembali. Dengarkan sinyal dari tubuh Ibu. Bila tubuh tidak sanggup bersepeda lagi, sebaiknya langsung hentikan.
  • Untuk menjaga tubuh tetap bugar, baiknya Ibu hamil bersepeda setiap hari. Namun, jika mengalami kesulitan untuk berolahraga setiap hari, setidaknya dapat tetap aktif berolahraga, misalnya dengan bersepeda minimal 3 kali seminggu.


Panduan Ibu Hamil Setelah Bersepeda


Berikut ini adalah beberapa panduan Ibu hamil setelah melakukan olahraga bersepeda :
  • Cooling Down dan Stretching wajib dilakukan lagi setelah Ibu berolahraga.
  • Rehidrasi dengan cukup minum. Jumlah dan jenis minuman (air mineral atau sports drink) bergantung pada intensitas dan durasi bersepeda yang dilakukan. Semakin tinggi intensitas dan durasi, semakin banyak pula jumlah cairan yang dibutuhkan tubuh.
  • Ganti kalori yang terbuang dengan mengkonsumsi makanan bergizi setelah berolahraga.



Monday, December 7, 2015

Hamil Anggur Itu Apa

hamil anggur,hamil anggur adalah,hamil anggur dan hamil diluar kandungan,hamil anggur itu apa,tanda2 hamil anggur
Usia kehamilan Ibu baru 1 bulan, tetapi perut sudah tampak membuncit? Bisa jadi, itu pertanda hamil anggur. Ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Trimester pertama kehamilan adalah masa paling penting bagi pertumbuhan janin. Di fase inilah embrio terbentuk hingga berubah menjadi janin. Namun, pada sebagian Ibu hamil, sel telur yang sudah dibuahi tidak berkembang secara normal. Kondisi ini memicu terjadinya kehamilan abnormal yang disebut hamil anggur atau istilah medisnya mola hydatidosa.

Setelah masa pembuahan, sel telur yang sudah dibuahi seharusnya membelah diri menjadi ratusan sel dengan fungsi berbeda-beda. Sel telur yang berada di dalam rahim akan berkembang menjadi janin, sedangkan sel telur yang berada di luar akan berubah menjadi plasenta. Nah, pada kasus hamil anggur, sel telur di dalam rahim berhenti berkembang dan menjadi massa jaringan atau tumor jinak.

Berdasarkan penyebabnya, hamil anggur dibagi menjadi dua kelompok, yakni hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial.

Pada hamil anggur lengkap, sel telur tidak berkembang sama sekali. Sementara sel yang sedianya akan menjadi plasenta terus berkembang menjadi trofoblas (sel-sel muda) yang kemudian membentuk gelembung-gelembung mirip anggur berisi cairan. Sel-sel ini terus tumbuh meski disertai kelainan tidak memiliki pembuluh darah.

Sedangkan hamil anggur parsial terjadi saat satu sel telur normal dibuahi oleh dua sperma. Sel yang telah dibuahi itu akan menjadi embrio namun disertai dengan kecacatan. Jaringan plasenta abnormal akan terus tumbuh, juga dengan kelainan, namun pada akhirnya akan berhenti berkembang dengan sendirinya.


Gejala Hamil Anggur


Ibu yang mengalami hamil anggur akan merasakan gejala-gejala kehamilan yang sama dengan yang dirasakan Ibu hamil di trimester pertama, seperti morning sickness. Namun, kondisi ini biasanya akan diikuti dengan gejala lain yang lebih spesifik :
  • Flek atau perdarahan dari vagina, bisa terjadi saat kehamilan berusia 6 hingga 12 minggu.
  • Keluar jaringan atau cairan berbentuk gelembung mirip buah anggur atau mata ikan dari vagina.
  • Ukuran rahim tidak normal. Di saat usia kandungan Ibu hamil masih 1 bulan, namun perut sudah tampak membuncit selayaknya sedang hamil 3 bulan.
  • Nyeri pada tulang panggul.
  • Kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) Ibu hamil melebihi normal. Yang dimaksud hCG adalah hormon yang berfungsi menjaga atau mempertahankan kesehatan kandungan di trimester pertama. Mual dan muntah hebat, antara lain disebabkan oleh tingginya kadar hCG.
  • Anemia, akibat Ibu hamil mengalami perdarahan cukup banyak.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Jika Ibu hamil merasakan beberapa gejala di atas, patut mencurigai ada kondisi hamil anggur. Namun, satu-satunya cara untuk memastikan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter, lalu melakukan USG dan tes darah untuk mengukur kadar hCG di tubuh Ibu hamil. Dari pemeriksaan USG akan terlihat rahim kosong (tidak berisi janin) dan terdapat gambaran menyerupai sarang tawon atau gelembung. Selain itu, dokter juga tidak dapat mendengar adanya denyut jantung janin. Hamil anggur biasanya terdeteksi melalui USG saat kehamilan berusia 10-14 minggu.


Menghindari Komplikasi


Jika memang positif hamil anggur, dokter akan segera melakukan tindakan kuretase untuk mengangkat jaringan abnormal dan membersihkan rahim. Kuretase dapat dilakukan sekali atau berkali-kali, bergantung pada kondisi hamil anggur yang dialami. Pada Ibu yang telah memiliki cukup anak dan tidak berencana untuk memiliki momongan lagi, tindakan pengangkatan rahim atau histerektomi bisa menjadi alternatif.

Penanganan dengan cara membersihkan rahim perlu dilakukan secepatnya untuk mencegah timbulnya komplikasi. Hanya saja, sel-sel abnormal tidak selalu hilang seluruhnya meski dokter sudah melakukan kuretase. Dampak jangka panjangnya, sel-sel tersebut menyimpan resiko untuk berkembang menjadi tumor ganas atau disebut koriokarsinoma. Ibu yang pernah mengalami hamil anggur mempunyai risiko sebesar 15-20% untuk menderita koriokarsinoma. Jangan khawatir, jika terdeteksi sejak dini, penyakit ini dapat disembuhkan total.

Pasca-kuretase, kondisi kesehatan Ibu akan terus dipantau oleh dokter, antara lain untuk mengamati kondisi sel-sel trofoblas agar tidak berkembang menjadi tumor ganas. Caranya dengan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hCG di tubuh Ibu. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala setiap beberapa minggu sekali selama sekitar enam bulan ke depan. Jika pasca-kuretase, kadar hCG Ibu masih tinggi, kemungkinan dokter akan memberikan obat khusus untuk membantu menurunkannya.


Pentingnya Konsumsi Vitamin A


Berdasarkan beberapa penelitian diketahui, perempuan ras asia berisiko lebih tinggi untuk mengalami hamil anggur, bila dibandingkan dengan perempuan non asia. Khusus di Indonesia, saat ini kasus hamil anggur lebih banyak ditemukan di daerah atau kota-kota kecil dimana masyarakatnya masih kekurangan gizi. Para ahli belum dapat menyimpulkan pemicu utama terjadinya hamil anggur, namun kurangnya asupan gizi pada Ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor penyebab.

Banyak penelitian menyebutkan, kurangnya asupan vitamin A, termasuk sejak sebelum hamil, turut memperbesar risiko seorang Ibu hamil mengalami hamil anggur. Penelitian yang dilakukan dalam waktu 1990-2006 memperlihatkan risiko seorang Ibu hamil untuk mengalami hamil anggur sebanyak 6,8 kali lebih besar jika kadar vitamin A di dalam darahnya ternyata di bawah normal.

Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak dan disimpan di lever (hati). Vitamin ini penting untuk mendorong proses perkembangan embrio dan untuk melawan infeksi. Kebutuhan vitamin A setiap Ibu hamil sebesar 770 mikrogram (2.565 IU) per hari dan akan meningkat saat fase menyusui. Walaupun sangat dibutuhkan oleh tubuh dan penting bagi pertumbuhan janin, konsumsi vitamin A juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan cacat pada bayi.

Ibu hamil dapat mencukupi kebutuhan vitamin A dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung beta-karoten, seperti: produk susu, daging sapi, telur, sayur, dan buah-buahan. Di dalam tubuh, beta karoten nantinya akan dirubah menjadi vitamin A. Bila Ibu merasa asupan makanan yang mengandung beta karoten atau vitamin A sehari-hari kurang, bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan mengkonsumsi suplementasi vitamin A dengan dosis yang tepat.


Bisakah Hamil Lagi?


Usai menjalani prosedur kuretase, biasanya dokter akan menyarankan Ibu untuk menggunakan kontrasepsi guna menunda kehamilan. Bagi Ibu yang belum pernah melahirkan, dianjurkan untuk mulai hamil lagi minimal setahun ke depan dan dua tahun ke depan bagi Ibu yang sudah pernah melahirkan.

Alasannya bukan semata memastikan kadar hCG di tubuh Ibu sudah normal atau kondisi rahim sudah bersih dari sisa-sisa sel trofoblas. Yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan kondisi mental Ibu dalam menghadapi kehamilan. Pada sebagian Ibu, mengalami peristiwa seperti hamil anggur bisa jadi sama seperti kehilangan calon bayi. Rasanya sulit diterima dan meninggalkan kesedihan yang sangat mendalam. Bukan tidak mungkin, Ibu merasa trauma untuk hamil lagi.

Kondisi mental seperti itulah yang harus dipulihkan terlebih dahulu, sebelum Ibu memutuskan untuk hamil lagi. Pasalnya, berpikir positif adalah salah satu syarat penting bagi Ibu hamil untuk menjalani kehamilan yang sehat dan membahagiakan, sehingga pertumbuhan janin pun nantinya berlangsung optimal. Ibu hamil yang diliputi emosi negatif, seperti kesedihan, trauma, bahkan depresi akan menyalurkan energi negatif pula kepada janinnya.

Jadi, jangan khawatir. Riwayat hamil anggur tidak mempengaruhi atau mengurangi kesuburan Ibu. Hanya saja, Ibu yang pernah hamil anggur memiliki risiko sebesar 2% untuk mengalami kondisi serupa. Risiko mengalami hamil anggur semakin besar pada Ibu yang hamil di usia lebih dari 40 tahun atau di usia kurang dari 20 tahun; pernah mengalami hamil anggur; dan pernah keguguran. Akan tetapi, risiko itu bisa dicegah dengan melakukan perencanaan kehamilan yang baik serta pemeriksaan kandungan yang teratur di awal kehamilan. Yang penting Ibu dan Ayah sudah sama-sama siap untuk kembali berusaha mendapatkan momongan.