Monday, October 26, 2015

8 Kegiatan Yang Harus Dihindari Saat Hamil

kegiatan yang harus dihindari saat hamil | kegiatan yang dilarang untuk ibu hamil
Tidak hanya soal asupan nutrisi, Ibu hamil juga perlu untuk dapat memilah mana saja kegiatan yang harus dihindari saat hamil dan dapat membahayakan kondisi Ibu maupun janin. Inilah 8 kegiatan yang harus dihindari saat hamil.


Berdiri Terlalu Lama


Adakalanya Ibu tidak bisa menghindari untuk berdiri terlalu lama, entah karena tuntutan pekerjaan atau kondisi kendaraan umum yang penuh. Bila dilakukan dalam waktu yang wajar, aktivitas ini biasanya tidak akan terlalu mempengaruhi kondisi Ibu. Namun, bila dilakukan lama, lebih dari 30 menit, atau sampai membuat Ibu merasa pusing, sebaiknya carilah alternatif lain.

Terlalu lama dalam posisi berdiri bisa membuat aliran darah balik menuju jantung terganggu. Akibatnya, darah yang nantinya dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh juga akan berkurang, termasuk aliran darah menuju ke janin. Artinya, dengan berkurangnya aliran darah ke janin, maka berkurang juga asupan oksigen dan nutrisi untuk janin. Untuk si Ibu sendiri, sering terganggunya aliran darah balik berpotensi membuatnya mengalami varises.


Mengangkat Beban Berat


Merasa kehamilan di trimester 2 belum terlalu besar, Ibu hamil sering merasa masih kuat untuk mengangkat beban berat. Entah itu kotak besar yang berisi dokumen-dokumen kantor atau ember berisi air. Walau tenaga Ibu masih kuat, namun aktivitas termasuk ke dalam kegiatan yang harus dihindari saat hamil karena bisa memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan sendi dan panggul. Tanpa mengangkat beban berat pun, tubuh Ibu hamil sebenarnya sudah mengangkat beban janin. Nah, adanya penambahan berat dari luar, ditakutkan membuat Ibu hamil, mengalami nyeri panggul atau pun cedera sendi, terlebih bila mengangkat beban dalam posisi salah.

Posisi yang benar saat Ibu hamil mengangkat sesuatu ialah punggung tetap  dalam kondisi lurus. Kalau Ibu hamil salah posisi, seperti : mengambil barang berat dengan cara membungkuk, ditakutkan akan menimbulkan tekanan berlebih pada perut yang akhirnya berpotensi membuat air ketuban pecah. Selain itu, bila cara berjalan Ibu hamil juga salah, ditakutkan bisa menyebabkan cedera sendi atau keseleo, ini sudah pasti akan membuat Ibu tidak nyaman. Terlebih bila keseleo membuat Ibu hamil jatuh, tentu bisa membahayakan janin.


Bekerja Lembur


Sebenarnya tidak ada larangan bagi Ibu hamil untuk bekerja lembur bila memang dibutuhkan. Selama pekerjaan Ibu bukanlah pekerjaan fisik yang menguras banyak tenaga, lembur 1-2 kali dalam seminggu masih dianggap wajar selama Ibu  mendapatkan nutrisi yang cukup, cairan juga cukup, serta menyediakan waktu istirahat bagi diri sendiri, maka kesehatan Ibu bisa tetap terjaga. Bila Ibu sehat, janin pun akan kuat.

Yang perlu diwaspadai saat bekerja lembur adalah Ibu hamil menjadi kurang tidur. Bila kurang tidur, kaitannya lebih ke hormon. Hormon-hormon stress akan lebih mudah muncul, lalu menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akhirnya, aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen menuju janin pun menjadi berkurang. Karena itu batasilah kerja lembur hanya maksimal 2 kali dalam seminggu, sebab jika lebih dari 2 kali dalam seminggu maka kerja lembur dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang harus dihindari saat hamil.


Diet Karena Takut Gemuk


Siapa bilang Ibu hamil tidak boleh diet? Boleh-boleh saja kok. Namun, diet yang diterapkan memang harus sesuai dengan target penambahan berat badan selama kehamilan. Normalnya, pertambahan berat badan selama hamil ialah 12,5 kg bergantung pada berat badan Ibu selama hamil. Bila dokter menyatakan Ibu sudah cukup gemuk, artinya penambahan berat badan selama hamil biasanya dibatasi hingga 6-10 kg, sehingga Ibu perlu melakukan diet agar tidak kegemukan.

Selama dalam batasan wajar, diet sebenarnya tidak berpengaruh banyak pada janin. Janin itu ibarat parasit, akan mengambil makanan dari tubuh sang Ibu. Bila sang Ibu kurang makan, maka janin akan mengambil cadangan lemak Ibu-nya untuk bisa mencukupi kebutuhan nutrisinya. Kecuali bila Ibu hamil sudah masuk kategori kurang gizi, maka janin akan terkena dampaknya. Bila tidak ingin tubuh Ibu ataupun janin bertambah gemuk, kurangi gula dan perbanyak asupan protein.


Menyemprotkan Obat Antiserangga


Bila rumah bebas nyamuk dan serangga, Ibu dan keluarga tentu akan lebih nyaman, tidur pun jadi lebih nyenyak. Namun, kehadiran hama kecil tersebut kerap tidak bisa dihindari, sehingga menyediakan obat serangga bisa menjadi solusi. Namun, amankah penggunaan obat serangga di sekitar Ibu hamil?

Ibu hamil agar menghindari untuk mengolesi atau terpapar langsung obat serangga. Obat serangga bisa menyerap ke kulit dan masuk ke dalam aliran darah. Walau efek buruk pada janin belum diketahui, namun tak ada jaminan obat serangga aman untuk janin. Sebaiknya minta orang lain untuk menyemprotkan obat serangga, tunggu sampai ruangan tak berbau, barulah Ibu hamil masuk ke ruangan itu. Pilihan lain, pakailah masker dan sarung tangan bila harus menyemprot sendiri.


Naik Motor Di Jalan Buruk


Mengendarai sepeda motor di saat hamil bukanlah aktivitas yang dilarang. Selama Ibu menjaga batas kecepatan demi keselamatan, motor tentu akan menjadi salah satu alat transportasi yang memudahkan mobilitas. Bagaimana jika jalannya buruk? Dalam batas tertentu, mengendarai motor di jalan yang buruk masih terbilang aman bagi Ibu hamil. Hanya saja, ini yang ditakutkan, mengendarai motor di jalan buruk berpotensi jatuh.

Bila Ibu hamil jatuh dan perutnya mengalami benturan, ada risiko pecah ketuban atau lepasnya plasenta. Kondisi inilah yang akan mengancam keselamatan janin. Kalau hanya guncangan, tak akan berpengaruh banyak terhadap janin karena janin berada di tempat paling aman di muka bumi. Dilindungi oleh tulang punggung, otot rahim, juga berada di dalam air ketuban yang menjadi suspensinya terhadap guncangan.


Menyetir Lama


Ada beberapa hal yang sebaiknya Ibu hamil ketahui sebelum memutuskan menyetir  sendiri. Pasalnya, menyetir tidak hanya membutuhkan kosentrasi, tetapi juga mengharuskan kita untuk melakukan gerakan tertentu pada kaki yang sedikit banyak akan mempengaruhi otot-otot pada perut.

Nah, menyetir terlalu lama bisa memicu rangsangan kontraksi, sementara kontraksi bisa memicu terbukanya mulut rahim ataupun pecahnya ketuban, sehingga bayi bisa saja lahir sebelum waktunya. Menyetir juga membutuhkan kosentrasi penuh. Padahal, sejak awal kehamilan, kewaspadaan Ibu hamil mulai berkurang sebagai bagian dari proses kehamilan sehingga harus lebih hati-hati bila mengemudikan kendaraan.


Bermain Dengan Hewan Peliharaan


Bermain dengan hewan peliharaan memang memberi kesenangan sendiri. Namun, banyak yang menyarankan untuk menghindari hewan peliharaan demi kesehatan janin. Jadi, haruskah Ibu tak bersentuhan dengan hewan peliharaan kesayangan?

Ternyata tidak juga. Hanya saja, Ibu perlu memastikan kalau hewan tersebut tidak mencederai Ibu. Selama tidak ada potensi cedera, seperti menggigit, sebenarnya tidak apa-apa. Namun, semua hewan sebenarnya berpotensi menggigit dan ditakutkan akan menimbulkan infeksi. Itu saja yang perlu diwaspadai.

Selain itu, pastikan juga kebersihan terjaga, terutama hewan berbulu halus, seperti kucing dan anjing. Usai bermain dengan hewan, cuci tangan Ibu menggunakan sabun di bawah air yang mengalir.


Monday, October 19, 2015

Pengalaman Hamil Kesundulan

pengalaman hamil kesundulan | hamil kesundulan | kesundulan hamil | pola makan ibu hamil | pola makan ibu hamil muda
Pengalaman hamil kesundulan adalah suatu pengalaman yang cukup unik. Sebetulnya, hamil lagi sebelum jarak 2 tahun dari kehamilan sebelumnya, tidak memberikan cukup waktu bagi tubuh Ibu untuk pulih dari segala tekanan saat hamil dan melahirkan.

Meski jarak kehamilan yang terlalu dekat berisiko untuk Ibu dan janin, Ibu tidak perlu terlalu khawatir selama mengkonsumsi asupan bergizi dan menjalani kehamilan dengan senang hati.

Keputusan berapa lama jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya memang ada di tangan Ayah dan Ibu. Ibu bisa hamil lagi dengan segera karena dalam waktu 3-6 bulan, semua organ sudah kembali normal. Begitu pula rahim yang kembali lagi seperti sediakala dalam waktu 40 hari. Soal kesuburan setelah melahirkan , masing-masing Ibu memiliki masa kesuburan berbeda yang bisa diketahui dari cara menyusui.

Bagi Ibu yang memberi ASI dengan langsung menyusui pada bayi dan tidak menstruasi, bisa tidak hamil selama masa pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Tapi, kalau Ibu tidak selalu menyusui langsung pada bayi dan memerah ASI, kesuburan Ibu bisa langsung kembali normal, walaupun belum menstruasi. Ini disebabkan tingkat hormon prolaktin menurun sehingga mendukung terjadinya produksi hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) dan FSH ( Follicle Stimulating Hormone) yang berperan penting dalam pertumbuhan sel telur dalam ovarium.

Nah, masalahnya “Sudah Bisa Hamil” dengan “Sudah Layak Hamil” adalah dua hal yang berbeda. Ibu memang dapat hamil tanpa mengikuti anjuran WHO alias organisasi kesehatan dunia (memberi jarak kehamilan antara 2-5 tahun), tetapi apakah Ibu layak hamil? Berikut ini adalah penjelasannya, dilihat dari aspek fisik dan psikologis.


Aspek Fisik Dalam Hal Hamil Kesundulan


Hamil kembali sebelum jarak 2 tahun tidak memberikan cukup waktu bagi tubuh Ibu untuk pulih kembali dari segala tekanan yang diderita saat hamil dan melahirkan. Sel-sel dalam tubuh Ibu juga belum selesai menjalani proses pemulihan. Ini berarti, meski bisa dibuahi, kondisi tubuh Ibu tidak layak hamil. Apalagi kalau kurang nutrisi, bisa saja kesehatan Ibu akan drop hingga berpengaruh pada kesehatan jangka panjang Ibu. Inilah beberapa risikonya bila Ibu hamil kembali di bawah 2 tahun :


Hb Belum Kembali Normal

Salah satu elemen dalam tubuh yang harus normal kembali saat hamil kembali adalah kadar hemoglobin (Hb). Hb merupakan sel darah merah yang berfungsi mengangkut makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk asupan untuk janin. Perdarahan yang dialami ketika persalinan membuat kadar Hb Ibu turun. Bila jarak kehamilan satu dengan berikutnya terlalu cepat, dikhawatirkan kadar Hb belum kembali normal.


Mengalami Anemia

Ibu bisa mengalami anemia karena tubuhnya belum cukup untuk mengumpulkan cadangan zat besi dari kehamilan sebelumnya.


Mengalami Osteoporosis

Menurut penelitian di Amerika Serikat, perempuan yang sudah kesundulan hamil lagi sebelum anaknya berusia lebih dari 1 tahun, berisiko 4 kali lipat mengalami osteoporosis di masa mendatang. Pasalnya, cadangan kalsium di tubuh Ibu akan ditransfer untuk pertumbuhan janin, sementara kecukupan kalsium baru didapatkan Ibu setelah usai menyusui. Jarak kehamilan yang kurang dari 1 atau 2 tahun tentunya belum cukup bagi Ibu untuk mendapatkan kembali kepadatan tulang.


Menderita Hipertensi Kronis

Bila di kehamilan pertama ada riwayat penyakit tertentu, semisal hipertensi/darah tinggi , maka untuk penderita preeklamsia ( kondisi medis dengan gejala hipertensi saat kehamilan) butuh waktu pemulihan lebih lama. Jika tidak diberi waktu untuk pulih kembali, Ibu dapat berisiko menderita hipertensi kronis atau seumur hidup menjadi penderita hipertensi.


Meningkatkan Risiko Autisme

Hasil penelitian yang diterbitkan pada 2014 oleh Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (jurnal medis hasil evaluasi kerja para psikiatri anak di Amerika Serikat sejak 1987) membuktikan, Ibu yang kesundulan hamil lagi dalam waktu kurang dari 1 tahun setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko bayinya mengalami autisme.


Aspek Psikologis Dalam Hal Hamil Kesundulan


Setelah melahirkan anak pertama, dalam kondisi pemulihan fisik, Ibu juga harus menghadapi berbagai persoalan dalam pengasuhan anak sulung. Misalnya, kendala yang dialami saat menyusui. Apalagi harus menghadapi kondisi hamil kesundulan anak kedua. Terbayang sudah, stress-nya seperti apa. Stress saat hamil tentu tidak baik untuk kesehatan mental Ibu dan akan mempengaruhi kondisi janin.

Apalagi, ketika Ibu menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan, seringkali ada perasaan menyesal, kecewa dan terbebani. Kondisi emosional Ibu hamil kesundulan ini sangat berpengaruh pada janin, karena janin dapat merekam segala sesuatu yang dirasakan Ibu. Maka, jika Ibu merasa berat dalam menerima kehamilan yang tidak direncanakan, ini, janin juga bisa merasakannya. Dampaknya, saat anak tumbuh besar, biasanya akan sulit untuk membangun hubungan yang erat dengan Ibu. Selain itu, akan berpengaruh pula pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang, yaitu berisiko membuat anak lebih mudah tantrum (mudah marah dan bertindak kasar) dibanding anak dari kehamilan yang direncanakan.

Selain itu, pada kehamilan yang direncanakan, Ibu pasti berusaha menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi asupan bergizi tinggi, sehingga janin pun tumbuh sehat dan berkualitas. Hati yang senang juga membuat Ibu lebih semangat menghadapi kehamilan yang payah di trimester pertama. Sebaliknya, saat Ibu tidak senang dengan kehamilannya, otomatis usaha dalam menjaga kesehatan tidak sebesar saat menjalani kehamilan yang direncanakan.


Minimalisasi Risiko Hamil Kesundulan


Tentu sangat wajar jika Ibu merasa terbebani dengan kehamilan yang tidak direncanakan ini, namun baiknya tidak terlalu lama menyesalinya ya. Silahkan menumpahkan perasaan Ibu hingga puas pada orang terdekat, tapi selanjutnya Ibu harus move on. Disinilah perlunya Ibu bersikap bijaksana. Bayangkan perasaan anak (janin) bila ia tahu kalau tidak diinginkan orangtua-nya.

Segera setelah Ibu menerima kehamilan ini, mulailah untuk berusaha menjaganya dengan baik. Sadari bahwa trimester pertama adalah periode emas janin, dimana semua elemen dalam tubuh janin sedang dibangun. Ibu pasti menginginkan generasi penerus yang berkualitas bukan? Nah, untuk mewujudkannya, Ibu bisa menerapkan beberapa tips berikut ini :
  • Diskusikan dengan Ayah, apa saja yang Ibu butuhkan. Ceritakan perasaan Ibu agar Ayah mengerti kondisi Ibu dan dapat memikirkan langkah selanjutnya bersama-sama.
  • Minta Ayah untuk meringankan beban/tugas Ibu agar Ibu memiliki waktu istirahat dan dapat mengurus diri. Misalnya, dengan membantu mengasuh anak sulung. Bagaimanapun, Ayah perlu berperan dalam mengasuh anak sulung karena si kakak akan menghadapi masalah-masalah baru, seperti : merasa tidak diperhatikan lagi karena ada kehadiran adik, merasa dinomorduakan, dan lainnya.
  • Bila Ayah tidak bisa diajak bicara, carilah bantuan. Mungkin Ibu bisa mengunjungi konselor, psikolog atau seseorang yang bisa menjadi tempat mencurahkan emosi Ibu. Intinya, Ibu tidak boleh memendam emosi sendirian.
  • Jika Ibu dan Ayah butuh bantuan dalam mengasuh anak atau mengurus rumah, carilah pihak ketiga yang dapat membantu. Contoh : anggota keluarga terdekat, pengasuh anak, atau asisten rumah tangga. Agar si sulung tetap diasuh dengan baik, minta pengasuh untuk menerapkan model dan aturan pengasuhan yang biasa Ayah dan Ibu terapkan pada anak.
  • Karena Ibu sudah mengetahui berbagai risikonya, Ibu kesundulan hamil harus benar-benar menjaga kehamilan dengan maksimal. Lawan rasa mual dan konsumsi makanan bergizi tinggi dengan teratur demi bisa menyusui si sulung serta mengandung dalam kondisi sehat.


Tetap Menyusui Si Sulung


Meskipun kesundulan hamil, Ibu tetap bisa menyusui. Syaratnya Ibu harus dalam keadaan sehat. Logikanya sama seperti Ibu hamil dalam keadaan berpuasa. Bila kuat  dan sehat, tidak dilarang. Tapi, tidak boleh dipaksakan karena akan berisiko untuk kesehatan Ibu dan janin.

Bila menyusui membuat Ibu sakit, lemas dan keluhan lainnya, sebaiknya cari pengganti ASI, seperti ibu susu atau susu formula. Pikirkan konsekuensi-nya masing-masing ya. Konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi bila perlu.

Memang betul, janin bisa kekurangan nutrisi bila Ibu hamil masih menyusui anak sulung. Tapi, bila Ibu berusaha keras dengan memilih asupan kaya nutrisi, maka baik Ibu, si sulung, maupun janin bisa tetap mendapat nutrisi yang cukup. Untuk mendapatkan pola makan terbaik, coba berkonsultasi dengan ahli gizi.

Agar janin terhindar dari anemia dan kadar Hb Ibu tetap terjaga, konsumsi asupan yang kaya zat besi, seperti daging merah, bit, semangka, sayur bayam, dan kacang merah. Zat besi juga memegang peranan penting dalam membangun kecerdasan anak. Kadar Hb Ibu juga harus normal agar asupan untuk janin berjalan lancar. Untuk Ibu hamil, nilai Hb yang normal adalah di atas 11.

Hindari pola makan yang sekedar kenyang saja. Mulailah menjalankan pola makan ideal untuk Ibu hamil kesundulan agar Ibu, janin dan si sulung yang masih disusui tidak kekurangan nutrisi. Selain itu, bila Ibu merasa stress, segeralah berusaha untuk menyingkirkannya. Ambil waktu jeda sejenak untuk menghibur diri dengan melakukan kegiatan yang Ibu sukai, beristirahatlah dari rutinitas, atau melakukan kegiatan yang membuat jadi lebih relaks.

Bila stress tidak hilang juga, carilah teman bicara. Bila perlu, cari orang yang bukan hanya menjadi tempat curhat, tapi juga bisa menganalisis kondisi kesehatan mental Ibu, seperti psikolog. Ingat ya, Ibu harus selalu senang dan berpikir positif demi kebaikan seluruh keluarga.



Monday, October 12, 2015

Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini dan Penanganannya

Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini dan Penanganannya
Sangat penting bagi seorang Ibu hamil untuk tahu mengenai tanda dan gejala ketuban pecah dini dan penanganannya. Jika tiba-tiba ada cairan merembes keluar dari vagina, bisa jadi itu adalah tanda dan gejala ketuban pecah dini. Janganlah panik, yang penting Ibu harus segera ke rumah sakit.

Umumnya, ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2 saat pembukaan lengkap pada proses persalinan. Namun bila air ketuban yang berwarna putih agak keruh itu tiba-tiba menyembur keluar dari liang vagina terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, atau sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm, atau sebelum adanya tanda-tanda persalinan, kondisi itu disebut Premature Rapture of Membranes (PROM) alias Ketuban Pecah Dini (KPD).

KPD sering terjadi secara tidak terduga dan tidak disertai dengan tanda-tanda awal, sehingga banyak Ibu hamil yang kaget saat mengalaminya. Meski tidak ada data pasti, namun sekitar 10% kehamilan mengalami KPD.

Kantung ketuban berdinding tipis dan berisi cairan dan janin. Air ketuban akan melindungi janin dan tali plasenta (yang berfungsi untuk memberi makanan ke janin) dari kekeringan. Suhu yang tetap dan hangat di dalam air ketuban memberikan tempat yang nyaman bagi janin untuk bertumbuh. Air ketuban juga akan melindungi janin dari benturan yang mungkin terjadi.

Adapun penyebab KPD, sebagian besar berkaitan dengan infeksi, seperti : infeksi kuman atau bakteri. Infeksi ini ada hubungannya dengan dunia luar dan dalam, antara vagina dengan rahim. Ketika daerah vagina tidak bersih, misalnya karena keputihan atau karena sering menahan pipis, kuman naik ke rahim dan terjadilah infeksi yang menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis dan mudah pecah.

Selain itu, faktor risiko terjadinya KPD adalah kelelahan, stres, hubungan seksual yang tidak terjaga kebersihannya, kehamilan kembar, trauma (misal, pernah jatuh), perdarahan selama trimester 2 dan 3 yang terjadi pada jalan lahir, serta kelainan mulut rahim.


Prinsip Lebih Cepat Lebih Baik Dalam Penanganan Masalah Ketuban Pecah Dini


Bukan bermaksud menakut-nakuti, bagaimanapun Ibu perlu tahu akibat dari ketuban pecah dini (KPD), yaitu keguguran, janin terlilit tali pusat, dan kelahiran prematur. Apalagi, tidak seperti keguguran, biasanya ketika terjadi KPD, Ibu tidak merasakan sakit, semisal mulas atau pegal-pegal. Tiba-tiba saja Ibu merasakan ada cairan yang merembes melalui vagina. Itulah mengapa, ketika Ibu mengalami KPD, tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali segera ke rumah sakit atau menemui dokter kandungan. Semakin cepat kondisi Ibu ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti : infeksi kuman dari luar, persalinan prematur atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa berakibat fatal pada janin.

Selain itu, bila air ketuban terus menerus keluar, tentu volumenya akan berkurang dari jumlah yang dibutuhkan atau bahkan habis. Jumlah air ketuban yang sedikit atau habis sangat berbahaya bagi janin. Jika ketuban sedikit akan terjadi penekanan pada bayi. Akibatnya, organ bayi akan mengalami masalah, bisa tangan bayi menjadi bengkok, atau kakinya yang bengkok.


Ketuban Pecah Dini Apakah Harus Selalu Dilahirkan?


Penanganan ketuban pecah dini (KPD) sangat bergantung pada kondisi Ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban. Bila ketuban pecah dini terjadi di usia kehamilan yang cukup bulan, maka dokter akan menunggu 8 jam untuk memantau kondisinya. Bila tidak ada kemajuan dan air ketuban tetap keluar, dokter akan mengambil tindakan induksi.

Begitu pun jika terjadi infeksi dan cairan ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi dengan jalan operasi. Masalahnya, jika janin masih terlalu kecil, kelahiran sudah pasti akan berisiko tinggi, antara lain karena paru-parunya belum matang sehingga Dia belum mampu untuk bernapas secara normal di luar rahim. Pada kasus ini, Ibu sebaiknya mencari rumah sakit dengan fasilitas perawatan bayi kecil (NICU) yang baik karena butuh tiga hari bagi bayi untuk pematangan paru-parunya.

Tentu penanganan ketuban pecah dini (KPD) tidak selalu harus dengan jalan mengeluarkan bayi. Bila usia kehamilan Ibu kurang bulan, misalnya baru enam bulan, jumlah cairan ketuban masih cukup banyak, dan tidak terindikasi infeksi, dokter akan melakukan tindakan konservatif, yaitu menahan janin agar tetap berada di dalam rahim. Ibu tidak perlu khawatir karena tindakan ini tidak akan berdampak buruk pada janin.

Selain proses penantian kelahiran ini, dokter akan memberikan obat-obatan dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Selama perawatan ini, Ibu juga harus beristirahat total, tidak boleh melakukan aktivitas berat dan bebaskan pikiran dari hal-hal yang dapat membuat Ibu menjadi stres.

Dokter juga akan menyarankan Ibu untuk menjaga pola makan sehat. Konsumsilah banyak buah dan minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Bila saran ini Ibu jalani, maka selaput ketuban yang terbuka atau robek akan menutup kembali dan air ketuban dapat berproduksi lagi.

Bila dalam penantian usia kehamilan hingga cukup bulan ini air ketuban tetap mengalir keluar, tidak ada jalan lain, dokter akan melakukan pengakhiran kehamilan dengan tindakan operasi untuk mengeluarkan janin, sekalipun berisiko prematur. Tapi, biasanya ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan sehingga harus dilahirkan segera.



Monday, October 5, 2015

Perawatan Spa Yang Aman Untuk Ibu Hamil

Perawatan Spa Yang Aman Untuk Ibu Hamil
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai perawatan spa yang aman untuk Ibu hamil. Dipijat sambil mendengarkan musik lembut dan menghirup aromaterapi sungguh membuat Ibu hamil merasa nyaman dan relaks.

Ya, perawatan spa untuk ibu hamil, mengapa tidak? Perasaan relaks, segar dan berenergi setelah melakukan perawatan spa membuat Ibu hamil ketagihan untuk mengulanginya lagi. Jika kondisi Ibu sehat dan tidak ada keluhan selama hamil, perawatan spa untuk Ibu hamil boleh dilakukan selama trimester pertama. Namun, bila kehamilan Ibu berada dalam kondisi khusus, seperti : melalui bayi tabung atau sejenisnya, maka lebih disarankan melakukan perawatan spa setelah kehamilan memasuki trimester kedua.

Untuk amannya, memang lebih baik bila perawatan spa untuk Ibu hamil dilakukan di trimester kedua karena umumnya Ibu hamil sudah bisa beradaptasi dengan beraneka perubahan yang terjadi pada fisik dan emosinya akibat kehamilan. Namun, yang terbaik tentulah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, kapan Ibu boleh menjalani perawatan spa. 


Perawatan Spa Khusus Untuk Ibu Hamil


Sebaiknya pilih spa yang memang dikhususkan untuk Ibu hamil. Terapis di spa khusus Ibu hamil biasanya telah memperoleh sertifikat pelatihan dari institusi atau asosiasi terapis spa khusus Ibu hamil.

Selain itu, perawatan spa untuk Ibu hamil memiliki prosedur dan standar perawatan yang diaplikasikan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan Ibu hamil. Pertama-tama terapis akan mengukur tekanan darah Ibu. Sebelumnya Ibu diminta bersitirahat dahulu selama 5-10 menit baru ditimbang dan diukur tekanan darahnya. Bila tekanan darahnya tinggi, Ibu diminta beristirahat kembali selama 15 menit sambil menikmati minuman segar. Setelah itu, tekanan darah akan diukur kembali. Jika masih tinggi juga, Ibu tidak disarankan menjalani perawatan spa karena dapat berdampak pada janin dalam kandungan.

Spa khusus Ibu hamil juga memperhatikan produk perawatan yang digunakan. Kendati demikian, sebaiknya Ibu juga tetap memperhatikan faktor keamanan produk perawatan tersebut demi kebaikan Ibu dan si buah hati dalam kandungan. Pastikan spa yang Ibu pilih menggunakan produk perawatan organik yang aman bagi Ibu hamil. Konsultasikan dahulu dengan dokter bila Ibu ingin menggunakan minyak esensial atau aromaterapi di luar yang umum dipakai bagi Ibu hamil.


Jenis Perawatan Spa Untuk Ibu Hamil


cara spa ibu hamil
Berikut ini sedikit gambaran perawatan spa yang dapat dilakukan Ibu hamil :

Pijat

Penelitain menunjukkan, pemijatan saat hamil dapat mengurangi stres, rasa pegal dan nyeri pada otot serta persendian, hingga menurunkan risiko depresi. Dengan pemijatan, hormon pencetus stres seperti kortisol dan norepinefrin menurun, sementara hormon dopamin dan serotonin meningkat. Rendahnya jumlah hormon dopamin dan serotonin berhubungan dengan depresi. Selain itu, pijat pun berfungsi melancarkan peredaran darah. Bila dilakukan sejak awal kehamilan, perawatan ini dapat mencegah stretchmark dan pembengkakan kaki pada Ibu hamil.

Sebelum melakukan pemijatan, komunikasikan dengan terapis yang bersangkutan mengenai umur dan kondisi kehamilan Ibu. Terapis yang bersertifikat dan dilatih khusus memijat Ibu hamil akan tahu bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dipijat atau mendapat tekanan. Bagian tubuh yang tidak boleh dipijat saat hamil, antara lain : payudara, perut dan telapak kaki. Telapak kaki dihindari karena merupakan tempat berkumpulnya saraf. Terapis akan lebih berkonsentrasi pada bahu, pundak, bokong dan betis yang biasanya menjadi sumber rasa pegal Ibu hamil.

Dalam menjalani pemijatan, Ibu juga harus memperhatikan minyak esensial yang digunakan. Mintalah terapis menggunakan jenis minyak esensial yang aman bagi kandungan, seperti : grapeseed oil dan jojoba oil.

Di atas kehamilan lima bulan, Ibu tidak disarankan berbaring telentang. Pada trimester kedua ini, bobot janin telah bertambah sehingga posisi telentang akan menekan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Akibatnya, tekanan darah Ibu dapat menurun dan aliran darah ke janin juga dapat berkurang. Karena itu, umumnya spa khusus Ibu hamil akan meminta Ibu berbaring menyamping saat menjalani pemijatan. Terapis akan meletakkan sejumlah bantal dan guling kecil di sekitar perut, punggung dan kaki Ibu untuk menyangga tubuh senyaman mungkin.


Pijat Wajah

Jenis perawatan spa untuk ibu hamil ini termasuk yang banyak diminati Ibu hamil. Titik-titk saraf pada wajah akan dipijat dengan lembut sehingga memberikan efek menenangkan. Saking relaksnya, banyak Ibu hamil tertidur saat melakukan perawatan ini. Teknik pemijatan berfungsi mengendurkan saraf yang tegang karena stres atau cemas. Apalagi jika selama pemijatan ditambah menggunakan aromaterapi lavender. Menghirup aroma lavender dapat berfungsi mengurangi rasa sakit kepala.


Scrub

Saat hamil, kulit akan cenderung lebih kering. Nah, dengan melakukan scrub, sel-sel kulit mata dapat dibuang sehingga kulit menjadi lebih halus dan cerah. Bercak-bercak hitam pada kulit yang kerap muncul saat hamil pun dapat lebih disamarkan dengan melakukan perawatan ini.

Selain cenderung lebih kering, kulit pada saat hamil juga menjadi lebih sensitif. Terapis yang terlatih di spa khusus Ibu hamil akan melakukan teknik scrubbing dengan lembut. Madu, susu, oatmeal dan strawberry merupakan bahan scrub yang biasa digunakan dalam perawatan scrub bagi Ibu hamil karena relatif aman bagi kulit sensitif. Bila Ibu memiliki bakat alergi, mintalah terapis mengoleskan dahulu sedikit bahan scrub pada kulit untuk melihat reaksinya. Jika setelah 10 menit tidak ada reaksi pada kulit, artinya produk tersebut aman digunakan oleh Ibu.


Masker Tubuh

Prinsipnya sama dengan scrub, bedanya terletak pada penggunaan masker yang didiamkan selama beberapa saat pada kulit tubuh. Selain melembabkan dan mencerahkan kulit, jenis perawatan spa untuk Ibu hamil ini bermanfaat mengencangkan kulit tubuh karena dapat mengecilkan pori-pori kulit. Meski demikian, karena ketidakseimbangan hormon pada saat hamil, pengecilan pori-pori kulit mungkin tidak akan semaksimal yang biasa dirasakan sebelum hamil.

Nah, itu beberapa perawatan spa yang boleh untuk Ibu hamil. Namun ingat ya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Ibu. Selamat menikmati perawatan spa!