Monday, November 30, 2015

Perasaan Gelisah dan Takut Menjelang Persalinan

takut melahirkan,perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran,takut bersalin
Tidak sedikit Ibu hamil yang dibayang-bayangi oleh perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran buah hatinya. Tahukah Ibu, ketakutan ini akan menular pada janin sehingga membuatnya menjadi stres?

Proses melahirkan sering digambarkan sebagai perjuangan antara hidup dan mati. Tak heran bila banyak perempuan menganggap proses persalinan sebagai peristiwa menakutkan. Belum lagi dalam banyak tayangan TV atau film sering diperlihatkan adegan Ibu melahirkan yang tampak luar biasa menyakitkan, antara lain ditandai dengan sosok Ibu yang berteriak dan menangis kala melahirkan buah hatinya.

Bukan cuma itu. Ketika bertanya kepada mereka yang pernah melahirkan, rata-rata akan memberikan jawaban serupa: “melahirkan itu sakit, tidak enak, tidak nyaman, dan menyeramkan!” Bahkan, sebagian Ibu justru sengaja memilih melahirkan dengan cara operasi sesar demi menghindari segala “penderitaan” itu dan supaya tidak trauma dengan proses persalinan.


Ibu Hamil Mudah Terpengaruh


Ibu yang sedang hamil berada dalam kondisi emosi berbeda dari perempuan pada umumnya. Secara psikologis, emosi Ibu hamil lebih intens; bukan hanya disebabkan oleh fluktuasi hormon, tetapi juga karena adanya harapan, doa, dan ketakutan akan kondisi kehamilan serta proses persalinan. Maka itu, umumnya Ibu hamil lebih peka dalam menerima informasi, terutama berkaitan dengan kehamilannya.
Apalagi bila informasi itu disampaikan oleh figur yang dipercaya Ibu hamil, seperti pasangan, orangtua, sahabat, bidan, dan dokter. Informasi tersebut akan menjadi sugesti yang kemudian dipercaya oleh Ibu hamil, terutama bila disampaikan secara berulang-ulang.

Misal, seorang sahabat bercerita, ketika hendak melahirkan, dirinya harus menunggu dokter kandungan yang datang terlambat padahal pembukaannya sudah sempurna. Ia ingat betul betapa sakitnya harus menahan diri untuk mengejan selama hampir satu jam karena proses persalinan tidak boleh dilangsungkan sebelum dokter kandungan datang. Contoh lain, pengalaman seorang kerabat yang harus melahirkan anak kembar dalam kondisi prematur. Karena jantung salah satu bayi belum sempurna, akhirnya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan.

Kisah-kisah seperti itu tak pelak mempengaruhi kondisi psikologis Ibu hamil dan menyebabkan perasaan takut menjelang persalinan. Di benak Ibu hamil pun terbentuk persepsi bahwa melahirkan itu pasti akan terasa menyakitkan, menyeramkan, dan penuh risiko. Padahal, pengalaman melahirkan setiap Ibu pasti berbeda dan tak mungkin sama. Namun, umumnya para Ibu hamil merasa takut akan terjadi apa-apa terhadap bayi maupun dirinya di tengah proses persalinan.

Selain itu, jika Ibu hamil takut, janin juga ikut takut. Bisa dibilang, rahim adalah “sekolahnya” janin. Apa pun yang dirasakan Ibu hamil turut dirasakan oleh janin. Bayangkan bila Ibu hamil merasa ketakutan dan stres setiap hari. Detak jantung semakin cepat, napas menjadi tidak teratur, suplai oksigen kurang, dan yang lebih parah adalah produksi hormon persalinan (oksitosin dan endorfin) akan berkurang, diganti oleh hormon stres (adrenalin dan katekolamin).

Tahukah Ibu, hormon-hormon tersebut juga mengalir ke plasenta dan disalurkan ke janin? Akibatnya bisa timbul berbagai resiko, seperti: janin stres, suplai oksigen dan nutrisi ke janin kurang, serta memicu persalinan prematur.

Nah, apakah Ibu juga mengalami perasaan takut bersalin normal?

Mari cari tahu apa yang dapat Ibu lakukan untuk mewujudkan persalinan yang nyaman dan berkesan positif.


Dukungan Ayah Untuk Menghadapi Perasaan Takut Menjelang Persalinan


Dalam menjalani proses persalinan, Ibu dan Ayah adalah satu tim. Bila Ibu diliputi kegelisahan, ketakutan, dan kepanikan, otomatis akan “menular” ke Ayah. Begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, baik Ibu maupun Ayah agar sama-sama mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan. Peran Ayah dalam mendukung Ibu mengalami persalinan yang tenang dan nyaman, yaitu :
  • Mampu bersikap tenang dan tidak panik.
  • Mampu menguatkan Ibu, antara lain dengan mengulang-ulang berbagai kalimat positif mengenai persalinan.
  • Memahami apa yang dapat dilakukan untuk menenangkan Ibu, terutama di saat persalinan. Misalnya, dengan ikut kelas hypnobirthing.
  • Ikut serta dalam kelas birth partner sehingga Ayah memahami proses persalinan yang akan dilalui oleh Ibu.
  • Mendampingi Ibu setiap kali melakukan pemeriksaan kandungan.



Monday, November 23, 2015

Jari Tangan Kesemutan Pada Saat Hamil

tangan kesemutan saat hamil,jari tangan kesemutan saat hamil,jari tangan kesemutan pada ibu hamil
Jadi Ibu sering mengalami jari tangan kesemutan saat hamil? Bisa jadi itu gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Pada tahun 2000 -  2001, sebuah kelompok studi di Italia mempelajari terjadinya CTS pada Ibu hamil. Hasilnya ialah, 62% dari responden secara klinis didiagnosis mengalami CTS.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada terowongan karpal (carpal tunnel) yang terletak di pergelangan tangan. Terowongan kecil ini di dalamnya terdapat saraf median dan tendon-tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan, memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada jari, serta memberikan tenaga pada otot tangan untuk menjepit dan memegang benda oleh ujung jari.

Tangan kesemutan saat hamil atau CTS dapat terjadi karena beberapa faktor. Misalnya, gerakan tangan yang berulang (seperti : pekerjaan mekanik dimanufakturing), semua hal yang menyebabkan pembengkakan di terowongan karpal (semisal: mengetik di keyboard komputer terlalu lama), kondisi medis lain (seperti: penyakit diabetes melitus dan obesitas), faktor herediter (keturunan), adanya trauma ( dislokasi, patah, hematom (terkumpulnya bekuan darah) di daerah lengan bawah serta pergelangan tangan) perubahan hormon selama kehamilan, dan sebagainya.

Gejala CTS seringkali dirasakan di jari tangan, terutama ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis. Gejala yang muncul biasanya berkembang secara perlahan dan di malam hari akan terasa bertambah parah. Sebagian besar, keluhan ini dapat dialami pada kedua tangan  dan bisa timbul kapan saja, dimana saja.

Keluhan jari tangan kesemutan saat hamil atau CTS juga sering dialami oleh penderita diabetes melitus (DM). Secara normatif, aliran darah penderita DM terganggu atau tidak lancar sehingga lebih mudah terjadi kerusakan sel atau neuropati (kerusakan saraf). Itulah mengapa, bahasa lain dari CTS adalah entrapment neuropati (neuropati jebakan), karena dia terjebak dalam satu kanal.


Jari Tangan Kesemutan (CTS) Pada Ibu Hamil


Jari tangan kesemutan pada Ibu hamil (CTS) sering dialami Ibu hamil di trimester 2, karena tubuh Ibu hamil mulai membesar dan mengalami retensi (penahanan) cairan. Ketika terjadi retensi, tubuh membengkak, lalu menekan saraf medianus.

Adanya perubahan hormonal pada kehamilan yang mempengaruhi sistem otot dan tulang, pengaruh stres seperti ketakutan akan adanya kelainan pada bayi, dan komplikasi pada saat hamil atau melahirkan juga dapat mempengaruhi timbulnya keluhan CTS.

Jari tangan kesemutan saat hamil yang hilang-timbul, merupakan gejala paling ringan dari CTS. Ketika terjadi pembengkakan pada saraf dan tendon-tendon di terowongan karpal, saraf median akan tertekan dan mengakibatkan terjadinya CTS. Saraf median yang tertekan ini akan menimbulkan rasa kesemutan, rasa panas atau nyeri, kaku pada jari yang terasa seperti mengalami pembengkakan, mati rasa, dan yang terparah otot jadi mengecil.

Otot yang mengecil akan membuat otot jari menjadi lemah, terutama ibu jari. Saat Ibu memegang benda-benda ringan, semisal koran atau benda-benda kecil, seperti sendok, garpu, pensil, dan pulpen, tiba-tiba terlepas begitu saja dari tangan. Contoh lainnya, bila Ibu hobby menjahit, maka kemampuan menjahit jadi berkurang karena jari tak mampu menjepit jarum dengan baik.

Bagi Ibu hamil yang bekerja di depan komputer dalam waktu lama, tentu lebih berisiko mengalami CTS. Karena saat mengetik di komputer, posisi pergelangan tangan sampai jari Ibu seringkali tidak rata sehingga mengakibatkan terjadinya penekanan di saraf median. Itu pula yang membuat keluhan terasa bertambah saat malam hari. Sama saat seperti mengetik, ketika Ibu tidur malam terkadang posisi jari tangan juga tertekuk ata tidak netral (rata).


Terapi Tangan Kesemutan Saat Hamil (CTS)


Bila diabaikan, CTS dapat berlangsung terus secara progresif, bahkan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan akan penyakit tangan kesemutan saat hamil (CTS) dan sering dikacaukan dengan penyakit lain seperti rematik.

Namun, pada Ibu hamil, CTS biasanya tidak terlalu parah. Kebanyakan hanya mengeluh kesemutan dan akan hilang setelah melahirkan. Teorinya memang begitu. Bila kehamilan sudah berakhir, otomatis retensi cairan di tubuh Ibu akan berkurang, jadi CTS bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi dapat juga berulang pada kehamilan berikutnya.

Kendati demikian, bila CTS dirasakan sudah sangat mengganggu kenyamanan Ibu, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Batasannya adalah ketika Ibu merasakan otot jari yang lemah, mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari, atau terus berlanjut hingga sebulan setelah melahirkan. Kalau itu semua dialami oleh Ibu, baiknya Ibu segera minta dokter kandungan untuk merujuk ke dokter spesialis saraf dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah berkonsultasi dengan dokter saraf dan keluhan Ibu terbukti cocok dengan gejala CTS, dokter akan melakukan pemerikasaan otot dan sensorik Ibu. Ibu akan diminta melakukan tes pallen, yaitu menempelkan punggung tangan kiri dengan punggung tangan kanan menghadap ke atas, atau melalui pressure test. Bila Ibu merasakan nyeri di area pergelangan tangan atau jari-jari, berarti positif CTS secara klinis.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan klinis Ibu akan dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan EMG (Elektromiografi: teknik untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot). Dicek lagi, benarkah ada CTS atau tidak. Kalau Ibu positif CTS berdasarkan klinis dan pemeriksaan EMG, dokter akan meminta Ibu untuk melanjutkan terapi. Setelah terapi, dokter akan mengevaluasi lagi secara klinis.

Terapi dilakukan dengan pemberian obat yang disesuaikan tingkatan gejalanya. Untuk gejala tangan kesemutan saat hamil (CTS) ringan dan sedang, bisa diatasi dengan obat anti inflamasi, membalut pergelangan tangan dengan bebat atau papan, serta suntikan hormon kortikosteroid (salah satu hormon yang mengatur metabolisme tubuh). Dapat pula dilakukan dengan fisioterapi. Ada juga occupational therapy untuk memperbaiki fungsi tangan setelah keluhan menghilang atau sembuh. Di terapi ini, Ibu akan dilatih dan diajarkan gerakan-gerakan tertentu agar tidak menderita CTS lagi.

Bila beragam proses pengobatan ringan dan sedang tidak juga berhasil, prosedur operasi mungkin dilakukan setelah melalui berbagai pemeriksaan. Namun, jangan khawatir. Seperti sudah disinggung diatas, CTS pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan akan hilang sendiri setelah Ibu melahirkan.



Monday, November 16, 2015

Buah-Buahan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil, Mitos atau Fakta?

buah yang dilarang untuk ibu hamil, pantangan buah ibu hamil, buah buahan yang dilarang untuk ibu hamil, buah yg dilarang untuk ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah anggur, buah yang tidak boleh di makan ibu hamil, pantangan buah untuk ibu hamil, buah yang dilarang untuk ibu hamil muda, bolehkah ibu hamil makan buah pepaya, buah yg dilarang ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah durian, buah yang dilarang buat ibu hamil, bolehkah ibu hamil makan buah nanas, buah yang dilarang dikonsumsi ibu hamil, buah yang tidak boleh di makan ibu hamil muda, buah pantangan ibu hamil muda, buah buahan yang tidak boleh di makan ibu hamil, buah yg dilarang untuk ibu hamil muda, pantangan buah bagi ibu hamil, buah apa saja yang dilarang untuk ibu hamil, pantangan buah untuk ibu hamil muda, pantangan buah-buahan untuk ibu hamil
Banyak buah buahan yang dilarang untuk Ibu hamil. Apakah hal ini adalah mitos atau fakta? Sebelum telanjur berhenti menyantap buah favorit, mari kita simak penjelasan ilmiah dibalik larangan tersebut.


Durian


Buah ini mengandung asam arachidonat dan alkohol yang dapat memicu keguguran ataupun mengakibatkan berat badan bayi menjadi rendah.

FAKTA : Durian aman dikonsumsi saat hamil, asal jangan berlebihan. Sebuah penelitian justru mengungkap durian mengandung organo-sulphur dan tryptophan yang berfungsi sebagai antioksidan. Meski begitu, durian juga mengandung kadar gula dan karbohidrat yang tinggi. Dua biji durian ukuran sedang setara dengan 60 kalori. Karena itu, Ibu hamil yang memiliki diabetes kehamilan harus menghindari buah yang disebut juga sebagai si “raja buah” ini.


Anggur


Mengkonsumsi buah anggur pada masa dua minggu pertama kehamilan rawan membuat kondisi kandungan panas sehingga bisa menyebabkan keguguran.

FAKTA : Buah-buahan berwarna cerah, khususnya yang dagingnya juga berwarna cerah seperti kulitnya, kaya akan flavonoid dan phytochemical. Dua zat ini berfungsi sebagai anti peradangan. Anggur juga termasuk dalam buah-buahan berwarna cerah. Belum ada penelitian yang membuktikan hubungan antara konsumsi buah anggur dan keguguran. Mengkonsumsi buah anggur dalam jumlah tak berlebihan justru dapat membantu dalam masalah konstipasi/sulit BAB yang sering terjadi saat hamil.


Nanas


Buah nanas dapat melunakkan leher rahim sehingga bisa mengakibatkan keguguran (atau persalinan dini bila dikonsumsi pada trimester tiga).

FAKTA : Nanas kerap jadi momok bagi Ibu hamil, karena kandungan bromelain dalam buah ini dipercaya dapat memperbesar risiko keguguran serta mempercepat persalinan. Sesungguhnya, satu buah nanas hanya mengandung bromelain dalam jumlah sangat kecil. Bila Ibu hamil mengkonsumsi sedikitnya 7 (tujuh) buah nanas sekaligus, barulah akan terasa dampaknya. Itupun umumnya hanya akan mengakibatkan perut terasa kembung, mual yang diikuti muntah hingga diare. Jika Ibu hamil bermaksud untuk memakan nanas dengan kandungan bromelain yang paling minim, buang bagian inti nanas yang keras karena di situlah bromelain paling banyak berkumpul.


Pepaya


Buah pepaya yang setengah matang atau mentah dapat memicu kontraksi rahim terutama pada masa awal kehamilan.

FAKTA : Buah pepaya yang setengah matang atau mentah mengandung getah serupa lateks. Getah ini bekerja sebagai hormon prostaglandin dan oksitosin yang dapat memicu kontraksi rahim. Oleh karena itu, Ibu hamil tidak disarankan mengkonsumsi buah pepaya mentah terutama saat hamil muda. Jadi, pantangan Ibu hamil makan buah pepaya setengah matang atau mentah adalah benar, dan bukan hanya mitos. Akan tetapi, buah pepaya yang ranum aman dikonsumsi Ibu hamil. Enzim papain yang ada di dalam buah pepaya ranum bisa membantu masalah pencernaan yang umumnya terjadi saat hamil.


Air Kelapa


Minum air kelapa segar pada trimester pertama kehamilan akan melemahkan kandungan.

FAKTA : Air kelapa kaya potasium, klorida, magnesium, dan elektrolit. Air kelapa juga merupakan sumber serat, riboflavin, vitamin C, sodium dan protein. Minum air kelapa pada trimester pertama justru dapat membantu Ibu hamil mengatasi masalah konstipasi, rasa mual di pagi hari, serta nyeri ulu hati yang kerap terjadi saat hamil. Air kelapa pun banyak mengandung mikromineral. Minum air kelapa dapat membantu menormalkan tekanan darah yang rendah atau tinggi kala hamil.


Kuncinya Adalah Tidak Berlebihan


Sesungguhnya, tidak ada pantangan makanan bagi Ibu hamil. Untuk memastikan janin memperoleh nutrisi terbaik dalam jumlah cukup, Ibu harus menerapkan pola makan bergizi seimbang yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ibu pun sebaiknya mengkonsumsi makanan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Selain itu, pembelajaran makan pertama dimulai sejak janin berada di dalam rahim, sehingga dengan Ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang bervariasi, akan mendukung proses pembelajaran ini.

Kebutuhan energi Ibu hamil lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada trimester pertama, energi Ibu hamil harus ditambah 180 kkal per hari dan pada trimester kedua-ketiga ditambah 300 kkal per hari. Untuk konsumsi air, Ibu hamil harus menambah minum setiap hari sebanyak 300 ml. Kebutuhan vitamin dan mineralnya pun meningkat. Walau demikian, bukan berarti Ibu hamil harus menambah porsi makan berlebihan agar “cukup untuk berdua”. Contoh : energi 300 kkal sudah bisa diperoleh dari satu iris roti gandum ditambah satu sendok selai kacang.

Kelebihan berat badan Ibu hamil di luar batas normal akan meningkatkan risiko berbagai masalah pada kehamilan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes kehamilan. Sebaliknya, kebutuhan gizi Ibu hamil yang tidak terpenuhi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak, fisik, metabolisme, hingga hormon janin. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak pada kecerdasan dan munculnya penyakit, semisal diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kanker, dan sebagainya.

Pada prinsipnya, apa yang dikonsumsi berlebihan pasti akan mengganggu kesehatan. Jika terlalu banyak makan yang pedas-pedas atau asam misalnya, bisa timbul gangguan pencernaan, seperti mual, sakit perut, muntah, dan diare. Ibu hamil yang mengalami diare akut berisiko menderita dehidrasi yang dengan sendirinya sangat mengganggu kehamilan.

Hal lain yang juga perlu untuk diperhatikan adalah kebersihan makanan yang akan dikonsumsi. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum makan, serta memastikan kebersihan makanan, akan menurunkan risiko terkena penyakit yang disebabkan bakteri, seperti tifus.

Monday, November 9, 2015

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3

Tips Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester 3
Memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi sang buah hati tampaknya sudah menjadi naluri seorang Ibu sebagai salah satu bentuk persiapan persalinan. Seperti seekor burung betina yang menyiapkan sangkar untuk anak-anaknya, manusia pun melakukan hal yang sama. Ternyata persiapan rumah atau tempat tinggal untuk sang buah hati dapat membuat Ibu menjadi lebih sehat karena banyak bergerak.

Menjelang kelahiran sang buah hati, keinginan untuk mempersiapkan keperluan bayi menjadi semakin tinggi. Dari membeli kebutuhan dasar, seperti menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya, hingga melakukan bersih-bersih rumah demi memberikan ruang tidur yang nyaman.

Menariknya, aktivitas yang sering dilakukan mulai trimester ketiga ini tidak hanya membuat bayi tercukupi kebutuhan dasarnya. Rumah yang bersih sudah tentu akan menunjang kesehatan bayi. Perabotan yang tertata rapi pun akan memudahkan mobilitas Ibu dalam merawat bayi.

Tidak terbatas sampai disitu, masih ada manfaat lainnya.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Dapat Membuat Ayah dan Ibu Menjadi Lebih Dekat


Menyiapkan kebutuhan bayi juga memberi kesempatan bagi Ibu, Ayah dan keluarga untuk lebih dekat secara emosional.

Mempersiapkan kebutuhan bayi, seperti belanja kebutuhan hingga kegiatan bersih-bersih di rumah merupakan salah satu bentuk tradisi persiapan persalinan yang telah lama ada. Biasanya tidak hanya Ibu yang sibuk mempersiapkan semuanya, peran Ayah dan keluarga juga besar, sehingga tradisi tersebut akhirnya membuat kedekatan satu sama lain lebih terasa.

Ya, dalam proses mempersiapkan kebutuhan bayi, Ibu dan Ayah memang memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua. Dari berdiskusi tentang barang apa saja yang sebaiknya dibeli, menentukan dimana bayi akan tidur nantinya, atau melakukan bersih-bersih rumah bersama di akhir pekan.

Jadi, walau Ibu bisa melakukannya sendiri atau menyerahkannya pada orang lain, sebisa mungkin libatkan Ayah dalam persiapannya. Ingat, kebersamaan itulah yang akhirnya membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih dekat, lebih mengerti tentang apa saja kebutuhan bayi, sehingga nantinya bisa saling mendukung dalam merawat sang buah hati.

Tentu saja, Ibu jangan sampai lupa diri. Memang menyiapkan kebutuhan bayi terasa menyenangkan, sehingga kadang membuat Ibu tidak terasa lelah walau sudah belanja dan bersih-bersih rumah seharian. Namun ada beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan saat melakukan bersih-bersih perabotan maupun kamar bayi, agar kenyamanan dan keamanan Ibu bisa terus terjaga. Silahkan perhatikan apa saja yang bisa dilakukan dan apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan berikut ini ...


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Boleh Dilakukan


Berikut ini adalah persiapan rumah menjelang persalinan yang boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Gunakan Sarung Tangan Pelindung. Zat kimia pada cairan pembersih bisa saja menyerap ke dalam kulit dan akhirnya masuk ke aliran darah. Walau belum diketahui pasti dampaknya pada janin, baiknya Ibu memastikan tidak terpapar langsung. Bila ingin pembersih yang lebih aman, coba buat sendiri; gunakan baking soda untuk membersihkan lantai atau semprotkan campuran cuka dan air untuk hasil yang lebih maksimal.
  • Ventilasi Harus Baik. Hal ini agar uap racun dari cairan pembersih tidak akan mengendap, kualitas udara pun bisa tetap terjaga.
  • Kenakan Sandal Antislip. Semakin besar kehamilan, keseimbangan Ibu menjadi berkurang. Baiknya Ibu tidak sering-sering berada di tempat yang basah karena berpotensi terpeleset. Bila memang harus, gunakan alas kaki tepat saat berada di kamar mandi atau ruang cuci.
  • Selingi Dengan Beristirahat. Bersantailah sejenak setelah beres-beres rumah selama 20 menit walau belum merasa lelah. Ini akan menghindari Ibu dari kelelahan yang akhirnya membuat kondisi tubuh menjadi tidak prima.
  • Gunakan Sapu atau Alat Pel Dengan Gagang. Hal ini akan membuat posisi punggung bisa tetap tegak. Posisi membungkuk bisa membuat perut tertekan, selain menyebabkan rasa tidak nyaman. Tekanan yang kuat juga bisa memicu kontraksi pada rahim. Lalu, bagaimana dengan mengepel jongkok yang katanya bagus untuk dilakukan saat hamil besar? Bila posisi bayi masih sungsang, mengepel jongkok bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki posisi janin. Namun, bila posisi janin sudah bagus, mengepel jongkok bukanlah suatu keharusan.
  • Hentikan Bila : Ibu merasa pusing, timbul flek, perut nyeri, atau mengalami kondisi apa pun yang membuat Ibu menjadi tidak nyaman.


Persiapan Rumah Menjelang Persalinan Yang Tidak Boleh Dilakukan


Berikut ini adalah persiapan rumah menjelang persalinan yang tidak boleh dilakukan oleh Ibu hamil :
  • Mengangkat Beban Berat. Misalnya seperti : ember berisi pakaian basah atau air untuk mengepel. Aktivitas ini berpotensi membuat Ibu mengalami keluhan berupa sakit pinggang atau nyeri tulang punggung. Bila mengangkat beban berat membuat otot perut tertarik, maka kontraksi mungkin saja terjadi.
  • Menggapai Benda-Benda Tinggi. Misalnya saja, Ibu berusaha meletakkan sesuatu di rak yang cukup tinggi, sehingga perlu berjinjit atau menaiki tangga. Sebisa mungkin jangan melakukan sendiri, tunggulah sampai ada orang yang bisa membantu. Walau Ibu melakukannya dengan hati-hati, tetap saja ada resiko untuk terjatuh.
  • Melakukannya Sendiri. Ingat, kegiatan bersih-bersih juga bisa menjadi cara untuk membuat Ibu dan Ayah menjadi lebih dekat. Coba atur waktu kapan bisa melakukannya bersama, sehingga Ayah juga memiliki kesempatan untuk menata kamar sang buah hati.
  • Membuat Target Terlalu Tinggi. Misalnya, Ibu berniat untuk mencuci semua pakaian di hari ini sekaligus membereskan perabotan bayi, jika sebelum hamil Ibu bisa dan sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan rumah sekaligus, kala hamil kondisinya bisa berbeda. Pasalnya, kehamilan membuat kondisi fisik Ibu jadi mudah lelah. Untuk itu, cicillah kegiatan ini atau minta anggota keluarga lain untuk membantu sehingga terasa lebih ringan.



Monday, November 2, 2015

Tantangan Melamar Kerja Pada Saat Hamil


Bagi seorang calon karyawan wanita, melamar kerja pada saat hamil memang tidaklah mudah. Maklum, sudah bukan rahasia lagi jika banyak perusahaan yang enggan menerima calon karyawan perempuan yang sedang mengandung. Lalu, apakah hal ini berarti tidak ada harapan bagi perempuan yang sedang hamil yang ingin mencari pekerjaan?

Joyce E. Russel, Wakil Dekan di University of Maryland’s Robert H. Smith School of Business dan Direktur di Executive Coaching and Leadership Development Program, menyarankan agar calon karyawan perempuan yang sedang mencari pekerjaan dalam keadaan sedang hamil untuk tidak cepat berputus asa.

Hal ini terutama bagi perempuan yang memiliki bakat dan kemampuan terbilang unik serta spesifik. Jika memiliki bakat dan kemampuan demikian, pasti akan banyak perusahaan yang membutuhkan kehadiran Anda untuk dapat bekerja di perusahaan mereka.

Russel mengutarakan, ada sejumlah hal yang memberatkan bagi perusahaan untuk dapat menerima seorang wanita yang melamar kerja pada saat hamil. Salah satunya ialah jumlah cuti dan hari kerja tak efektif yang akan dilalui oleh karyawan perempuan yang sedang hamil tersebut. Selain itu, ada beberapa kebiasaan dari orang Indonesia, bahwa wanita setelah hamil dan kemudian melahirkan anaknya, maka wanita tersebut akan memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi sepenuhnya seorang Ibu rumah tangga.

Namun, menurut Russel, sekarang ini sudah banyak perusahaan yang paham dan membutuhkan kemampuan karyawan perempuan yang tidak dimiliki oleh karyawan pria. Kini semakin banyak perusahaan yang telah mencoba untuk ‘melenturkan’ aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, mereka mencoba untuk membuat perusahaan mereka menjadi lebih ramah terhadap para karyawan perempuan yang sedang menanti buah hati (sedang hamil).

Rekomendasi Russel untuk para calon karyawan perempuan yang melamar kerja pada saat hamil ialah untuk tetap memprioritaskan rencana terhadap keluarga terlebih dahulu. Selanjutnya, cobalah untuk menyebarkan banyak lamaran ke perusahaan yang memang telah terbukti ‘ramah’ kepada karyawan perempuan yang sedang hamil. Jangan lupa juga untuk menyiapkan mental serta kekuatan fisik untuk menjalani berbagai panggilan wawancara kerja. Sementara itu, Russel menyarankan Anda untuk memperkaya diri dengan pengetahuan dan kemampuan lebih. Hal ini bertujuan agar orang lain bisa melihat kelebihan Anda, dan bukan hanya kehamilan Anda.

Selain itu, seorang wanita yang melamar kerja pada saat hamil, juga perlu untuk menunjukkan komitmennya pada perusahaan selama proses wawancara, dengan mengatakan bahwa Ia akan cuti selama 3 bulan untuk melahirkan, akan tetapi setelah itu Ia akan melanjutkan pekerjaannya. Hal ini akan membuat perusahaan lebih mempertimbangkan untuk dapat menerima Anda sebagai pegawai mereka.



Tips Melamar Kerja Pada Saat Hamil


Walaupun sangat disarankan untuk banyak beristirahat, tetapi banyak Ibu hamil yang tetap pada pendiriannya untuk melamar pekerjaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti masalah finansial, masalah keinginan untuk tidak putus berkarier dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa tips bagi seorang wanita yang memutuskan untuk melamar kerja pada saat hamil :
  • Cobalah untuk berkomunikasi terlebih dahulu dengan suami mengenai keinginan Anda untuk bekerja selama hamil. Peran Suami akan sangat penting untuk ikut menjaga kehamilan Ibu, seperti misalnya mengantar ke tempat kerja dan membantu meringankan pekerjaan di rumah setelah selama seharian penuh Ibu bekerja di kantor. Tanyakan pada Suami, sampai sejauh mana Ia bersedia membantu Anda.
  • Komunikasikan dengan dokter kandungan Ibu, mengenai keinginan Ibu untuk bekerja. Apakah Ibu cukup sehat secara medis untuk bekerja selama hamil? Tanyakan juga mengenai jenis pekerjaan yang sebaiknya Ibu hindari (kondisi kehamilan setiap Ibu hamil tentu akan berbeda-beda).
  • Coba carilah informasi mengenai perusahaan tempat Ibu akan melamar kerja. Bayangkan jika Anda diterima bekerja disana. Apakah tempatnya cukup strategis dicapai dengan kondisi Ibu yang sedang hamil? Dengan apakah Anda akan pergi ke kantor? Jika Anda harus pergi ke kantor dengan angkutan umum, cobalah cari informasi apakah tersedia angkutan umum yang ‘ramah’ terhadap kehamilan Anda.
  • Sebelum melamar pekerjaan di suatu perusahaan, alangkah baiknya Anda untuk terlebih dahulu meneliti kebijakan perusahaan tersebut terhadap karyawan yang sedang hamil, khususnya untuk pegawai yang masih baru. Carilah informasi yang terkait dengan, apakah mereka pernah menerima pegawai yang sedang hamil.
  • Carilah informasi seputar posisi pekerjaan yang akan Anda lamar. Apakah posisi tersebut cukup ‘bersahabat’ terhadap kehamilan Anda? Terutama untuk masalah kesehatan kehamilan Anda.
  • Carilah informasi seputar masalah cuti hamil di perusahaan itu. Hal ini sangat penting karena dalam beberapa bulan ke depan Anda akan sangat membutuhkannya.
  • Carilah juga informasi mengenai kebijakan perusahaan tersebut terhadap seorang Ibu yang sedang dalam masa menyusui bayi-nya. Biasanya seorang Ibu yang telah melahirkan anaknya, tentu sangat ingin untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi-nya tersebut.