Sunday, January 17, 2016

Tidur Mendengkur Pada Saat Hamil

mendengkur saat hamil, ibu hamil mendengkur, ibu hamil tidur mendengkur, tidur mendengkur saat hamil, wanita hamil mendengkur, wanita hamil tidur mendengkur, penyebab ibu hamil mendengkur, penyebab mendengkur pada ibu hamil, penyebab mendengkur saat hamil, penyebab tidur mendengkur pada ibu hamil, penyebab tidur mendengkur saat hamil
Jangan anggap remeh kebiasaan tidur mendengkur pada saat hamil. Selain bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional, janin pun berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan lahir prematur.

Mendengkur atau mengorok kerap dialami oleh Ibu hamil, bahkan pada Ibu yang sebelum hamil tidak pernah mendengkur. Ibu hamil biasanya akan mulai mendengkur pada trimester kedua. Studi yang dilakukan oleh SLEEP (jurnal ilmiah dan medis bulanan yang menampilkan artikel berhubungan dengan tidur) membuktikan, 35% Ibu hamil mendengkur 3-4 kali dalam seminggu atau setiap hari dan 26% perempuan hanya mendengkur selama kehamilan.

Kenapa sih Ibu hamil bisa mendengkur? Berikut ini adalah beberapa alasannya …

Pertama, pertumbuhan rahim dan janin yang menekan diafragma membuat Ibu hamil menjadi sulit bernapas, termasuk ketika sedang tidur, ini membuat napas Ibu hamil menjadi berat.

Kedua, perubahan saluran napas yang dipicu oleh peningkatan hormon kehamilan, sehingga menyebabkan selaput lendir dan saluran hidung membengkak. Akibatnya, Ibu hamil jadi mendengkur.

Ketiga, peningkatan berat badan saat hamil membuat otot pernapasan terdesak, sehingga menyempit di bagian tenggorokan, lalu berbunyi saat dilewati udara.

Keempat, menurut Tess Graham, ahli pernapasan dan fisioterapis di Australia, stres (baik secara fisik, mental, maupun emosional) juga mempengaruhi pernapasan dan dapat menyebabkan seseorang menjadi mendengkur.

Saat hamil, sorang wanita memang harus selalu mempunyai perasaan yang senang atau gembira.


Bahaya Tidur Mendengkur Saat Hamil


Tidur mendengkur saat hamil sering dianggap wajar dan tidak berisiko pada kehamilan. Padahal, mendengkur ternyata mengakibatkan peningkatan tekanan darah, diabetes, preeklamsia, gangguan pertumbuhan janin, dan kelahiran bayi prematur.

Mendengkur ringan saat hamil saja sudah mempengaruhi aliran darah ke janin. Janin yang dikandung oleh Ibu yang mendengkur akan berusaha melindungi diri dengan mengurangi aktivitasnya. Efeknya, janin jadi kurang aktif dan fit.

Penelitian dari University of Michigan Health System menunjukkan, Ibu hamil yang tidur mendengkur tiga malam atau lebih tiap minggunya berisiko lebih tinggi untuk melalui proses persalinan dengan operasi sesar atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.

Sebuah riset lain yang diterbitkan pada jurnal Chest (jurnal kesehatan sejak 1935, meliputi penyakit dada dan isu-isu terkait) tahun 2000 menyimpulkan, mendengkur merupakan tanda dari peningkatan tekanan darah pada kehamilan dan dapat menjadi tanda terhambatnya pertumbuhan janin.

Penelitian ini juga menyatakan, Ibu hamil mengalami peningkatan dengkuran seiring dengan usia kehamilan, sebayak 6% di trimester kedua dan 24% saat memasuki trimester ketiga. Selain itu, 10% Ibu hamil yang mendengkur mengalami preeklamsia dengan peningkatan tekanan darah dan penambahan kadar protein pada urine, sementara yang tidak mendengkur hanya 4%.

Dalam studi lain pada 2013, peneliti dari University of Michigan’s Sleep Disorders Centre menyatakan, dengkur kronis pada Ibu hamil memiliki hubungan dengan berat bayi yang lebih rendah dan operasi sesar. Penelitian ini melibatkan 1673 partisipan dan lebih dari sepertiganya adalah Ibu hamil.

Menurut peneliti, Ibu hamil dengan dengkur kronis (yang mendengkur sebelum dan selama kehamilan) berpeluang 2/3 mempunyai berat bayi 10% lebih ringan dari berat normal. Mereka juga dua kali lebih berpeluang melahirkan secara sesar. Ibu hamil yang sudah mendengkur sebelum hamil juga berisiko mengalami operasi sesar dua kali lebih besar disbanding Ibu hamil yang baru mendengkur saat hamil.

Kekhawatiran lain dari efek buruk mendengkur adalah diabetes gestasional, yang menurut Centers for Disease Control and Preventation (lembaga kesehatan masyarakat nasional terkemuka di Amerika Serikat) mempengaruhi hingga 9,2% perempuan. Ini disebabkan ketika Ibu hamil tidak bisa mendapatkan cukup oksigen, yang menjadi salah satu dampak buruk mendengkur, dapat mengubah metabolisme glukosa Ibu.


Gangguan Napas Akibat Mendengkur Saat Hamil


Penyempitan saluran napas yang terjadi saat tidur menyebabkan tersumbatnya saluran napas. Akibatnya, walau ada gerak napas, udara tak ada yang masuk ataupun keluar. Napas tak terjadi. Seolah tercekik dalam tidur, terjadi reaksi berantai yang dimulai dari penurunan kadar oksigen hingga Ibu hamil terbangun. Tetapi, biasanya pendengkur tidak ingat dirinya terbangun-bangun sepanjang malam, ia hanya merasa tidak segar dan terus mengantuk di siang hari.

Kondisi henti napas di saat tidur ini disebut sleep apnea atau selengkapnya Obstructive Sleep Apnea (OSA). Pada orang dewasa, OSA merupakan salah satu penyebab utama terjadinya hipertensi dan juga menjadi penyebab berbagai gangguan jantung, peningkatan gula darah hingga stroke. Pada kehamilan pun tidak berbeda, mendengkur menyebabkan peningkatan tekanan darah atau gestational hypertension.

Henti napas dan bangun singkat berulang akan menyebabkan tubuh Ibu hamil mengalami stres (stres oksidatif). Sebagai respons, tekanan darah akan meningkat. Nah, karena henti napas tidur, oksigen dalam peredaran darah Ibu juga akan naik turun sepanjang tidur, bersama dengan gangguan metabolisme. Hal ini menyebabkan kualitas janin yang kurang baik, semisal kurang berat badan.

OSA juga dapat mengakibatkan preeklamsia, ditandai dengan hipertensi yang baru diderita saat kehamilan (140/90 mmhg). OSA dapat memicu preeklamsia lewat mekanisme penurunan kadar oksigen dan episode bangun berulang (tanpa sadar) yang akan meningkatkan aktivitas simpatis tubuh. Saraf simpatis/simpatik yang berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh, seperti mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah.


Mengatasi Dengkur Saat Hamil


Nah, apakah Ibu tidur mendengkur saat hamil? Coba tanyakan kepada Ayah, apakah saat tidur, Ibu mendengkur, berhenti bernapas sesaat ketika tidur malam, atau bernapas tersendat-sendat. Bila ya dan Ibu mendengkur lebih dari tiga malam dalam sepekan, tekanan darah naik, dan merasa ngantuk berlebihan di siang hari, ini tanda Ibu mengalami OSA.

Meski wajar bila mudah merasa lelah saat hamil, kalau Ibu ngantuk terus-menerus sepanjang hari dan tubuh terasa amat lelah, itu pertanda Ibu mendengkur saat tidur malam. Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter, agar terhindar dari dampak berbahayanya.

Baik Ibu hamil yang mendengkur kronis maupun yang baru mulai mendengkur saat hamil, penanganannya sama saja. Ibu hamil akan melalui tahapan diagnosis di laboratorium tidur dengan menggunakan alat bernama polisomnografi (PSG). Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui jenis henti napas, derajat keparahan, gangguan aliran udara, kadar oksigen, kerja jantung, serta bagaimana kualitas tidur Ibu. Tentu saja, jika hasilnya hanya mendengkur tanpa gangguan napas, Ibu tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Nah, setelah diagnosis ditegakkan, CPAP (Continous Positive Airway Pressure) dapat diberikan. Ibu hamil akan diajarkan bagaimana penggunaan CPAP yang sudah diberi petunjuk penyetelannya oleh dokter. CPAP adalah alat yang fungsinya meniupkan tekanan positif ke saluran napas lewat masker hidung. Tekanan positif tersebut akan menjaga saluran napas Ibu tetap membuka. Dengan begitu, proses henti napas pada saat tidur tak akan terjadi dan kadar oksigen tetap terjaga. Ibu hamil pun dapat tidur pulas.

CPAC untuk mengatasi mendengkur dan OSA ditemukan oleh Colin Sullivan. Bersama timnya, ia melihat efek mendengkur pada Ibu hamil terhadap janin, dengan cara merekam aktivitas janin lewat ultrasound. Semakin aktif gerak janin, semakin sehat pula janin tersebut. Hasilnya, gerak janin meningkat dari 319 saat Ibu hamil mendengkur menjadi 592 setelah dengkur diatasi dengan CPAP. Saat Ibu hamil tidur mendengkur, gerak janin menurun menjadi 7,4 per jam. Sementara saat mendengkur diatasi dengan CPAP, aktivitas janin meningkat menjadi 12,6 per jam.

Dengan menggunakan CPAP, dengkuran Ibu hamil bisa hilang, dan kondisi janin kembali optimal.




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.