Saturday, August 9, 2014

Hormon Yang Berpengaruh Selama Masa Kehamilan

Hormon Yang Berpengaruh Selama Masa Kehamilan
Ada beberapa hormon yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Katanya mual muntah saat berbadan dua adalah gara-gara hormon. Ibu hamil merasa sedih juga gara-gara hormon. Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan hormon kehamilan ini ?

Kehamilan merupakan proses alami. Dengan kehamilan, manusia dapat terus beregenerasi. Ketika kehamilan berlangsung, pada tubuh ibu banyak terjadi perubahan secara alami. Selain perubahan bentuk fisik yang ditandai dengan perut yang semakin bertambah membesar, tubuh pun akan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan tersebut.

Secara umum, hormon kehamilan bermanfaat mendukung kehamilan yang berlangsung agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Untuk itu, alangkah baiknya bila para ibu hamil mengetahui hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan. Harapannya, dengan mengenal hormon kehamilan, maka tidak terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya sebagai mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.

Bila ibu mengalami masalah seputar hormon pada masa kehamilan, alangkah baiknya melakukan konsultasi dengan ahlinya, yaitu dokter kandungan. Umumnya, dokter akan melakukan pengobatan sesuai dengan kondisi ibu. Jadi, jangan sembarangan mengkonsumsi obat umum.

Berikut ini adalah hormon-hormon yang diproduksi selama kehamilan, berikut fungsi dan dampak yang dihasilkannya :

 

 

BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)


Hormon yang terbentuk pada awal kehamilan ini diproduksi oleh sel-sel kehamilan sebelum terbentuknya plasenta. Produksi hormon ini biasanya tinggi pada awal-awal kehamilan.
Fungsi :
  • Menjadi indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui air seni. Itulah mengapa, pada awal kehamilan, kebanyakan alat tes kehamilan akan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine. Dengan demikian, alat tes kehamilan akan mengindikasikan terjadinya kehamilan atau kebanyakan orang menyatakan bahwa hasil tesnya positif.
  • Mempertahankan kehamilan sehingga janin bisa menempel dalam rahim ibu. Dengan berkembangnya kehamilan dan mulai terbentuknya plasenta, terutama pada usia kehamilan 14-16 minggu, plasenta mulai mengambil alih fungsi BHCG dengan menghasilkan hormon progesteron.
Dampak :
  • Kadar BHCG yang tinggi dalam darah menyebakan mual muntah (morning sickness).
  • Kadar BHCG yang kurang pada masa awal kehamilan dapat membahayakan janin. Biasanya akan menyebabkan terjadinya vlek-vlek, bahkan bisa menyebabkan keguguran.

 

 

Progesteron


Kadar hormon progesteron pada tubuh ibu akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Fungsi :
  • Sama dengan BHCG, yakni mempertahankan kehamilan layaknya penguat.
  • Menyebabkan rahim tidak berkontraksi sehingga tidak terasa kencang. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya hormon progesteron, hormon prostaglandin yang merangsang kontraksi pada persalinan juga mengalami peningkatan.
  • Menyiapkan payudara untuk menyusui setelah persalinan kelak.
Dampak :
  • Kadar hormon progesteron yang kurang pada trimester awal dan kedua dapat menimbulkan keluhan pecahnya ketuban atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya bersalin. Akibatnya, dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.
  • Dapat mengembangkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah. Itulah mengapa, ibu sering pusing saat hamil.
  • Menyebabkan otot-otot menjadi lemas, terutama otot saluran pencernaan ibu, yang mengakibatkan timbul keluhan, seperti : mual muntah, perasaan begah, dan susah buang air besar.
  • Mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernapasan, mual dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.

 

 

Estrogen


Hormon ini dihasilkan oleh ovarium.
Fungsi :
  • Mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim.
  • Menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan histologi pada vagina.
  • Mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui.
  • Mengontrol pelepasan LH dan FSH.
  • Menjadikan otot-otot uterus sensitif, mengendorkan serviks, vagina, vulva.
  • Menimbulkan kontraksi pada rahim.
  • Memperkuat dinding rahim demi mengatasi kontraksi saat persalinan.
  • Melembutkan jaringan tubuh agar jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lentur sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat.
  • Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi, dan payudara.
Dampak :
  • Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan.
  • Dengan peningkatan hormon ini, ibu hamil sering merasa sakit punggung, dapat juga menyebabkan varises.

 

 

HPL (Human Placental Lactogen)


Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon protein.
Fungsi :
  • Merangsang pertumbuhan janin.
  • Menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh.
  • Berperan penting dalam produksi ASI.
Dampak :
  • Memberikan perubahan terhadap payudara berupa pembesaran pada payudara serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
  • Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.

 

 

Prostaglandin


Produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Dihasilkan oleh rahim.
Fungsi :
  • Meningkatkan kontraksi uterus.
Dampak :
  • Berkurangnya hormon prostaglandin dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu.

 

 

Oksitosin


Hormon ini timbul akibat meningkatnya hormon prostaglandin. Kadar oksitosin secara bertahap meningkat pada saat proses persalinan dan mencapai puncaknya pada saat persalinan.
Fungsi :
  • Sebagai pencetus kontraksi. Hormon ini bekerja untuk memaksa rahim agar berkontraksi sehingga terjadi persalinan.
  • Menumbuhkan rasa cinta ibu terhadap bayinya.
  • Membantu proses persalinan.
  • Membantu produksi ASI setelah persalinan.
Dampak :
  • Seperti halnya hormon prostaglandin, berkurangnya hormon oksitosin dalam tubuh dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu. Akibatnya, ibu membutuhkan induksi dengan obat-obatan perangsang hormon untuk mempermudah persalinan.

 

 

MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)


Fungsi :
  • Merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit.
Dampak :
  • Menggelapkan warna puting susu dan daearah di sekitarnya.
  • Pigmentasi kecokelatan pada wajah, bagian perut, dan garis dari pusar ke simpisis (linea nigra).

Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.